20

801 75 4
                                    

Selamat baca

Ada yang nunggu kah?

Btw, selamat tahun baruuuuuu guys

°•°

"Husband." panggil Kalea pada Navin.

Keduanya sudah berada di dalam kamar untuk tidur, karena malam sudah larut.

"Hmm." jawab Navin.

"Gue mau deep talk, serius. Tapi mungkin ini bakal jadi pembahasan yang lumayan berat." ucap Kalea.

Navin yang sudah berbaring akhirnya kembali duduk. Menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang. Kemudian menatap Kalea dengan tatapan bingung.

"Serius bener, Ay. Gue ngeri, udah malem begini juga."

"Ihh, lo mah."

Navin tertawa, kemudian menyuruh Kalea untuk mendekat. Kalea menurut, langsung saja duduk disamping Navin, memeluk lelaki itu dan menyandarkan kepalanya di dada Navin.

"Mau bahas apa si?" tanya Navin penasaran.

"Eumm... Warning dulu ya, ini mungkin bakal jadi pembahasan yang agak mature gitu."

"Gaya lo bahas yang begitu."

"Serius Navin!" kesal Kalea.

"Ya udah iya, sok mulai."

"Vin, sebelumnya sorry ya, hampir tiga bulan nikah, gue belum ngasih sesuatu yang seharusnya udah lo dapetin. Tapi kalo misal lo emang ga kuat nahan, bilang aja ya, gue udah siap kok. Gue takut, gue juga kepikiran kalo sampe lo malah maen sama cewek lain diluar sana."

"Gue bercanda aja waktu itu, jangan terlalu ditanggepin serius, Lea."

"Gue juga serius, Navin. Gue siap lakuin itu sama lo."

Navin menghembuskan napasnya pelan, "Iya ya udah, nanti. Gue yang masih belum bisa lakuin itu. Kita masih sekolah, gue gak mau nanti malah lo hamil, repot." jawab Navin.

"Kita bisa lakuin itu, dengan lo yang pake  pengaman, atau nanti gue yang minum obat pencegah kehamilan." bantah Kalea.

"Gue gak mau."

"Gue beneran takut, Navin. Dulu gue berpikir gak masalah kalo misal gue nikah terus gue cerai. Toh gue nikah cuma karena kemauan orang tua gue, gue gak cinta sama siapapun orangnya nanti yang nikah sama gue. Tapi, setelah nikah sama lo, gue rasa gue gak bisa kalo harus nikah terus cerai begitu aja. Gue udah nyaman sama lo, gue gak bisa kalo gak sama lo, Navin."

Kalea berbicara dengan menggebu-gebu, Navin pun langsung membawa Kalea kedalam pelukan hangatnya.

"Gue takut, Vin, banget. Apalagi sekarang Mila pulang, gue tau kalo dia selalu gak mau kalah dari gue. Gue tau dari cara dia natap lo, dia itu suka sama lo, dia tertarik sama lo. Dan gue tau, dia pasti akan berusaha buat rebut lo dari gue."

"Gue gak akan mungkin tergoda sama Mila, sayang."

"Iya lo bisa ngomong kayak gini sekarang. Tapi nanti? Who knows, Navin. Bisa aja dia pake cara nekat, ngasih sesuatu yang belum gue kasih ke lo, misalnya. Dan lo sebagai cowok juga gak akan nolak kan kalo dikasih yang enak."

"Stop overthinking. Gue tau lo ngajak gue buat lakuin itu, semata-mata cuma karena lo yang lagi banyak pikiran. Lo mikiran hal yang ngga-ngga, makanya lo jadi ngawur begitu. Nanti, sayang, nanti. Ada waktunya kita lakuin itu. Saat lo yang udah bener-bener siap."

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang