Bab 26 menjauh

10 1 0
                                    


_Happy reading_

" Ra, Yora " panggil Fabian. Namun Liora terus berjalan tanpa memperdulikan panggilan cowok itu.

Fabian langsung berlari dan mencekal lengan Liora. " Ra. Lo kenapa? "

Liora memutar bola matanya. Ia mencoba melepas cekalan Fabian, namun tidak bisa karena cowok itu mencengkram lengannya erat.

" Lepasin " sentak nya.

Fabian menggeleng. " Nggak. Sebelum Lo jawab pertanyaan gue. Lo kenapa? " Tanyanya sekali lagi.

Liora terdiam. " Jauhin gue " ucapnya, kemudian menginjak sepatu Fabian membuat cekalan di lengannya terlepas. Dengan cepat ia langsung berlari menjauh.

Fabian memegangi kakinya yang diinjak oleh Liora cukup keras. Ia meringis pelan. " Ra " teriaknya saat Liora menjauh.

Teriakannya membuat dirinya menjadi pusat perhatian. Ada beberapa murid yang berkumpul guna mengetahui apa yang terjadi.

" Apa Lo semua ngumpul di sini?. Bubar bubar " titah Hanzo. Mereka semua pun langsung pergi dari sana.

" Kaki Lo kenapa Yan? " Tanya Elang seraya menekan kaki Fabian, membuat sang empu mengaduh kesakitan.

" Jangan di teken goblok. Sakit anjing " sentak Fabian seraya melepaskan tangan Elang dari kakinya.

Elang menyengir lebar. " Sorry yan, gue kira kaki Lo nggak sakit "

" Emang Lo kenapa? " Tanya Alfian.

" Di injak Liora pake sepatunya " jawab Fabian dengan ringisan.

Ke empat cowok itu langsung meringis. " Ihh, pasti sakit tuh. Apalagi kan sekarang cewek cewek harus pake sepatu pentopel hitam yang keras itu loh " komentar Bayu ngeri.

Alfian menggaruk rambutnya yang tak gatal. " Loh, emang Lo lagi ada masalah sama dia? "

" Mungkin, iya " jawab Fabian ragu. Ia berjalan dibantu oleh Hanzo dan Elang yang memapahnya.

" Lah, kok mungkin sih bjirr. Nggak bener Lo " protes Bayu.

" Ya, emang gue nggak ngerasa punya salah, kali " jawab Fabian pelan.

Alfian tersenyum jahil. " Gue tau. Kayaknya Liora cemburu sama Lo yang Deket sama Vania, iya nggak? " Tebaknya.

Elang, Hanzo, dan Bayu mengangguk setuju. " Nah, bener tuh " ucap Hanzo setuju.

Fabian terdiam. Apa benar Liora masih marah padanya sejak di telpon kemarin. Seluruh chat dan teleponnya darinya pun tidak diangkat oleh gadis itu. Bahkan sampai nomor WhatsApp nya di blokir.

" Bian, besok kamu ke rumah aku ya " ujar Vania yang mendatangi meja Fabian dan dkk.

" Bian aja nih yang di ajak? " Tanya Alfian malas.

Vania tersenyum kecil. " Eh, iya fi. Katanya papa mau bicarain sesuatu "

Alfian ber-oh ria kemudian melanjutkan memakan siomay favoritnya.

Me and The Basketball Leader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang