P.23 Calon Ayah Tiri

954 82 11
                                    

Chika menggulung lengan kemejanya, membuka  satu kancing kemeja bagian atas lalu menyemprotkan parfum ke area lehernya. Agi sekali, Chika sudah rapi dengan pakaiannya. Chika memiliki janji terhadap Puccho karena ingin bertemu.

Chika meraih tas kecilnya yang berada di meja rias. Bercermin sekali lagi untuk memastikan penampilannya.

Setelah menutup pintu kamarnya, terdengar beberapa notifikasi masuk ke dalam ponselnya. Chika merogoh tasnya dan mengambil hp milik maminya. Ternyata ada beberapa pesan masuk dari Puccho.

Puccho
|Lokasi 📍|

|Itu alamat rumah om, Chika. Maaf nggak bisa ketemuan di luar|

|Oke om, gak masalah buat aku|

Chika membalas pesan tersebut lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas. Chika berjalan turun menuju ke lantai satu. Chika melihat beberapa pelayannya sedang membersihkan lantai.

Penciuman Chika yang tajam dapat mengendus bau anyir dari ubin tersebut. Rupanya masalah kemarin baru saja dibereskan.

"Kegaduhan kemarin baru selesai hari ini?" tanya Chika kepada salah satu pelayan yang bertugas.

"Iya nyonya, temen nyonya baru saja selesai." usai mengangguk, Chika berlalu dari sana dan menuju ke meja makan.

Chika berusaha terlihat seperti orang normal pada umumnya. Sarapannya kali ini ditemani oleh secangkir susu dan juga roti yang terbalur selai.

Kalian harus ingat kalau Chika itu aslinya manusia normal. Kebiasaan itu membawa perubahan yang besar untuk Chika. Sekarang Chika sedikit asing dengan makanan di depannya ini. Dimulai dengan gigitan pertama, lalu sedikit dorongan dari susu yang Chika minum.

"Not bad," Chika mengangguk dan menggerakkan badannya ke kanan dan kiri.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Chika berjalan keluar rumah. Ia sudah mendapati sang sopir yang sedang memanaskan mesin mobil. Lalu Chika pun berjalan mendekat.

"Bagaimana pak? Sudah siap?" Sang sopir yang sedang asik mengelap mobil pun terkejut dan berbalik. "Eh, sudah kok non. Mau berangkat sekarang?" Chika hanya mengangguk.

Sang supir membukakan pintu belakang mobilnya. Mempersilahkan Chika untuk masuk.

Perjalanan menuju ke rumah Puccho memakan waktu kurang lebih 30 menit. Chika mengamati setiap hal yang ia lewati. Ternyata di kota yang semaju ini masih banyak ada orang orang yang tidak mendapat pekerjaan yang layak.

Chika masih bersyukur memiliki tempat tinggal dan pekerjaan milik maminya. Setidaknya Chika masih bisa bertahan dan meneruskan pekerjaan tersebut.

Tak terasa perjalanan yang Chika lalui. Di sekitarnya masih banyak pepohonan yang menjulang tinggi. Bisa dibilang masih belum banyak ada perumahan warga. Chika sudah berhenti tepat di lokasi yang dikirimkan Puccho.

Chika membuka room chat nya kembali. Menanyakan kepada Puccho, rumahnya sebelah mana.

Chika mengedarkan pandangannya ketika Puccho mengatakan bahwa rumahnya berisi ornamen ikan di pintu gerbangnya.

Setelah menemukannya, Chika mengarahkan sopirnya untuk mendekat ke arah rumah tersebut. Setelah itu Chika turun, mendongak menatap ke atas. Karena rumahnya lantai dua. Walaupun kecil, tapi penataannya bagus.

MY PLEASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang