P.7 Datang dan Pergi Bersama

1.5K 114 14
                                    

Seorang gadis cantik berambut sebahu tengah mengeringkan rambutnya yang tergerai. Duduk menghadap cermin yang memperlihatkan setengah badannya. Matanya kian memejam kala menghirup wangi shampoo yang menusuk hidungnya. Sedikit menyunggingkan senyumnya kala menatap pantulan cermin di depannya.

Helaan nafas terdengar keluar dengan kasar dari mulut gadis tersebut. Bagaimana pun, hari ini ia akan menghantarkan temannya untuk bertemu orang tuanya. Yang pasti akan menguras emosi mereka.

Atensinya kini teralihkan saat mendengar pintu kamarnya di ketuk. "Fre?, kamu udah siap?." Ah Jessi sudah siap terlebih dahulu dari dirinya. "Sebentar Jess, lima menit lagi!." Teriak Freya dari dalam kamarnya. "Okedeh, aku tunggu di bawah ya." Sekali lagi Freya sedikit berteriak mengatakan 'iya' untuk menutup percakapannya dengan Jessi.

Jessi pun tak berniat untuk masuk ke dalam kamar Freya, karena Jessi tahu itu privasi. Jadi ia berjalan menuruni anak tangga dan mendudukkan dirinya di sofa.

Dirasa rambutnya sudah mengering, tangan kanannya meraih suatu benda kecil lonjong di meja riasnya. Freya sedikit membukanya dan menggoleskannya secara lembut ke bibirnya. Dirasa cukup, Freya merapikan alat riasnya dan mengambil tas kecilnya yang tergeletak di meja belajarnya.

Freya keluar dari kamarnya dan menutupnya kembali. Tak lupa ia juga menguncinya. Lalu ia berjalan menuruni anak tangga. Melihat Jessi yang sudah berpakaian rapi sedang fokus ke benda pipihnya itu.

"Jessi," Panggilan itu mampu menarik seluruh atensinya dan menatap Freya. Sesaat, terlihat senyuman tipis di wajahnya dan beranjak dari duduknya. "Yuk kita jalan sekarang, biar nggak keburu malem." Freya mengangguk seraya memeluk lengan Freya dan menuju ke depan rumah.

"Mami sama papi lagi keluar ya?." Jessi sedikit menarik lengan Freya agar menoleh ke hadapannya. "Iya, tadi bilang ada urusan sebentar." Jessi mengangguk dengan mulut yang membentuk huruf O.
Mereka terus berjalan hingga tiba di depan rumah.

Terlihat Freya yang sedang menimang nimang sesuatu. Beberapa menit berlalu, namun Freya belum ada mengatakan apa apa. "Kenapa Frey?," Freya sedikit tersentak dan menoleh ke arah Jessi. "Eum, bagusnya kita ke sana pakek apa Jess?" Jessi yang peka dengan keadaan lingkungan sekitar pun menunjuk mobil beserta supirnya. Melihat ada awan mendung di ujung jalan sana.

Melewati papan nama yang cukup tinggi dan kokoh, hamparan yang luas dengan batu nisan yang berjejer saling berdekatan. Menandakan bahwa mereka sudah sampai di tujuan. Freya dan Jessi turun dari mobil. Meminta agar sopir nya menunggu.

Freya merangkul lengan Jessi, dengan jari jemari mereka yang saling bertaut. "Kamu harus kuat." Terasa sedikit remasan pada lengan Jessi, mengisyaratkannya untuk tetap tegar. Jessi mengangguk kecil lalu memulai pencariannya.

Terlihat dua gundukan basah, di sebelah kanan sana. Taburan beberapa bunga juga menghiasi permukaannya. Jessi pun dengan segera menarik Freya untuk menghampiri makam tersebut.

Rachel Antara Sukma

Jesslyn Calista

Tess,

Air mata Jessi lolos begitu saja. Pertahanannya runtuh. Jessi tak sekuat itu, ia langsung bersimpuh di tengah-tengah kedua makam tersebut. Menumpahkan semua tangisnya dengan Freya yang setia mengelus bahunya.

Jessi mengambil bunga dan dua botol air. Ia taburkan bunga itu di atas makam ayahnya. Setelahnya, ia beralih ke sebelahnya. Di taburkan juga bunga itu dengan pelan. Lantas Jessi meraih satu botol air, membuka nya dan menuangkannya di atasnya. Setelah semuanya selesai, Jessi sedikit termenung menatap kedua maka tersebut.

MY PLEASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang