Freya merenung dalam diam, memikirkan rencana jahatnya yang semakin matang untuk menghancurkan Olla.
Diperparah dengan keadaan Lulu yang semakin memprihatinkan. Freya mendapatkan informasi jika Lulu sedang di rawat di rumah sakit. Tidak sadarkan diri karena kepala bagian belakangnya yang terbentur lantai.
Freya duduk di kursi empuk di pojok ruangan, mata cemasnya memandang ke arah jendela yang terbuka lebar, membiarkan sinar matahari menyinari wajahnya yang pucat.
"Apa yang akan aku lakukan sekarang?" gumamnya pelan, seraya menggenggam erat selembar kertas berisi rencana jahatnya.
Shani sedang tidak ada di rumah. Ia mengatakan jika dirinya ingin bertemu dengan Chika. Memantau satu satunya orang yang bisa melindungi dirinya, untuk saat ini.
Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka dengan keras, menggetarkan Freya dari lamunannya. Ternyata itu adalah Shani, Chika dan juga seorang gadis yang tak Freya kenal.
Wajah Chika pucat dengan mata yang memerah, begitu juga dengan Shani. Di dalam mata mereka begitu tergambar keresahan yang amat sangat mendalam.
"Freya, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Shani hampir tidak bisa menyelesaikan kalimatnya, nafasnya tercekat mengetahui Lulu, anak dari musuhnya mengalami sebuah tragedi.
Tak bisa di pungkiri, di dalam hatinya Shani sangat senang mengetahui berita tersebut. Tetapi itu tidak akan menutup kemungkinan jika keluarga mereka akan dalam bahaya.
Mereka akan berpikir bahwa ini adalah ajang balas dendam yang dilakukan Shani beserta keluarga.
Freya menatap Shani dan juga Chika dengan dingin. Sedangkan Christy sudah bersembunyi di belakang tubuh sang kakak.
-
Freya merenung dalam kegelapan kamarnya, pikirannya dipenuhi oleh kebencian dan keinginan untuk membalaskan dendamnya kepada Olla. Freya menganggap jika Lulu sudah meninggalkan dunia ini. Di perparah dengan keadaannya yang semakin lemah dan sekarang, kedua orang tua mereka sedang berada di rumah sakit, saatnya telah tiba untuk menghabisi Olla.
Dengan hati yang gelap dan mata yang menyala-nyala, Freya mulai merencanakan strategi baru. Dia tahu bahwa dia harus menjebak Olla agar menjauh dari keluarganya, memberinya waktu dan kesempatan untuk melancarkan aksinya tanpa hambatan.
Dia memutuskan untuk menggunakan Olla's vulnerability, rasa khawatir yang dalam terhadap orang tuanya, sebagai kuncinya. Freya mengerti bahwa Olla tidak akan pernah meninggalkan orang tuanya sendirian di rumah sakit, terutama dalam keadaan genting seperti ini.
Dengan hati yang dingin dan tangan yang gemetar karena antusiasme, Freya merancang sebuah rencana yang jahat. Dia akan meniru suara salah satu dari orang tua mereka, membuat Olla percaya bahwa mereka membutuhkan bantuannya di rumah sakit.
Freya berjalan melalui lorong rumah sakit dengan hati-hati, merasa gugup namun juga penuh dengan kepuasan. Dia tahu bahwa saat ini adalah kesempatan terbaiknya untuk menyingkirkan Olla selamanya.
Ketika dia mencapai ruang tunggu, dia mengeluarkan ponselnya dan mulai meretas sistem interkom rumah sakit. Dengan menggunakan teknik yang sudah ia pelajari bersama bundanya dengan baik, dia mampu meniru suara salah satu dari orang tua mereka dengan sempurna.
"Dokter," kata Freya dengan suara yang serak, meniru suara ayah Olla. "Kami membutuhkan bantuanmu segera di kamar kami. Ada sesuatu yang tidak beres."
Dia mencoba menahan senyuman jahat saat suara Olla terdengar panik di telepon.
"Ayah, aku segera ke sana!" seru Olla dengan cepat.Freya menutup telepon dan menunggu dengan sabar di sudut ruang tunggu, mengetahui bahwa Olla akan segera meninggalkan rumah sakit untuk pergi ke rumah mereka.
Tak lama kemudian, Olla muncul di pintu ruang tunggu, wajahnya penuh kecemasan dan hatinya berdebar kencang. Freya mengamati dari kejauhan, menunggu momen yang tepat untuk melancarkan serangannya.
Ketika Olla berjalan melewati Freya, dia tiba-tiba merasa sesuatu yang tidak beres. Tapi sebelum dia bisa bereaksi, Freya menyerangnya dari belakang, menempelkan sapu tangan beracun di atas mulutnya.Olla berjuang dengan putus asa, mencoba melawan serangan Freya, tetapi kekuatannya mulai memudar saat racun mulai merasuk ke dalam tubuhnya.
Dengan kekuatannya, Freya dengan cepat membawa Olla keluar dari rumah sakit tersebut. Membawanya ke suatu tempat yang gelap nan sepi.
"Diamlah, Olla," bisik Freya dengan suara yang penuh dengan kepuasan. "Ini adalah akhir dari segalanya."
Dengan perjuangan terakhirnya, Olla mencoba memanggil pertolongan, tetapi suaranya lemah dan hampir tidak terdengar. Bahkan ia tak yakin jika ada orang lain selain dirinya dan Freya di sini.
Saat kesadarannya mulai memudar, Olla menyadari bahwa dia telah jatuh ke dalam perangkap yang dirancang dengan licik oleh Freya. Dan saat dunianya mulai memudar, satu-satunya yang terbersit dalam pikirannya adalah harapan bahwa orang tuanya akan selamat dari bahaya yang mengancam mereka. Tetapi, sayangnya, dia tidak bisa lagi melindungi mereka.
Dengan nafas terakhirnya, Olla menutup matanya, menjadi korban terbaru dari dendam gelap Freya yang tak berbelas kasihan.
"Jessi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PLEASURE
Action[ON GOING] Mature, berisi adegan kekerasan yang mungkin berdampak buruk pada si pembaca. Berusaha menghadirkan cerita yang dikemas dengan cover berbeda. Romance, tidak bisa dipungkiri bahwa bagian ini adalah salah satu yang terpenting dalam sebuah...