Bab 9 marah

14 2 0
                                    

_Happy reading_


" Ciee Yora, pipinya di cium sama bian " goda Hanna pada Liora yang sedang mengisi formulir miliknya.

Liora menutup telinga nya menggunakan tangan kirinya. Ia menghela nafas lelah, sejak tadi Hanna terus saja membicarakan kejadian di lapangan indoor. Itu membuat mood nya hancur, juga ia merasa malu kalau mengingat kejadian tadi.

Setelah selesai mengisi formulir, Liora langsung beranjak dari duduknya dan berjalan meninggalkan Hanna.

" Lah, Ra tungguin gue " teriak Hanna lalu berlari menyusul Liora.

" Ra, kenapa Lo diem, marah sama gue ya? " Tanya Hanna Karena sejak tadi Liora diam tak menggubris perkataan nya.

Liora menggeleng pelan. " Nggak, gue cuma kesel aja, Lo terus ungkit kejadian tadi "

Hanna menyengir. " Ya sorry ra, lagian ya, gue baru pertama kali liat Fabian Deket sama cewek, apalagi sampe cium cium " jelasnya dengan senyuman jahil.

Liora memutar bola matanya malas.
" Hmm " balasnya malas.

Akhirnya mereka pun sampai di ruang ekskul sosial. " Lo mau ikut nggak na? " Tanya Liora pada Hanna yang berdiri di belakangnya.

Hanna menggeleng. " Nggak deh, gue nunggu di sini aja " tolaknya lalu duduk di bangku.

Liora mengangguk, lalu membuka pintu. Ia melihat hanya ada dua orang di dalam.

" Pasti Liora kan? " Tebak salah satu dari mereka, lalu menghampiri dirinya.

Liora mengangguk pelan. " I-ya kak " jawabnya canggung.

" Nggak usah panggil kak, kita seangkatan kok. Panggil gue Danis, gue ketua di ekskul ini " ucapnya memperkenalkan diri.

" Kalau gue Elina " ucap gadis di sebelahnya.

Liora mengangguk, lalu menyodorkan formulir dirinya. Danis langsung menerima formulir itu dan membacanya.

" Makasih Ra, besok kita kabarin lagi, Lo di terima atau enggaknya " ujar Elina setelah membaca formulir nya.

" Ya pasti di terima lah, lagian kan kita kekurangan anggota " sahut Danis dengan kekehan pelan.

Elina berdehem pelan. " Iya-in biar cepet " balasnya malas.

Liora menatap kedua orang itu. " Ya udah, gue pamit pulang ya "

Danis dan Elina mengangguk. " Iya Ra, besok kita kabarin lagi " jawab Danis.

Liora pun keluar dari ruangan itu.
" Gimana Ra, Lo di terima nggak? " Tanya Hanna.

Liora mengangkat bahunya acuh.
" Nggak tau besok baru di kabarin lagi katanya. Tapi Danis bilang, gue pasti keterima, karena di ekskul sosial kurang anggota "

Hanna mengangguk. " Ya udah, yuk pulang " ajaknya.

*

Plak

Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Liora. Ia mendongak menatap siapa yang sudah menampar dirinya.

" Dasar anak kurang ajar kamu " bentak Liam, lalu menendang tubuh Liora hingga membentur meja.

Liora meringis, pipinya sudah sakit, sekarang ditambah punggung nya membentur meja. " Papa kenapa sih? " Tanyanya bingung.

Liam berjongkok di hadapan Liora, lalu mencengkram dagu nya. " Masih bertanya kamu? ". Ia menunjuk kearah Sera dan Salma yang berdiri di depan tangga. " Gara-gara kamu, Sera jadi terluka " tuduhnya emosi.

Me and The Basketball Leader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang