Bab 16 Tanda tangan

16 2 0
                                    

_Happy reading_

" Ishh Rey biadab, masa hal penting kayak gini baru di kasih tau sekarang sih, kan jadi panik gue " gerutu Hanna kesal. Tadi sebelum pelajaran pertama di mulai, Rey mengirimkan pesan di grup kelas kalau nilai ulangan harian fisika harus di tandatangani oleh orang tua. Hal itu sontak membuat seluruh penghuni kelas panik.

Liora mengangguk setuju. " Iya na, bener. Harusnya kan dari kemarin dia kasih tau. Emang ngeselin banget tu ketua kelas " cibirnya seraya melirik kearah Rey yang sedang santai bermain game di ponselnya.

Sudah bisa di pastikan jika telinga Rey panas saat ini. Bagaimana tidak?, semua penghuni kelas pasti tengah membicarakan bahkan menyumpah serapahi dirinya karena hal penting seperti itu baru di beri tahu sekarang. Membuat semua orang menjadi panik karena takut di marahi, Termasuk Liora tentunya.

Sebuah tangan tiba-tiba merangkul bahu Liora. Ia menoleh kesamping, terdapat Fabian yang sedang merangkulnya. " Ngapain? " Tanyanya seraya berusaha melepaskan tangan cowok itu.

Fabian langsung memberi kode pada Hanna untuk menyingkir, kemudian ia langsung duduk di sebelah Liora.
Ia menarik tubuh cewek itu untuk bersandar di dada bidangnya. Liora berusaha memberontak namun tenaganya kalah banding dengan Fabian.

" Udah, biarin gini aja Ra " ucap Fabian pelan seraya menciumi puncak kepala Liora yang harum strawberry.

" Tapi nggak enak Yan, ini di kelas. Takut ada guru " balasnya takut-takut.

" Nggak akan ada, kan semua Bu Widya nya lagi izin, jadi nggak akan masuk " jawab Fabian lalu mengambil ponselnya. Ia melingkarkan tangannya ke tubuh Liora, lalu bermain game favoritnya.

Liora hanya bisa melihat bagaimana lihainya Fabian bermain game mobile legend favoritnya itu. Ia mendongak menatap Fabian yang nampak fokus.
Tanpa disangka, Fabian langsung mencium pipi Liora.

Blush.

Pipi Liora langsung memerah. Ia langsung menundukkan kepalanya karena tak mau Fabian melihat rona di pipinya.

Terdengar kekehan kecil dari mulut Fabian. " Baru pipi aja itu Ra, gimana nanti kalau...., aww aww sakit Ra " keluhnya ketika Liora langsung mencubit pinggangnya.

" Makanya, kalau ngomong itu jangan asal " ucap Liora kesal.

' belum nikah aja udah kdrt kayak gini, gimana nanti pas udah nikah? ' ucap Fabian dalam hati. Lalu kembali fokus bermain game.

" Enak ya, dunia serasa milik berdua. Kita mah cuma ampas doang " sindir Bayu namun tak di gubris oleh pasangan itu.

Hanna mengangguk menyetujui. " Iya bay, sampe gue di usir dari habitat gue sendiri "

" Emang Lo jenis hewan apa na, sampe punya habitat? " Tanya Alfian penasaran.

" Paling, jenis hewan omnivora yang pemakan segala kayak tikus. Kan Hanna doyan makan " sahut Elang santai.

Hanzo melotot tak terima. Ia langsung memukul lengan Elang. Hal itu juga dilakukan oleh Hanna. " Enak aja kembaran gue dibilang tikus. Kalau dia tikus berarti gue juga tikus Cok " ucap Hanzo tak terima.

Elang, Bayu, dan Alfian langsung tertawa ringan. " Hadeh zo, bercanda doang elah " ucap Alfian.

Hanna berdecak. " Nggak lucu bercandanya "

*

" Lo nggak panas ser, liat bian sama Yora? " Tanya dela seraya menatap dua orang yang sedang bermesraan itu.

Sera menggeleng tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya. " Nggak juga tuh " jawabnya santai.

" Gue juga ngerasa aneh deh, akhir-akhir ini Lo sering belajar sama baca buku " ujar gendis merasa aneh.

Me and The Basketball Leader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang