Cinta adalah ketulusan, sesuatu yang lahir dari hati tanpa memandang kepada siapa cinta itu berlabu. Cinta juga adalah keinginan. Keinginan untuk membahagiakan, keinginan untuk memiliki, keinginan untuk mewujudkan impian orang yang dicintai. Sering kali cinta adalah pertanyaan tanpa jawaban. Tidak ada yang tahu bagaimana cara cinta bekerja. Bagaimana cinta mengubah sahabat menjadi cinta atau bagaimana cinta berubah menjadi benci.
Sing juga begitu, dia tidak tahu bagaimana cinta hadir di hatinya untuk Semesta, bagaimana rasa nyamannya berubah menjadi cinta. Sing tidak tahu bagaimana hatinya berdebar tanpa ia minta ketika memikirkan Semesta atau bagaimana ia selalu merasa bahagia setiap kali nama Semesta menyapa gendang telinga. Sing tidak tahu mengapa hatinya memilih Semesta untuk dicintai dari banyaknya perempuan di dunia. Mengapa ia bisa mencintai Semesta yang jelas-jelas beda server dengannya dari banyaknya perempuan seiman juga seamin.
Bagaimana cara cinta bekerja?
Begitu banyak pertanyaan memenuhi kepalanya, banyak bagaimana dan mengapa membutuhkan jawaban tapi yang Sing dapatkan hanya hembusan napas lelah. Sing lelah mencari jawaban, dia lelah mencari jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan menganggu di kepalanya. Sing lelah juga marah karena jawaban yang dia dapatkan hanya cinta. Karena ia mencintai Semesta. Semesta yang baik, semesta dengan tawanya, semesta dengan tangisnya, semesta dan binar di matanya, Semesta dan kepeduliannya, Semesta dan perhatiannya. Semesta dan cinta yang cowok itu punya.
Hembusan nafas lelah kembali terdengar dari belah bibirnya. Sing mengusap kepalanya kesal, rambut legam yang tak pernah rapi itu semakin dia buat acak-acakan sejalan dengan isinya kepalanya yang berantakan. Seandainya yang ia cintai adalah seorang wanita Sing bisa dengan mudah mengatasinya. Dia akan datang tebar pesona dan menyatakan cinta dengan PD-nya. Seandainya saja bukan Semesta, Sing tidak akan sekalut ini. Isinya kepalanya tidak akan berantakan seperti wajah Pak Joko ketika ditagih hutang.
"Gue gak yakin loe sesuka itu sama Zayyan deh, Sing. Mungkin kita salah"
"Gue juga pengennya gitu" sahutnya frustasi.
Sing menatap bangunan megah dengan lambang bulan bintang di atasnya, bangunan dengan nuansa hijau begitu sejuk dipandang. Bangunan yang sering Semesta kunjungi setidaknya 2 kali sehari. Bangunan yang katanya menjadi tempat ternyaman untuk Semesta. Bangunan itu juga yang seolah menampar Sing setiap hari. Menyadarkan posisinya, menyadarkannya bahwa cinta yang ia miliki tidak mungkin terbalaskan.
"Loe tahu kalo perasaan loe itu gak akan pernah dapat balasan kan Sing? Loe tahu kalo Zayyan gak akan mencintai Loe seperti loe cinta sama dia? Loe liat Sing, liat dengan mata hati loe itu. Temboknya terlalu tinggi Sing. Ini bukan hanya tentang agama tapi juga... Loe tahu maksud gue"
"Gue tahu, Leo. Gue tahu kalo seharusnya gue gak jatuh cinta sama tuh orang. Gue tahu seharusnya gue gak terjebak sama perasaan gue sendiri. Gue tahu. Tapi gue gak tahu kenapa bisa, gue gak tahu kenapa gue bisa jatuh cinta sama tuh orang!!"
Sing tahu bahwa tembok antara dirinya juga Semesta terlalu tebal untuk ia tebus. Terlalu tinggi untuk ia lompati. Sing tahu bahwa cintanya tidak akan mendapat balasan bahkan mungkin pengakuan. Tapi dirinya mencintai Semesta. Mencintai salah satu hamba Allah itu.
"Ya Allah, Tuhan-nya Semesta. Aku mencintai salah satu hamba-Mu"
"Berat" komentar Leo membuat Sing lagi-lagi menghela nafas panjang, tepukan di bahunya dari Leo seolah menguatkan sekaligus menyadarkannya bahwa cinta yang ia punya memang seberat itu.
Sing melangkah berlalu dengan rangkulan Leo yang tak pernah sahabatnya itu lepaskan. Langkahnya ia bawah semakin menjauh, meninggalkan Semesta yang masih betah di dalam sana. Meninggalkan Semesta yang masih betah dengan semedinya. Orang itu memang selalu lama jika sudah berada di sana, entah apa yang cowok itu lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa-nya Semesta ✓
Fanfiction"Tidak ada yang salah dengan jatuh cinta, yang salah hanya kepada siapa kita mengalamatkan cinta itu." -Semesta Zayyan Themis- "Gue adalah Angkasa yang Semesta cintai dengan caranya." -Angkasa Sing Arhaan- "Cinta itu suci karena dia lahir dari hati...