_Happy reading_" Good job vania, nggak sia-sia kita bayar Lo mahal " ujar gendis seraya menepuk nepuk pundak Vania.
Vania tersenyum tipis. " Ya, untuk tugas seperti itu, memang cukup mudah bagi gue ". Ia mengambil satu gelas minuman yang tersedia di meja, kemudian meminumnya hingga tandas.
Dela ikut bergabung duduk di kursi.
" Tapi, gue punya satu tugas lagi buat Lo. Ya, untuk menyempurnakan aja "Vania mengangkat salah satu alisnya.
" Apa? "Dela tersenyum miring. " Lo cukup buat hubungan Fabian sama Liora benar-benar selesai. Lo pasti bisa kan? "
" Oke. Akan gue lakuin. Tapi, jangan lupa sama janji Lo itu " peringat Vania pada Dela dan gendis.
Gendis mengangguk. " Ya, kita nggak akan lupa. Asalkan Lo berhasil kerjain tugas dari kita "
Vania hanya membalas dengan gumaman kecil. Kemudian memakan makanan yang tersedia dimeja. Dela dan gendis yang menyiapkan itu. Guna merayakan keberhasilan tugasnya.
*
Liora berjalan pelan di koridor yang masih sepi saat ini. Ia sengaja berangkat lebih pagi dari biasanya, karena tak mau menjadi pusat perhatian banyak orang. Apalagi setelah keluar dari rooftop kemarin, langsung banyak orang yang mengerubungi nya, bertanya tanya apa yang terjadi antara dirinya dan Fabian.
Setelah berpikir semalaman, dan meminta saran kepada beberapa orang. Ia memutuskan untuk mendengarkan penjelasan dari Fabian hari ini. Ia akan memutuskan sesuatu setelah mendengar penjelasan dari cowok itu.
" Ra, are you okay? " Tanya Hanna seraya menyimpan tasnya di kursi.
Liora tersadar dari lamunannya. Kemudian mengangguk dengan senyuman tipis. " Ya, i'm okay "
" Mata kakak hitam banget, kayak panda " komentar Cici yang datang bersama Elang ke kelas.
Liora terkekeh kecil. " Eh, Cici. lama nggak ketemu, kemana aja? "
" Ini, aku baru sembuh dari sakit demam kak. Makanya baru sekolah lagi " jawab Cici.
Hanna dan Liora kompak mengangguk. Tak lama bel masuk berbunyi. Semua murid langsung memasuki kelas masing-masing. Tak terkecuali Fabian dkk.
Liora menatap kearah kelima cowok itu, lebih tepatnya pada Fabian. Mereka sempat bertatapan selama beberapa detik, tetapi Liora langsung memalingkan wajahnya.
" Ahh akhirnya istirahat juga. Yuk kantin kuy " ajak Hanna bersemangat.
Liora mengangguk seraya membereskan buku-bukunya. Kemudian mengikuti Hanna. Namun langkahnya langsung terhenti ketika Fabian menghadangnya di depan pintu. Decakan keluar dari mulut Liora. " Minggir "
" Nanti abis pulang sekolah, gue tunggu di kafe depan ". Setelah mengucapkan itu, Fabian langsung menyingkir dan mempersilahkan Liora untuk lewat.
" Bian bilang apa? " Tanya Hanna penasaran.
" Dia bilang, gue di tunggu di kafe abis pulang sekolah nanti " jawab Liora dengan pandangan lurus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and The Basketball Leader
Roman pour Adolescents" Yan, gue mau kasih Lo tantangan " " Apaan? " " Lo lempar bola ini ke ring depan itu. Kalau masuk, gue bakal kabulin satu permintaan Lo " " Hmm, terus? " " Kalau nggak masuk terus bola itu mental dan kena cewek, Lo harus pacarin cewek yang kena...