10. Sekilas-perlu diulas

1K 229 125
                                    

Chapter 1 — Kenalan

Jonathan mendengkus geli saksikan Januar langsung runtuh ke sofa satu detik usai pintu ruangannya ditutup.
"Jan, jelek banget salting lo." Jonathan mencibir setelah menempatkan diri di sofa yang berseberangan dengan Januar. Ia terkekeh menonton Januar yang salah tingkah hingga merona hebat wajah dan cuping telinganya. Padahal Jonathan ingat persis Januar berlagak sok keren di hadapan Sera barusan, berlagak cuek seolah-olah jantung Januar tidak jungkir balik setelah sekian lama mendamba Sera dan akhirnya bisa berjumpa dengan perempuan itu. "Jangan terlalu ngegas deketinnya, doi masih in relationship sama abang lo. Pertahanin juga akting sok cool lo itu, walau sebenernya gue lihat-lihat Sera kayak jijik gitu tadi."

"Jahat lo, Bang." Januar merengut, lantas mendudukkan diri, melempar pelan punggungnya ke sandaran sofa. Ia menatap Jonathan, cengengesan. "Jujur aja, nih, gue masih gak nyangka akhirnya bisa denger suara dia after two years loving her silently. Sera is prettiest girl that I've ever seen, Bang. Number two after my mom." Cengiran Januar berubah jadi senyum lembut. Lelaki itu menjatuhkan pandang pada tangan yang tadi berjabatan dengan Sera, lima jari yang akhirnya sanggup merasakan hangat kulit perempuan itu. Akan tetapi Januar sedikit sebal, pasalnya tangan Sera pernah dan sering digenggam Jehian—si brengsek.

"Dasar anak muda," gumam Jonathan sambil geleng-geleng kepala. "Bucin banget gue lihat-lihat padahal Sera bukan siapa-siapa lo," kelakarnya.

"Bang, ah!" Januar merajuk. "Stop menyakiti hati gue dengan candaan jelek lo itu, ya. Mending pikirin entar malem mau makan di mana. Bills on me. Ayo peras gue sesuka hati karena lo udah bikin Sera manggil gue 'Mas'. Jiah, abis ini gue mau nyari referensi nama anak." Januar mesem-mesem, kumat tingkah gilanya, dan Jonathan yang menyaksikan cuma menggeleng geli. Jonathan dapat dengan mudah memaklumi, orang lagi kasmaran memang cenderung agak sinting.

 Jonathan dapat dengan mudah memaklumi, orang lagi kasmaran memang cenderung agak sinting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Chapter 2 — Kepencet

Januar berguling ke kanan dan kiri di atas kasur empuknya, susah tidur. Ia merindukan seseorang. Mencoba lagi pejamkan mata, tetapi malah wajah cantik Sera yang terbayang-bayang. Alhasil, Januar pun melompat dari ranjang, berlari kecil ke ruang tengah demi temui Jonathan dan keluarga kecilnya yang sedang bersantai. Tanpa kata, Januar mengangkat Kenneth—anak Jonathan—memangkunya ke kamar. Sejak datang ke Bandung dua hari lalu, Januar memang numpang di apartemen Jonathan. Januar enggan pulang ke rumah di mana bunda dan abangnya berada. Setelah tujuh tahun lalu Januar hengkang dari rumah itu karena suatu alasan, Januar tak punya niat untuk menginjakkan kaki lagi di sana sebab rumah itu tak lebih dari wadah yang simpan kenangan buruk.

"Cil, ayo pencet yang ini, Cil," titah Januar sambil menunjuk-nunjuk satu nama kontak di layar ponselnya yang sengaja diletakkan di atas ranjang.

[✓] KlandestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang