dua satu

122 12 0
                                    

Wah akhirnya bisa update lagi di cerita ini

MAAF YAAAW KALO KELAMAAN UP HEHE

HAPPY READING GUYSS

________

Cukup dengan lo senyum aja, karena selain mata lo ada hal yang lebih indah dari itu. Yaitu senyum lo.”

Aezar Almeer

Samara keluar dari gerbang rumahnya dengan raut wajah yang berseri seri, ia bahkan tak berhenti tersenyum sejak keluar dari rumah tadi. Bibirnya masih betah untuk tersenyum hingga matanya sedikit menyipit.

Alasannya cukup sederhana kenapa ia sebahagia ini, karena saat membuka gerbang rumahnya Aezar sudah nangkring di atas motor sambil melempar senyum kearahnya.

Rasanya sedikit berbeda melihat Aezar, pandangannya bukan lagi Aezar si cowok urakan dengan segala tingkah yang membuat Samara kesal melainkan Aezar si cowok yabg semalam resmi menjadi pacarnya.

Aneh? Tentu saja, Samara pun heran kenapa juga perasaan yang tumbuh harus untuk Aezar. Padahal sebelum itu, Aezar adalah laki-laki yang ia benci setengah mati sejak awal bertemu. Perlakuannya yang seenak jidat membuat Samara betul betul benci dengan Aezar. Tapi memang benar kata pepatah, benci bisa jadi cinta mungkin cocok sekali mendefinisikan perasaan Samara.

”Hai, udah lama nunggu?” tanya Samara dengan tersenyum guna menutupi kegugupannya.

Aezar menggeleng sebagai jawaban sambil tersenyum menawan.
”Belum lama kok, baru aja.”

Samara pun mengangguk, ia meneliti penampilan Aezar. Seragam putih abu-abu yang tidak di masukkan, dasi yang sengaja di kendurkan, rambut yang terlihat acak-acakan, dan jaket levis kebanggaan yang senantiasa ia pakai sebagai ciri khas seorang Aezar. Mungkin definisi cowok urakan dengan sejuta pesona cocok untuk Aezar, pikir Samara sambil menggelengkan kepala heran.

Aezar yang melihat mengerutkan keningnya bingung.
”Kenapa?” tanya Aezar heran.

”E-eh gapapa kok hehe, ayo berangkat.” balas Samara dengan tersenyum.

”Bentar.” kata Aezar.

Samara hanya mengangguk sambil menatap bingung Aezar yang turun dari motor lantas berjongkok di hadapannya membuat Samara mematung dengan pipi memanas, Aezar mengikat sepatu sebelah kanan yang belum sempat Samara tali akibat buru buru.

”Lain kali jangan buru buru sampai lupa tali sepatu belum sempet di ikat, nanti kalau ke injak lo jatuh gimana hm?” Aezar dengan telaten mengikat tali sepatu Samara membuat gadis itu menahan senyum.

”Udah nih, ayo kita berangkat.” Aezar bangkit lalu kembali menaiki motornya dan memakai kembali helmnya selesai itu ia memakaikan Samara helm yang sengaja Aezar bawa khusus untuk Samara.

Aezar mengkaitkan helm yang di pakai Samara sambil menatap Samara tanpa berkedip. Aezar heran, kenapa Samara di matanya selalu berkali-kali lipat sangat cantik?

Samara yang di tata seintens itu gugup setengah mati, ini kali pertama baginya bertatapan sedekat ini dengan lawan jenis.

”Lo cantik, dan selalu cantik.” bisik Aezar lalu memundurkan badannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aezar AlmeerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang