P.8 Ada apa?

1.4K 117 8
                                    


"Bukannya pengalaman lima tahunku ini belum terlampau cukup jika disandingkan dengan kalian?."



Seorang wanita sedang duduk termenung di balkon kamarnya. Dinginnya malam begitu menusuk kulit. Terbiasa lalu menjadikan malam sebagai teman terbaiknya.

"Aku ingin kau bergabung denganku"

Sepenggal memory itu terus berputar di benaknya. Bayang-bayang kejadian beberapa tahun lalu kembali muncul di benaknya. Kejadian itu merenggut keteguhan mentalnya.

"Haha, mami... Aku boleh keluar sebentar nggak?." Terlihat perasaan senang terpancar dari anak tersebut.

"Iya boleh, tapi jangan jauh-jauh ya Chika." Anak itu mengangguk lalu langsung berlari keluar rumah.

Anak itu asyik bermain di taman depan rumahnya. Bunga yang indah menarik perhatiannya, terlebih lagi ada kupu-kupu yang hinggap di atasnya.

Seorang wanita paruh baya yang berada di dalam rumah, sedang menerima panggilan dari seseorang.

"Kamu udah cerita belum ke Chika?."

"Belum mas, nanti pasti aku ceritain. Aku yakin Chika bakal seneng punya papi baru."

"Ahaha, semoga ya. Seorang mami Aya akan menjadi istri sahnya Pucco"

"Haha, udah menghayal aja kamu, udah dulu ya mas. Aku mau jemur cucian nih."

"Aduh rajin banget calon istri aku. Yaudah deh bayy love you."

"Bay, love you too."

Tutt

Wanita yang kita ketahui adalah Aya-mami Chika-berjalan menuju jemuran yang ada di belakang rumahnya.

Srettt

JLEB

"Akhhh"

Aya memegangi tangan orang yang telah menusuk dirinya. Tak ayal, tusukan itu menembus hingga punggungnya.

"Sh-shani?." Aya kaget sekaligus takut dengan kehadirannya. "Oh hai, tak ku sangka kau mengingatku." Setelah mengatakan itu, Shani memperdalam goloknya.

"Ahkk, uhuk uhukk" Mulut Aya mengeluarkan darah yang begitu banyak.

Dengan cepat Shani membawa dirinya dan Aya ke salah satu kamar yang ada di sana.

"Apa yang kamu mau Shani?,"

"Sesuatu yang aku incar sedari dulu."

"Ambil saja diriku."

"Itu sudah pasti, tapi bonusnya aku akan mendapatkan anakmu, juga." Terdengar tawa yang sedikit melengking keluar dari mulut Shani.

"Aku melihat potensi yang besar sari anakmu itu." Tanpa basa basi, Shani mendekatkan bibirnya ke bibir Aya. Dengan pandangan tetap mengunci mata Aya.

MY PLEASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang