Bab 5 Tantangan

19 2 0
                                    

_Happy reading_


Liora menghela nafasnya. " Akhirnya udah dapat semua bukunya. Izin dulu deh sama penjaga perpus "

Setelah mendapat izin meminjam buku, Liora langsung berjalan keluar.
" Udah sepi banget ternyata " gumamnya yang berjalan di koridor sendirian.

Saat berjalan melewati lapangan basket, Liora tak menyadari bahwa di atas kepalanya ada sebuah bola yang akan menghantam kepalanya, dan...

Dugh...

*

" Kita istirahat dulu " instruksi Fabian kepada teman-temannya.

Mereka berlima duduk di pinggir lapangan seraya meluruskan kaki mereka.

" Anak kelas sepuluh yang baru, nanti sore datangnya Yan? " Tanya Hanzo seraya mengusap keringat di dahinya.

Fabian mengangguk. " Ya " jawabnya singkat lalu kembali meminum air mineral miliknya.

Bayu mengedarkan pandangannya ke sekeliling. " Tumben si Sera nggak ada ke sini ngasih minum ke bian " ujarnya.

" Lo kangen sama si ulet bulu itu bay? " Tanya Elang diakhiri dengan kekehan.

Bayu melotot, lalu menggelengkan kepalanya. " Dih, kata siapa?, gue cuma aneh aja gitu Sera nggak Dateng "

Elang ber-oh ria, lalu berdiri. " Gue ke toilet bentar " ucapnya lalu berlari menuju toilet.

Alfian memantul-mantul kan bola ke lantai. Tak lama ia mendapatkan sebuah ide, lalu ia menatap kearah Fabian.

" Yan, gue mau kasih Lo tantangan " ujar Alfian membuat Fabian dan yang lain ikut menoleh.

" Apaan? " Tanya Fabian penasaran.

Alfian menunjuk kearah ring basket yang berada di depan mereka. " Lo lempar bola ini ke ring depan itu dari sini. Kalau masuk, gue bakal kabulin satu permintaan Lo " jelasnya.

Fabian menganggukkan kepalanya paham. " Hmm, terus? "

" Kalau nggak masuk terus bola itu mental dan kena cewek, Lo harus pacarin cewek yang kena bola tadi. Gimana? " tawarnya dengan senyuman miring.

" Si anjir, nggak masuk akal banget Lo fi. kalau misalnya ceweknya jelek, atau kena guru gimana?, masa seorang Fabian harus macarin Bu Erni yang galak itu " komentar Hanzo.

Alfian memukul kepala Hanzo menggunakan bola basket yang dimainkannya tadi, membuat sang empu mengaduh kesakitan. " Ya mana mungkin goblok, sore gini semua guru udah pulang, tinggal murid yang lagi ekskul aja hari ini, ngawur banget Lo "

Ia menatap kembali kearah Fabian.
" Gimana yan, setuju nggak? "

Fabian terdiam, kemudian tersenyum tipis. " Hmm menarik, gue setuju "

Alfian mengangguk semangat, lalu menyodorkan bola basket kepada kapten basket Astria itu. " Nih, lempar " titahnya.

Fabian mengangguk, ini pasti sangat mudah, karena jaraknya hanya berkisar dua meter saja. Ia pun melempar bola itu, dan ya.... Dugaannya salah, bola itu tidak masuk kedalam ring, malah membentur pada pinggiran ring nya saja dan mental agak jauh.

Dugh.

Bola itu mengenai seorang gadis yang sedang berjalan di pinggir lapangan. Buku yang ada di tangannya pun terjatuh, ia pun jatuh pingsan.

Fabian dan teman-temannya langsung menghampiri gadis itu dengan raut wajah panik. " Loh, Yora " pekik Bayu.

" Tanggung jawab Yan, Lo harus bawa di ke UKS sekarang " titah Hanzo.

Me and The Basketball Leader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang