Bab 11 babu?

14 2 0
                                    


_Happy reading_


Fabian menempelkan sebuah kartu dan pintu apartemen miliknya pun terbuka. Ia mengajak Liora masuk.

" OMG, kotor banget kayak kapal pecah " pekik Liora terkejut. ia menatap kearah Fabian. " Lo nggak pernah bersihin apart Lo apa?, kotor banget " sewotnya.

Fabian mengangguk. " Ya begitulah, makanya gue bawa Lo kesini, mau minta tolong buat bersihin apart gue "

" Lo pikir gue babu Lo apa?, Lo kan kaya, kenapa nggak nyuruh pembantu aja? " Tanya Liora kesal.

" Pembantu gue lagi ambil cuti. Makanya gue minta tolong sama Lo. Bukan anggap Lo babu gue " jelasnya seraya menekankan kata ' minta tolong '.

Liora berdecak, Lalu menyimpan tas miliknya. Ia memungut sampah yang berserakan.

" Ya udah, gue mandi dulu. Nanti sekalian tolong buatin gue makanan " pinta Fabian lalu berjalan menuju kamarnya.

Liora memutar bola matanya malas.
" Dih, katanya pacar, tapi malah di suruh bersih-bersih, dia pikir gue babunya kali ya " gerutunya lalu kembali melanjutkan aktivitas nya.

Setelah menyapu dan mengepel lantai, Liora langsung berjalan menuju dapur untuk membuatkan Fabian makanan.

Ia menggeleng kepalanya. " Kulkas elit, isi sulit " cibirnya. Di dalam kulkas hanya ada dua bungkus mie instan dan juga lima butir telur.

" Masak nasi goreng aja deh " gumam Liora setelah melihat nasi sisa di dalam rice cooker.

Setelah memasak nasi goreng, Liora langsung bergegas menuju ruang tamu. " Yan ini makanan ny- eh, kok nggak ada tu orang " ucapnya ketika tidak keberadaan Fabian di ruang tamu. Ia pun langsung mengetuk pintu kamar cowok itu.

Tok
Tok
Tok

" Bian ini makanannya udah Mateng " teriaknya dari luar, namun tetap tidak ada sahutan. " Apa gue masuk aja kali ya? " Gumamnya, lalu terdiam beberapa detik. " Hmm, masuk aja deh, masa udah cape masak tapi nggak di makan "

Ceklek

" AAAA " teriak Liora ketika melihat Fabian tidur di sofa tidak memakai baju, hanya ada handuk yang melilit di pinggangnya. Ia langsung menutup mata menggunakan kedua tangannya.

Fabian tersentak, ia langsung terbangun dari tidurnya. " Apa, ada apa? " Tanyanya panik. Ia menatap kearah Liora yang sedang menutup matanya.

" I-itu, kenapa Lo nggak pake baju sih? " Tanya Liora gugup.

Fabian menatap kearah perut sixpack miliknya yang tak tertutup apapun. Terlintas sebuah ide, ia pun tersenyum jahil. " Iya iya, gue pake baju sekarang, bentar ya " ucapnya, lalu berjalan menuju lemari miliknya. Ia berpura-pura membuka lemari dan membawa baju, kemudian menutup kembali lemari itu.

" Ya udah, gue mau keluar dulu " ujar Liora lalu berjalan menuju pintu. Namun langkahnya langsung terhenti ketika Fabian mencekalnya.

" Lo tunggu di sini, bentar gue pake baju dulu. Nah udah, sekarang Lo udah bisa buka mata Lo " ucap Fabian dengan senyuman jahil.

Dengan perlahan Liora membuka matanya. Ia tak melihat Fabian di depannya, kemana cowok itu pergi?. Ia pun berbalik. " Ihh, katanya udah pake baju, mana? " Gerutunya sebal.

Fabian terkekeh kecil. " Ya nggak papa kali Ra, Lo salah satu orang beruntung yang bisa lihat perut sixpack gue. Lo nggak mau foto gitu? " Tanyanya tanpa beban.

Liora terkejut, ia langsung mencubit pinggang Fabian. " Enak aja lo. Cepetan pake baju terus makan, tugas bersih-bersih sama masak selesai, gue mau pulang " ucapnya dan langsung berjalan keluar.

Fabian melotot, ia langsung terburu buru mengambil baju dan memakainya secepat kilat. Setelah itu langsung bergegas keluar. " Eh eh, Lo jangan balik dulu, nanti biar gue anterin " cegahnya.

Liora berdecak. " Kalo gue nungguin Lo itu lama Yan, Lo kan harus makan dulu sekarang "

" Nggak akan lama, lima menit gue udah selesai makan. Pokoknya jangan pulang dulu " peringatnya dan langsung bergegas menuju dapur dan memakan makanannya.

Liora menghela nafas pasrah, lalu mendudukkan dirinya di sofa. Seperti yang di janjikan, Fabian sudah selesai makan dalam waktu lima menit.

" Bentar gue ambil jaket dulu " ujar Fabian lalu berjalan ke kamarnya.
" Ayo " ajaknya seraya memberikan helm pada Liora.

" Ra Lo mau lihat perut sixpack gue lagi nggak? " Tanya Fabian dengan niat menggoda gadis itu.

Liora mengerutkan keningnya. " Hah, Lo bilang apa?, gue nggak denger, berisik soalnya "

" Lo mau lihat perut sixpack gue lagi nggak? " Tanya Fabian dengan meninggikan suaranya.

" Hah?, Lo mau ngajak gue lihat jeruk purut satu pack? " Tanya Liora bingung. " Kenapa nggak sekalian beli aja?, kulkas Lo kan masih kosong " lanjutnya.

Fabian berdecak. " Siapa yang mau ngajak Lo beli jeruk purut, GUE BILANG LO MAU LIHAT PERUT SIXPACK GUE LAGI NGGAK? " teriaknya kesal. Hancur sudah rencananya untuk menggoda Liora.

Liora mengangguk paham. " Ohh, tapi nggak usah teriak-teriak juga Yan, kita jadi pusat perhatian nih, malu gue " ucapnya pelan. Menang benar, Fabian berteriak tepat saat berhenti di lampu merah, jadi jelas saja teriakan itu membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian.

Fabian mengeram kesal. " Lo pura-pura budeg apa emang budeg sih Ra? " Ucapnya kesal.

" Hah?, Lo bilang apa yan? " Tanya Liora.

Fabian memukul stang motor nya.
" Nggak, cape gue ngajak ngobrol Lo di motor " kesalnya.

Liora menyengir lebar. " Hehe, maaf ya bian. Gue emang gini soalnya, kadang bisa denger orang ngomong kadang enggak, kalo di motor. Karena ya, this is cedeg cewe budeg " kekehnya.

" Y " jawab Fabian singkat.

*

" Woy, liat itu, itu bian sama Yora kan? " Pekik dela heboh.

Gendis mengikuti arah pandang dela, benar saja, itu Fabian dan Liora yang sedang berboncengan di atas motor.
" Ihh, cepetan foto terus kirimin ke Sera, takut lampunya berubah "

Dengan panik dela langsung mencari ponselnya lalu memotret dua orang itu. Tepat setelah itu, lampu kembali menjadi hijau. Ia menatap hasil jepretan kamera nya. " Cocok juga gue, kalau jadi paparazi kayak gini " kekehnya.

" Sini liat " pinta gendis. Ia tersenyum puas. " Good job, sekarang kirim ke Sera, gue pengen liat reaksi nya " ucapnya tak sabar.

Dela berdecak. " Iya iya, sabar ". Ia pun membuka room chat nya dengan Sera.

WhatsApp

Sera pretty 💗
Online

Today

( Send a picture )
Ser, Lo harus liat ini

Apa?, itu beneran Yora sama bian?

Iya ser, pokoknya Lo harus cepet-cepet pulang, abis itu labrak tu cewek

Oke, besok pagi gue pulang. Btw thanks fotonya. Ini bisa di aduin ke papa, biar tu cewek di marahin

Bener bener. Setuju gue

.

" Gimana kata Sera? " Tanya gendis penasaran.

Dela tersenyum miring. " Seperti yang diharapkan, dia bakalan kasih liat foto itu ke papanya, abis itu pasti yora di marahin "

" Uhh, i am so excited for the next drama " ucap gendis dengan senyuman tipis.

Dela mengangguk. " Ya, why not " kekehnya.

















Me and The Basketball Leader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang