P.15 Saling Jaga

914 94 3
                                    

Freya memicingkan matanya ke arah sofa ruang tamu. Seingatnya, ia bangun jam tiga lewat. Tapi di sana terlihat ada sesosok wanita yang sedang terduduk membelakangi dirinya.

Niat awal ingin mengambil air minum di dapur ia urungkan dan melangkahkan kakinya menuju orang tersebut. Freya tak ingin ada orang jahat yang memasuki rumahnya, ya walaupun di depan sudah ada penjagaan ketat.

Srett!

Orang yang sedang duduk di meremang dan sedikit menegang. Tiba-tiba ia merasakan ada seseorang yang berada di belakangnya. Dari ekor matanya terlihat ada seseorang yang mengendap endap mendekati dirinya.

Sebisa mungkin ia mencoba untuk tenang. Melakukan satu gerakan membalik badan dan menangkap sosok itu.

"Hei, siapa kamu!... Eh Freya?."

"Mami?."

Keduanya sama-sama kaget melihat salah satu anggota keluarganya. "Kok mami di sini?, belum tidur?." Tanya Freya sembari menghampiri maminya. Mendudukkan dirinya di sebelah kanan sang mami.

"Belum, tadi mami habis dari luar sebentar." Mata Freya sedikit membulat mendengar pernyataan maminya. Ia paham betul bagaimana maminya, tapi apa harus selarut ini?. Freya pun hanya bisa menganggukkan kepalanya saja.

"Terus kamu ngapain jam segini belum tidur?." Shani balik bertanya kepada Freya. Pertanyaan sederhana yang berhasil membuat Freya sedikit gelagapan. "Eh bukan gitu mi, aku kebangun gara-gara haus." Freya mencoba menepis pemikiran buruk maminya itu.

Freya kembali beranjak dari duduknya, mengarah ke arah dapur untuk sekedar membasahkan tenggorokannya. Terlihat Shani yang masih anteng duduk di sofa depan sana. 10 menit, Freya kembali menghampiri sang mami sambil menyerahkan segelas susu yang baru saja ia buat.

"Ini mi, namanya susu. Enak banget, apalagi di minum sekarang." Sodoran gelas itu langsung Shani terima. Shani mengamatinya dengan seksama. Cairan putih bersih yang jarang Shani lihat di dalam rumah ini.

Shani sedikit meniup asap yang mengepul keluar dari dalam gelas. Kemudian di seruputnya sedikit demi sedikit. Shani memejamkan matanya kala cairan itu berjalan melewati tenggorokannya.

"Enak banget Frey, kok mami nggak pernah liat kamu buat sih?." Freya terkekeh mendengar pengakuan maminya. Bagaimana bisa, maminya itu hanya meminum cairan merah kesukaannya.

"Freya sering buat, cuma mami nggak tertarik kayaknya."

"Sekarang mami suka."

Keduanya terkekeh di sana. Tak terasa mereka sudah bercanda gurau selama 20 menit lamanya.

"Mi, aku balik ke kamar ya, mau lanjutin tidur lagi." Shani pun mengangguk dan mengelus rambut anaknya.

"Yaudah sana, mami juga mau tidur sebentar." Setelah mendapat anggukan dari Freya, kini Shani tinggal sendiri di ruang tamu itu.

"Paling tidak aku harus mendekatkan diri ke anak itu."

Setelah memikirkan beberapa kemungkinan yang akan ia lakukan, Shani mulai beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam kamarnya. Dilihatnya sang suami yang sudah terlelap dalam tidurnya.

"Gracia, penyandang gelar terkuat sudah menjadi bagian dariku." Shani tersenyum dan mengelus rambut suaminya itu. Kemudian Shani mulai melepaskan pakaiannya, sedikit membasuh muka lalu mengenakan baju tidurnya. Merebahkan diri di sebelah Gracia lalu memejamkan matanya.

"Besok harus mulai kerja lagi." Gumamnya dengan mata terpejam.




"Maaf tuan, nyonya, kemarin teman saya dari desa datang dan meminta bantuan kepada saya," Sumini sedikit menundukkan kepalanya. Ia takut jika sang majikan marah dan malah memecat dirinya.

"Huft, baiklah, tapi setidaknya kamu memberitahu kami terlebih dahulu." Sumini mengangguk. Lantas ia diminta untuk kembali mengerjakan tugasnya yang ada di rumah ini.

Sumini mulai mengambil bagian mencuci piring lalu membersihkan dapur. Mereka mengerjakannya secara bersama sama jadi tak terasa kini pekerjaannya sudah selesai.

"Bi Sumi," Mendengar namanya di panggil, ia pun membalikkan badannya. "Eh iya, kenapa nyonya?." Tanya nya sehalus mungkin. "Ini saya ada buatkan sarapan untuk anak saya, bisa kamu antarkan?." Sumini mengangguk dan meraih kotak makan itu.

"Ke rumahnya non Flora kan?." Indah pun mengangguk dan menyuruh Sumini berangkat dengan sopirnya agar cepat sampai.

"Bi Sumi ini udah jadi orang kepercayaannya tuan dan nyonya ya?." Ucap sang sopir sembari mengemudikan mobilnya. Tentu saja Sumini tidak mengerti akan maksud ucapan tersebut.

"Maksudnya gimana ya pak?." Jujur Shani tidak mengerti. Ya hitung hitung mendapat informasi tambahan di tempatnya bekerja.

"Kamu belum tau?, tuan dan nyonya sangat melindungi anak bungsunya ini, saya saja baru-baru ini dipercaya untuk datang ke rumahnya nona Flora." Terangnya mengenai keluarga ini. Sumini mengangguk dan meletakkan jarinya di dagu.

"Tapi kenapa pak?." Si supir hanya menggeleng menandakan tak tahu. Sumini perlahan dapat mengerti mengapa tuan dan nyonya nya menghawatirkan anak bungsunya. Karena ia tinggal sendiri, jadi jauh dari pantauan mereka.

Mobil kini berhenti di sebuah rumah, rumah yang sudah pernah ia datangi. Sumini mulai turun dari mobil dan menghampiri sang supir.

"Bapak boleh pulang aja, saya mungkin sedikit lama di sini. Saya ingin mengurusi nona Flora sebelum dia berangkat sekolah." Mengangguk sebagai jawaban, kini mobil itu melaju menjauhi rumah Flora.


Flora memandang lurus ke arah cermin riasnya. Di elusnya secara perlahan permukaan kulit wajahnya.

"Huh, ayo Flora, kamu pasti bisa." Ucapnya sembari memasukkan peralatan riasnya dan menyimpannya di laci. Baru saja Flora beranjak dari duduknya, terdengar suara bel rumah yang di pencet.

Dengan segera Flora berlari kecil menuju pintu depan. "Iya tunggu.."

Pintu terbuka dan memperlihatkan Sumini dengan senyum manisnya. Flora membalas senyuman itu dan mempersilahkan Sumini masuk. "Ada apa bi?, tumben pagi-pagi udah ke sini." Sumini dan Flora mendudukkan dirinya di sofa.

Sumini menyerahkan kotak bekal tersebut ke arah Flora, "nyonya nitip ini untuk non Flora." Flora pun segera menerimanya dan berterimakasih. "Makasih bi, tunggu sebentar ya, aku ambil tas dulu." Flora berlari menuju lantai dua guna mengambil tasnya. Kemudian turun kembali menemui bi Sumi.

"Bibi anterin kamu sekolah yuk."






TBC

MY PLEASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang