P.16 Kehangatan

1.1K 80 6
                                    

Setelah Sumini mengantarkan bekal dan juga menemani Flora ke sekolah, Oniel dan juga Indah semakin mempercayakan tanggung jawab Flora yang di emban oleh Sumini.

"Kamu yakin mau jadiin Sumini pengurus tetapnya Flora." Indah mengangguk dengan mantap, mengesampingkan kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi.

"Kalau misalnya Sumini itu jelmaan, dari awal seharusnya kita udah ngerasain itu." Apa yang dikatakan Indah ada benarnya juga di telinga Oniel.

Selama Sumini bekerja di rumahnya, tak ada satu keanehan pun yang di tunjukkan nya.

Oniel pun setuju dan menjadikan Sumini sebagai pengurus tetapnya Flora. Yang di mana, itu artinya Sumini akan di pindah tugaskan ke rumah Flora.




"Iya tuan, apa tuan memanggil saya." Oniel menyampaikan panggilannya untuk Sumini melalui karyawan lainnya. Oniel kemudian mengarahkan duduknya menghadap Sumini.

"Iya, kamu duduk dulu sini." Oniel menunjuk sofa yang ada di depannya. Dengan perasaan ragu, Sumini mulai mendudukkan dirinya.

"Ada apa ya tuan?." Ucapnya dengan gugup. Sumini takut ia ada melakukan kesalahan yang tidak ia sadari. Takut kehilangan pekerjaannya saat ini.

"Tenang lah, saya hanya ingin kamu menjadi pengasuh tetap anak bungsu saya." Mata Sumini membulat sempurna kala mendengar itu. Di dalam hati kecilnya, ia berteriak senang. Akhirnya keinginannya selama ini terkabulkan.

Sumini hanya mengangguk dan menunduk sebagai jawabannya.

"Yasudah, sekarang kamu mulai kemasi barang barangmu. Sebentar lagi kamu akan berangkat ke rumahnya." Setelah mengiyakan suruhan tersebut, Sumini langsung bergegas menuju ke dalam kamarnya.

Mulai memasukkan satu per satu bajunya. Memastikan semua barang bawaannya tak ada yang tertinggal. Tak lupa ia juga memasukkan foto suaminya ke dalam tas kecilnya.

Semua siap, ia keluar dari kamar tersebut dan menguncinya. Membawa kunci tersebut untuk di serahkan ke tuan Oniel.

"Ini tuan, kunci kamarnya. Terimakasih telah mempercayakan tugas ini kepada saya." Sumini membungkukkan badannya sebagai tanda hormat.

"Iya sama sama, saya harap kamu bisa menjaga anak saya dengan sangat baik." Oniel menepuk pundaknya dan menuntunnya ke depan. Menyerahkannya pada supirnya untuk menghantar Sumini ke rumah Flora.








"Baru rasanya kemarin kita membahas tuan Oniel yang mempercayakan kamu untuk menghantarkan bekalnya nona Flora." Sopir itu terkekeh kendati mendapati Sumini yang sekarang akan satu rumah dengan Flora. Tak di sangka memang.

"Haha, iya pak. Beruntung sekali saya bisa mendapat kepercayaan itu." Sumini mulai menurunkan barang barangnya, dibantu dengan pak sopir. Pak sopir membantu membawa barang itu sampai di depan pintu utama.

"Yasudah, saya tinggal ya bi Sum, baik baik di sini loh ya." Sedikit candaan yang ia selipkan untuk Sumini. Sumini pun membalasnya dengan tertawa lepas.


Sumini mulai masuk ke dalam rumah. Suasana yang sepi menandakan bahwa nona-nya belum pulang sekolah. Jadi lah ia menuju ruang kosong yang ada di lantai satu lalu menata barang barangnya sedemikian rupa.

Setelah selesai, Sumini mulai mengambil pekerjaan rumah yang masih menunggak. Mulai dari menyapu halaman rumah, lalu membuang sampah di pembuangan depan rumah dan pekerjaan lainnya.

Hingga tiba waktunya Flora sudah pulang dari sekolah dan terkejut melihat keberadaan bi Sumini yang ada di rumahnya.

"Loh, bibi kok ada di sini?." Flora mendekat dan meletakkan tas nya di atas sofa. Kemudian ia berjalan mendekati Sumini yang terlihat menata makanan di atas meja.

Flora meraih segelas susu yang menggoda tenggorokannya. Di minta untuk sedikit melumasi dengan cairan putih itu.

"Iya non, bibi di suruh menetap di sini sama tuan Oniel. Apa non keberatan?." Se sopan mungkin Sumini menanyakan perasaan pemilik rumah. Siapa tau dia sudah terbiasa sendiri, jadi tak menerima orang asing yang ikut tinggal bersamanya.

"Ah enggak kok bi, santai aja." Flora menggeleng sembari memberikan kata kata penenang agar bi Sumini tak merasa bersalah tinggal di sini.

Flora kembali meletakkan gelas susunya di atas meja. Terlihat gelas itu yang berisi setengah susu.

"Yasudah, sekarang nona bersih bersih dulu ke kamar. Setelah itu turun lagi untuk makan siang." Flora pun beranjak dari duduknya, berjalan menuju sofa dan meraih tas sekolahnya. Dengan perlahan ia berjalan menuju lantai dua kamarnya.

Memastikan Flora sudah sepenuhnya masuk ke dalam kamar, Sumini meneteskan suatu cairan ke dalam sisa susu yang Flora minum barusan.





"Enak nggak?." Freya mengetuk ngetuk dagunya. Menimang nimang jawaban apa yang akan ia lontarkan pada Jessi. Mereka berdua sedang berada di kantin sekolah. Mereka pun sudah berada di jam pulang sekolah.

"Ih ini makanan favorit aku loh Fre!." Rengek Jessi pada Freya. Pasalnya Freya tak memberikan penilaian pada Jessi.

"Iya iya Jess, enak kok." Bukan. Buka ekspresi seperti itu yang Jessi inginkan. Tapi ini Freya, sulit bagi dirinya untuk mendapatkan ekspresi memukau dari Freya.

Sudah lah lupakan.

"Jess,"

"Hmm,"

"Kok mereka nggak pernah ganggu kita lagi ya, jarang kelihatan juga." Jessi menangkap maksud dari 'mereka' yang Freya maksud.

"Ya bagus dong," Jawab Jessi secara acuh. Dirinya kembali menikmati makanan yang tersaji di depannya. Tak memperdulikan tatapan Freya ke dirinya.

"Gue penasaran sama yang namanya Flora."

"HAH?!, APA?."










TBC

MY PLEASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang