Sesaat setelah Chika menyanggupi untuk menerima tawaran dari Shani, ia ditinggal sendirian di dalam rumah Shani yang begitu megah. Shani mengatakan bahwa dirinya memiliki sedikit kesibukan, maka dari itu ia pergi dengan tergesa gesa. Dengan daster selutut, kira kira apa kesibukan Shani? Terawang Chika.
Interior rumah yang mewah dengan dihiasi berbagai pernak pernik antik, sangat menambah nilai estetika di dalamnya.
Banyaknya jejeran bingkai foto yang sepertinya itu adalah keturunan yang ada di rumah ini. Semuanya terpajang dengan rapi.
Namun, ada satu foto yang sangat menarik perhatian Chika. Lebih tepatnya terletak di ruang tengah.
Chika mengagumi foto keluarga yang terpampang di sana. Secara tak langsung mengingatkan Chika pada keluarganya. Keterdiaman dirinya memandangi foto tersebut, melempar jauh ingatan Chika ke masa lalu.
Yang di mana, seharusnya Chika sekarang tengah berada di tengah tengah keluarga yang seperti itu. Satu keluarga yang utuh dan bahagia. Diapit oleh kedua orang tua beserta adik yang berada di rangkulannya.
Namun, takdir mengirimkan Shani untuk menghancurkan semuanya. Shani datang dan merenggut nyawa orang terkasihnya. Semua yang dilakukan Shani semata mata untuk mendapatkan Chika.
Kini kebahagian di dalam keluarga hanya menjadi mimpi belaka bagi Chika.
Membunuh Aya selalu ibu dari Chika. Kehilangan nyawanya dan batal menikah dengan Puccho, sang kekasih sekaligus calon ayah tiri Chika. Shani membunuh Aya lalu melenyapkannya. Chika juga mengetahui bahwa energi ibunya telah di serap oleh Shani.
Beruntung bagi Chika karena Aya selalu datang ke alam mimpinya. Chika tidak tahu bagaimana jadinya jika ibunya tidak datang. Ingin mengunjungi pun tidak bisa, karena tidak ada batu nisan yang bisa dielus.
Jika mengingat hal tersebut, Chika selalu memiliki ambisi untuk menghabisi Shani beserta keluarganya. Tapi apa boleh buat, semuanya sudah terjadi, bahkan sekarang Chika berada di pihak yang telah membunuh ibunya. Beberapa mimpinya selalu di datangi oleh ibunya, meminta Chika untuk menerima tawaran Shani.
Mengingat tentang keluarga, Chika menjadi penasaran siapakah yang hampir menjadi adik tirinya? Chika juga belum pernah bertemu dengannya. Mungkin sekarang Chika menginginkan adiknya tersebut. Paling tidak bisa melihat wajahnya.
Kembali ia tenangkan pikirannya, mengatur nafas dan memejamkan matanya.
Dirasa sudah tenang, kini Chika memutuskan untuk keluar dari rumah tersebut. Selama Chika berdiam diri di rumah ini, tidak ada satu anggota keluarga pun yang pulang ke rumah tersebut.
Jadi sekarang beban pikirannya sudah sedikit berkurang. Dengan menunggu perintah selanjutnya, apa yang harus ia lakukan dengan keluarga barunya ini.
Di perjalanan, Chika sedikit bingung harus memulai mencari adiknya dari mana. Ia belum mengetahui di mana alamat calon ayahnya berada.
Lama berpikir sembari berjalan menelusuri rumah-rumah yang berjejer. Terlihat hari yang belum terlalu sore. Tak sengaja Chika melihat beberapa anak sekolahan yang membolos di kedai yang ada di seberang jalan sana.
Sekarang Chika tau dia harus memulai dari mana.
Kedua telapak tangan Chika mulai menyentuh pintu gerbang yang sudah menghangat. Matanya menelisik ke dalam, menangkap lingkungan sekolah yang terlihat sepi akan kehadiran seorang siswa maupun guru.
Chika menyimpulkan bahwa para murid sudah mulai belajar di dalam kelasnya.
"Permisi mbak. Mbaknya cari siapa ya?" Chika tersentak dan langsung menoleh ke arah sumber suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PLEASURE
Action[ON GOING] Mature, berisi adegan kekerasan yang mungkin berdampak buruk pada si pembaca. Berusaha menghadirkan cerita yang dikemas dengan cover berbeda. Romance, tidak bisa dipungkiri bahwa bagian ini adalah salah satu yang terpenting dalam sebuah...