3 tahun lalu saat semua masih baik-baik saja Zayyan tidak pernah mengira bahwa dia akan berada di sini. Tidak ada satu pun bayangan dalam otaknya untuk berada di posisi ini. Mengetahui perselingkuhan Papa, mengetahui bahwa Davin bukanlah adiknya, kehilangan Mama dan Papa pada waktu hampir bersamaan memang membuat hati Zayyan tercabik-cabik, luka menganga itu bahkan belum sembuh hingga hari ini. Tapi banyaknya luka yang datang bertubi-tubi itu tak ada yang berhasil membuatnya membenci Davin. Meskipun ia tahu bahwa Davin adalah anak hasil dari perselingkuhan Papa, Zayyan tetap menyayangi Davin.
Bagi Zayyan, Davin adalah adiknya terlepas dari mana Davin berasal, terlepas dari fakta bahwa ibu Davin adalah seseorang yang menghancurkan keluarganya. Tak ada satu pun dari luka itu yang dapat memutuskan tali kasih sayangnya untuk Davin. Karena orang ini yang waktu kecil menangis hanya karena ia tinggal mengambil mainan di kamar, orang ini yang berlari dengan kaki gemuk kearahnya setiap kali ia pulang sekolah. Orang ini yang terus meledek tinggi badannya sambil terus mencintainya. Saat itu, luka-luka itu tidak berhasil memisahkannya dari adiknya yang kelebihan gen tinggi.
Luka-luka dari Mama dan Papa itu tidak ada yang berhasil membuatnya tumbang hingga terkapar. Dia masih mampu bangkit lagi, mencintai lagi, merampungkan masa studinya dan lulus dengan baik meski tidak sesuai dengan apa yang ingin dia capai. Tapi peristiwa setelah masa-masa itu yang akhirnya berhasil membuatnya terluka parah, yang berhasil membuatnya terkapar hingga tidak mampu bangkit lagi.
Peristiwa yang terjadi 6 bulan setelah ia kehilangan Mama dan Papa, 8 bulan setelah ia mengetahui kenyataan bahwa Davin bukanlah adiknya. Peristiwa yang terjadi setelah dia baik-baik saja, setelah dia mengikhlaskan semuanya, setelah lukanya hampir sembuh sepenuhnya. Zayyan menengadahkan kepalanya menatap langit biru yang kebetulan hari ini begitu indah. Awan putih berarak, menghias angkasa di atas sana.
Hari ini adalah hari terakhir terapinya, terapi yang ia jalani untuk menyembuhkan luka meradang dihatinya. Terapi yang ia jalani untuk bisa berdamai dengan masa lalu. Terapi yang ia jalani untuk bisa mengikhlaskan semua luka yang semesta berikan. Terapi yang ia jalani selama 2 tahun ini. Terapi yang ia jalani untuk Davin, untuk bisa mencintai adiknya tanpa rasa takut, untuk bisa memeluk adiknya tanpa gemetar, untuk bisa mengatakan bahwa dia mencintai adiknya tanpa ragu.
"Semesta adalah Bentala. Bentala adalah Semesta"
Hela nafas panjang ia hembuskan perlahan, melepas keraguan yang masih saja bergelayut di bahunya. Membebani pundaknya, memberatkan langkahnya. Tapi hari ini Zayyan bertekad untuk segera pulih. Dia merindukan adiknya. Semesta merindukan Bentala. Setelah menghela nafas panjang sekali lagi, Zayyan membawa langkahnya, menghitung setiap ubin lantai rumah sakit hingga terhenti pada satu ruangan bertuliskan Psikiater, Dokter Hasan. Hasan Galaksi Themis adalah dokter psikiater yang selama ini membantu pengobatannya. Dokter Hasan atau yang sering Zayyan panggil Om Hasan adalah Ayah Bang Husein kakak Papa.
"Ayo Zayyan kamu bisa" Ucapnya sebelum akhirnya mendorong pintu ruangan itu hingga terbuka memperlihatkan ruangan dengan nuansa birunya langit berpadu dengan cantiknya bunga matahari.
"Selamat hari terakhir terapi, Zayyan!"
"Alhamdulillah" balasnya sembari mendudukan bokongnya pada kursi di hadapan Om Hasan dan menerima setangkai bunga matahari yang Om Hasan berikan.
"Kamu siap?"
Mendengar pertanyaan itu Zayyan menundukan kepalanya, menatap bunga matahari yang ia genggam erat. Kelopak bunga kuning cerah itu seolah menggambarkan Zayyan yang selalu ia perlihatkan pada dunia. Zayyan yang penuh tawa, Zayyan yang ceria, Zayyan yang punya banyak cara untuk membuat orang lain bahagia. Tapi ditengah kelopak itu adalah Zayyan yang sebenarnya. Zayyan ini begitu kelam, penuh luka dan punya dunianya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa-nya Semesta ✓
Fanfiction"Tidak ada yang salah dengan jatuh cinta, yang salah hanya kepada siapa kita mengalamatkan cinta itu." -Semesta Zayyan Themis- "Gue adalah Angkasa yang Semesta cintai dengan caranya." -Angkasa Sing Arhaan- "Cinta itu suci karena dia lahir dari hati...