12. Hati dan Logika

229 30 5
                                    

Zayyan membaringkan tubuh lelahnya di atas kasur tak terlalu besar itu, matanya menatap pola tata surya di langit-langit kamar yang sudah mulai pudar. Zayyan sangat suka semua hal yang berhubungan dengan tata surya, dia suka bagaimana planet-planet itu tersusun cantik pada garis edarnya, dia suka matahari yang menjadi pusat edar, dia juga suka kerlap-kerlap kecil yang menghias di sekeliling planet. Untuk Zayyan itu semua terlihat begitu cantik.

Untuk hidupnya, Zayyan juga mengharapkan hal yang sama. Dia memiliki harapan agar perjalanan hidupnya bisa secantik tata surya. Tata surya yang konsisten ditetapnya berada, tata surya yang tidak pernah menyimpang dari jalurnya, tata surya yang begitu indah dengan orang-orang di sisinya. Tapi nyatanya Zayyan hanyalah bintang kecil yang jatuh, yang melebur semakin kecil ketika menyentuh atmosfer bumi, yang hancur dan menyisakan kerikil hitam.

Sejak 3 tahun lalu Zayyan memang sudah lebur karena luka. Dunia seolah begitu suka menghancurkan hatinya, seolah membuat Zayyan berduka adalah favoritnya. 3 tahun lalu adalah bahagia terakhirnya, 3 tahun lalu ulang tahunnya yang  ke 17 adalah hal terakhir yang tak ingin dia lupakan tentang Mama dan Papa tapi hal yang terjadi setelahnya adalah hal yang tak ingin Zayyan ingat kembali.

Karena yang terjadi selanjutnya adalah ia mengetahui bahwa Davin bukanlah adik seibunya. Davin dan dia terlahir dari rahim yang berbeda. Davin terlahir dari seorang wanita yang Papa miliki selain Mama, wanita yang selalu menjadi sumber luka untuk Mama hanya dengan memiliki Davin di sisinya. Zayyan bahkan masih ingat jelas kata-kata Mama hari itu.

Pertengkaran Mama dan Papa itu adalah hal terakhir yang Zayyan lihat sebelum kecelakaan hebat merenggut Papa dan Mama dari dirinya dan Davin. Di hari itu Zayyan kehilangan tumpuannya, dia kehilangan tempatnya untuk bersandar, dia juga kehilangan kepercayaannya pada Papa. 3 tahun ini Zayyan tidak berhenti menyalahkan Papa atas kecelakaan yang merenggut Mama dari sisinya. Zayyan selalu menyalahkan Papa atas luka yang harus ia terima. Zayyan menyalahkan Papa atas rasa benci dihatinya. Zayyan selalu menyalahkan Papa..

Tapi..

Hari ini Zayyan tahu segalanya. Dia akhirnya tahu bahwa semua yang terjadi bukanlah salah Papa. Dia akhirnya tahu bahwa Papa tidak pernah mencintai wanita lain selain Mama. Dia akhirnya tahu bahwa yang berkhianat bukanlah Papa tapi Mama.

"Ya Allah...."

Zayyan mengusap wajahnya kasar, matanya memejam erat, mencoba mengusir bayangan beberapa jam lalu yang tidak mau pergi terus menghantui kepalanya seolah memang sengaja menetap untuk membuat rasa bersalahnya membengkak hingga tak mampu ia sembuhkan.

"Maafin Zayyan, Pa"

Hela napas lelah ia hembuskan, lengannya ia gunakan untuk menutupi mata yang terpejam, menyelami lagi apa-apa saja yang ia lewati hari ini mulai dari sarapan bersama Davin, menghindar dari Angkasa sampai menemui bajingan yang memberinya luka separah ini. Bajingan yang juga menjadi pelaku pembunuhan berencana kedua orang tuanya. Bajingan yang menyabotase mobil Papa dan Mama hingga kecelakaan itu tidak bisa Papa hindari.

.....

Zayyan meremat ujung kemeja yang ia kenakan kuat, mengusir rasa takut yang mulai hadir bahkan ketika bajingan gila itu belum berada di dekatnya. Zayyan akui menemui seseorang yang menganiaya-nya hingga menyebabkan dirinya menderita Depresi berat dan trauma berat adalah keputusan paling gila yang dia ambil. Tapi Zayyan membutuhkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ia pendam selama ini.

"Kamu bisa memanggil kami, nak. Jangan khawatir kami tepat di belakang pintu. Bicarakan apa yang perlu kamu bicarakan berikan tanda jika memang kamu tidak merasa nyaman"

"Baik, Pak"

Zayyan mengangkat pandangannya, menatap petugas kepolisian yang menepuk pundaknya beberapa kali. Sebagai korban kasus berat Zayyan memang memiliki perlindungan ketat ketika ia memutuskan bertemu pelaku terlebih ini sudah hampir 2,5 tahun lamanya setelah ia bertemu pria ini terakhir kali. Petugas kepolisian tersebut sekali lagi mendaratkan tepukan ringan di bahunya sebelum meninggalkannya berdua dengan pria ini, pria yang membuatnya terluka begitu dalam, pria yang membuatnya kepayahan, pria yang membuatnya membenci adiknya begitu lama. Pria bajingan ini.

Angkasa-nya Semesta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang