Tragedi si tikus mini semalam sukses mencairkan kekakuan di antara Sera dan Januar. Sera tak lagi menghindar, Januar berubah bersikap lebih santai. Sera mulai dapat menerima candaan Januar yang condong ke menggombal, melihatnya sebagai sesuatu yang lucu. Menemukan sisi lain dari Januar, Sera senang. Sisi kelewat menggemaskan yang dilihat-lihat cocok juga dengan tampang Januar kala ulas senyuman; lugu, seperti anak kucing yang harus disayang-sayang. Benar kata Hanafi, Januar itu orangnya lembut di dalam. Ekspresi wajahnya saat serius boleh jadi sangar, tetapi begitu sudut-sudut bibirnya tertarik lebar, kontan lebur aura dingin yang selimuti lelaki itu.
"Kamu deket banget sama Bang Jo ya, Mas?" tanya Sera, penasaran lantaran malam ini hujan, dan Januar tanpa sungkan meminta tukar kendaraan dengan Jonathan. Januar pakai mobil Jonathan, motor Januar dibawa balik Jonathan. "Eh tapi kalau itu privasi, gapapa enggak perlu dijawab, Mas."
Dengan fokus terarah ke jalanan, Januar membalas, "Dia sepupu saya. Seminggu kemarin saya numpang di apartemennya. Kami lumayan deket."
"Kalau sampe sudi nampung gitu sih bukan lumayan lagi, tapi emang deket banget." Sera menggembungkan pipi sekejapan, kepalanya tengah bekerja mencari topik pembahasan. Enggan dipeluk sunyi. "Aku tiba-tiba inget kita pernah bahas soal cheating, boleh gak gantian aku yang minta opini kamu?"
"Boleh. Ask me."
Sera menghadapkan fokus ke depan, menatap bulir-bulir hujan yang jatuh deras menghantam kaca mobil, ngotot; jatuh berkali-kali tak peduli wiper terus-terusan menyingkirkannya.
"Kira-kira mereka yang selingkuh tuh kenapa ya, Mas? Apa alasan mereka enggak setia?" Sera mengulum sesaat bibir bawahnya. "Sebelum mereka ambil keputusan untuk nyakitin pasangan, apa mereka gak pernah mikirin gimana kalau mereka sendiri yang disakitin? Yang diselingkuhin?"
"Saya punya beberapa kenalan yang gak setia sama pasangannya, dan ya, alasan mereka gak setia beda-beda." Januar menoleh sekilas hanya untuk melihat gurat-gurat sendu di wajah Sera. "Ada yang karena bosen terus nyari suasana baru dengan orang baru, ada juga yang karena ketemu orang baru terus perlahan-lahan kehilangan rasa ke pasangannya. Jatuh cinta ke orang baru di saat punya pasangan tuh enggak salah, in my opinion. Manusia kan gak punya kuasa ngendaliin hati. Berubah jadi salah kalau rasa suka itu dituang ke tindakan sementara kitanya in relationship with someone. Kalau beneran ilang rasa ke pasangan, harusnya selesaikan dulu hubungan, lepasin dulu hati yang udah gak dimau lagi. Jangan menahan mereka di saat kamu tau kamu nggak lagi bisa ngasih mereka bahagia. Bukan cuma perasaan kamu yang penting, bukan cuma kamu yang layak bahagia dengan seseorang yang kamu cinta. Ya intinya mereka yang cheating mending diputusin aja."
Sera terpekur.
"Apa pun alasan yang mereka punya, mereka semua brengsek," kata Januar.
Sera bawa tatapannya ke luar jendela. Hujan mereda, tetapi gerimis di hati Sera malah semakin deras. Ia ambil napas dalam-dalam, diembuskannya perlahan. "Aku pernah bilang aku bakal langsung depak dia yang gak setia ke aku, tapi kayaknya enggak semudah itu untuk dilakuin, Mas."
"Terus apa?" Januar melempar tanya retoris. "Bakal kamu pertahankan? Bukannya kamu bilang itu sia-sia, ya? Pada akhirnya usaha kamu untuk pertahanin dia enggak akan bawa hubungan kalian ke mana-mana."
"Aku ...." Sera menggigit bibir bawah, "enggak siap ditinggalin, Mas." Lirih, Sera membuka rahasianya ke Januar.
"Kalau gitu kenapa enggak kamu aja yang pergi duluan? Leave him, Sera. Kalau kamu diselingkuhin, berarti kamu dijadiin opsi. Kamu nggak jadi satu-satunya, dan kamu nggak layak diperlakukan kayak gitu." Januar bisa melihat kecemasan di mata Sera. "Ra, you've already made a promise with yourself; you'll love yourself more than anyone. Then, please ... do it." Januar diam-diam melepas helaan napas kala Sera melengos, alihkan fokus ke luar.