01. Semesta Zayyan Themis

702 38 9
                                    

Alunan piano memenuhi ruangan, suara tuts piano merayapi setiap sepi ruangan kesenian tersebut. Zayyan memejamkan kedua matanya menikmati setiap inci irama tercipta dari jemari lentiknya yang lihai menari di atas tuts hitam putih piano.

geunyang haengboghae boineunde
nae meolis-sog-e sajin sog-en
gajang yeppeun deuleseu ibgo
usgo issneun ne gyeot-e na

Tak lama suara merdunya ikut mengusir sepi, melantunkan lagu hate everything milik Gsoul tersebut. Menyanyikan lagu ini membuat Zayyan kembali mengingat ketika perayaan ulang tahunnya yang ke 17 bersama kedua orang tuanya. Zayyan ingat betapa cantik gaun yang Mama kenakan begitu serasi dengan kemeja putih milik Papa. Tapi sekarang itu hanya kenangan.

Biga seulpeuge naeril ttaemyeon
Nega sileohaetdeon geu yeonghwacheoreum
Haesangnam gadeukan nal
Modeun ge sileun geureon nal

Sekarang hanya tinggal Zayyan sendirian mengenang dunia yang memberinya luka parah. Zayyan membencinya, dia membenci hidupnya yang hancur dan hanya menyisakan duka. Setiap saat Zayyan berharap bahwa semua ini hanya mimpi, bahwa ia akan bangun dipelukan Mama dan Papa lalu bahagia lagi. Tapi iya, zayyan tahu bahwa ini nyata, bahwa dia tidak bisa mengulang waktu yang sudah berlalu dan dia hanya harus menikmati pedih dari luka yang tertinggal.

I nonaereul bureuneun geotdo
Ganghan cheokaneun geotdo
Neo tteonan geotdo
Nae danjeomdeuldo
Ne saero mannan sarangdo
Hate everything
Just hate everything
Right now

Zayyan pikir ia punya segalanya, Zayyan pikir ia tidak butuh apa-apa selama ada Mama dan Papa. Tapi hari ini Zayyan ingin semuanya kembali, dia butuh Mama dan Papa untuk menguatkannya. Dia benci berada di sini tanpa mereka, dia benci harus berpura-pura kuat, dia benci kenyataan keluarganya hancur berantakan, dia benci dirinya sendiri yang membenci Papa, dia benci dirinya yang tak bisa apa-apa. Zayyan membenci segalanya saat ini dia hanya ingin semuanya kembali.

Kaca di matanya kini telah pecah, bulir-bulir membasahi pipinya. Zayyan membiarkannya, membiarkan setiap kepedihannya mengalir bersama denting piano juga setiap lirik yang ia lantunan. Kali ini saja Zayyan hanya ingin diberikan kesempatan untuk mengungkapkan bahwa perih itu masih tertinggal, masih perih meski sudah bertahun-tahun terlewati. Nyatanya waktu tak mampu menyembuhkan lukanya.

Zayyan menundukan kepalanya, menahan tangis yang mengacam keluar, menahan isak yang mendesak dadanya. Zayyan menarik nafas sejenak, menghentikan denting piano sebelum akhirnya menekannya lebih kuat bersama lirik lagu yang ia pekikan.

Doedollil su itdamyeon
Da jobeoril su itdamyeon
Areumdawotdeon sigadeul now it's just killing me, oh baby.
I nonaereul bureuneun geotdo
Ganghan cheokaneun geotdo
Neo tteonan geotdo
Nae danjeomdeuldo
Ne saero Mannan sarangdo

Pada akhirnya Zayyan hanya seorang anak yang ingin semuanya baik-baik saja, yang membutuhkan Mama dan Papa. Sebagai seorang anak Zayyan berharap bisa mengulang dan menghapus semua kenangan pahit yang menghancurkan keluarganya. Tapi tidak karena itu semua adalah takdir Tuhan yang tak bisa Zayyan ubah.

Karena itu Zayyan membenci dirinya yang lemah, Zayyan membenci dirinya berusia 17 Tahun yang hanya bisa menerima kehancuran keluarga. Zayyan membenci dirinya yang tak bisa melakukan apa-apa, Zayyan membenci dirinya yang tak bisa membuat Mama bertahan, Dan Zayyan membenci Papa yang menghancurkan segalanya.

Angkasa-nya Semesta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang