13. Angkasa dan Hatinya

226 33 19
                                    

Sudah 2 minggu lebih Semesta menjauhinya. Sudah 2 minggu lebih Semesta selalu menghindar ketika ia ada. Sudah 2 minggu lebih Semesta meninggalkannya dalam kekosongan. Sudah 2 minggu lebih dia kehilangan Semesta. Jujur Sing tidak ingin seperti ini. Bukan ini yang ia mau sebagai akhir dari hubungan yang ia bangun bersama Semesta. Bukan perpisahan seperti ini yang ia impikan sebagai akhir hubungannya bersama Semesta.

Tidak apa jika dia tidak mendapatkan Semesta, tidak bisa menjadikan Semesta sebagai kekasihnya, sebagai seseorang yang akan dia cintai seumur hidupnya, pun tidak apa jika dia tidak bisa memiliki Semesta untuk dirinya. Tapi setidaknya biarkan Semesta tetap di sisinya, biarkan dia tetap memiliki Semesta sebagai seorang teman, seorang kakak seperti sebelumnya. Sing tidak ingin kehilangan Semesta hanya karena perasaan yang tumbuh tanpa persetujuannya ini.

Sing menundukan wajahnya, matanya terpejam dengan jemari saling menggenggam satu sama lain. Hari ini setelah sekian lama akhirnya dia datang ke sini, ke tempat yang biasanya orang-orang sebut sebagai rumah, ke tempat yang katanya dapat dia jadikan tempat pulang. Hari ini Sing tertunduk, duduk pada salah satu deretan bangku panjang menghadap langsung pada patung salib itu. Hari ini sekali saja dalam hidupnya ia ingin mengadukan keluh kesahnya pada Tuhan-nya. Sing tidak tahu lagi harus lari ke mana, karena setiap tempat yang ia datangi tidak memberikan jawaban yang dapat melapangkan hatinya.

Tempat ini, gereja tua ini menjadi tempat terakhir Sing melabuhkan harapannya.

"Tuhan, hamba akui bahwa hamba bukanlah orang baik. Hamba bukanlah orang yang sempurna. Hamba sering kali melakukan kesalahan. Hari ini hamba datang, Ya Tuhan. Hamba memohon ampunan dan jawaban untuk hati hamba yang penuh pertanyaan... hamba-" Sing menarik nafas dalam melegakan dadanya yang mulai terhimpit sesak. "Hamba jatuh cinta, jatuh cinta pada seorang hamba Allah yang begitu taat akan ajaran-Nya. Jatuh cinta pada seseorang yang selalu menggantungkan harapannya pada Tuhan-nya. Apa yang harus hamba lakukan Tuhan? Apa yang harus hamba lakukan? Seperti apa cinta itu bekerja? Apa itu cinta?"

Sing menumpuhkan dahinya pada jarinya yang tergenggam. Hela napasnya terdengar lelah dan penuh luka. Sing tidak tahu bagaimana caranya cinta bisa datang begitu saja?. Bagaimana cinta hadir tanpa undangan? Bagaimana cinta ini bisa tumbuh tanpa memandang kepada siapa tujuannya? Kalau saja bisa Sing tidak ingin jatuh cinta lebih lagi pada sahabatnya yang sialnya juga seorang laki-laki.

"Apa tujuan-Mu membuat hamba jatuh cinta, Tuhan? Jika memang jatuh cinta ini adalah kesalahan kenapa kau biarkan hamba jatuh cinta? Bisakah Kau hentikan saja? Hamba tidak mau berada di posisi ini. Maaf..."

Sing menengadahkan kepalanya, menatap mimbar di depannya dengan kaca di matanya. Sing ingin menangis tapi tidak ingin menangis. Dia tidak bisa meluapkan kepedihannya, dia hanya tidak bisa.

"Kenapa harus Semesta? Kemana harus dia. Aku tidak mau jatuh cinta pada dia. Tolong berhenti saja, hentikan saja. Tolong-tolong berikan aku jawaban, berikan aku jalan jika memang mencintai Semesta adalah kesalahan"

Kaca di mata indah itu akhirnya pecah, air mata yang sejak tadi berusaha dia tahan akhirnya tumpah. Beruntung gereja hari ini sepi karena memang bukanlah hari di mana orang-orang banyak datang. Jadi pada bangku gereja itu Sing akhirnya dapat menumpahkan kepedihannya tanpa takut dihakimi. Hingga tepukan pelan di bahu membuatnya tersadar. Sing mengangkat pandang menatap seseorang berpakaian rapi dengan kemaja putih dan jas hitam rapi itu. Pria itu memberinya senyum tulus seolah mengerti apa yang ia rasakan.

"Cinta itu memang kadang rumit tapi cinta itu juga kepastian. Ronda Chervin mengatakan bahwa ada 3 unsur cinta. Satu cinta adalah kepasrahan diri, kedua cinta itu tidak pernah statis dan ketiga cinta adalah mengubah. Jika kamu banyak berubah demi orang yang kamu cintai maka itulah cinta. Tapi yang penting adalah dalam pandangan agama kita cinta adalah aku mencintaimu seperti aku mencintai diriku sendiri"

Angkasa-nya Semesta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang