(5)Hangatnya toko bunga fiyla.

5 2 0
                                    

-Happy Reading-

"Sshhh...Pelan-pelan mbak"

"Ini udah pelan dya,mau pelan kayak gimana lagi?.Lagian kok kamu bisa dapat luka kayak gini?,kamu di bully di sekolah?"

Ya.sepulang dari sekolah maudya memutuskan untuk ketempat kerja paruh waktunya,dan sesampainya ia di sana ia disambut dengan ekspresi khawatir mbak fiyla lantaran melihat luka cambuk memanjang di lengannya.

Dan berakhirlah ia di sini,taman belakang toko buka milik mbak fiyla dengan ditemani runtuttan pertanyaan.

"Nggak mbak,ini Maudya tadi waktu bersih-bersih kegores jendela jadi kayak gini",bohongnya karena jujur saja ia tak ingin bosnya sekaligus tetangganya yang baik hati ini kepikiran akibat masalah yang menimpanya,mengingat betapa baiknya wanita berkepala dua itu.

"Nggak usah ngelak kamu?,kamu pikir mbak bisa dibohongi?"

"Udah,hari ini kamu libur kerja dulu,biar mbak fiyla sama Reno yang jaga toko"

"Tapi mbak--"

Maudya menutup rapat bibirnya tatkala melihat wajah fiyla yang sudah ia anggap keluarganya kini memerah dengan asap yang mengepul keluar dari hidung dan telinganya.

"Sana istirahat di kamar mbak dulu,nanti mbak suruh Reno beli makanan untuk kita"

"Nggak ngerepo--"

"Banyak omong deh kamu.Udah Sana,mbak mau jaga toko dulu",ujarnya fiyla dengan wajah yang kembali judes.

Sepeninggalnya fiyla,Maudya mengangkat kedua sudut bibirnya tipis merasakkan perasaan hangat menyelimuti hatinya.

Jadi gini ya rasanya dikhawatirin?.Batinnya.

***

Maudya melangkahkan kakinya memasuki ruangan kamar fiyla yang tersedia di toko,lalu tatapannya mengedar menatap kamar yang tak terlalu luas itu,meski begitu kamar itu cukup nyaman dan terlihat rapi meski jarang digunakkan mengingat kamar ini hanya digunakkan ketika fiyla menginap atau istirahat selepas bekerja saja.

Lalu tatapannya berhenti tepat di sebuah kaca besar yang terpasang di lemari.

"Astagfirullah.Gembel dari mana ini??",gumamnya saat melihat betapa berantakannya tubuhnya.

Darah kering membasahi kemeja sekolahnya,rambut berantakan dengan mata sembab,tak hanya itu bahkan sebagian pipinya juga tampak memerah akibat tamparan yang diberikkan Maura padanya.

Tok!.
Tok!.
Tok!.

"Maudya,di lemari ada bajunya ibunya mbak yang kayaknya pas untuk kamu,kalau kamu mau ganti baju pakai aja"

Suara fiyla terdengar dari luar membuat Maudya dengan tak sadar menganggukkan kepalanya sebelum menyadari kebodohannya.

"Oh,iya mbak"

Setelahnya ia bergegas mengganti pakaiannya sebelum beranjak keluar untuk kembali bekerja.Meski tetap dilarang tapi ia masih tahu diri,ia tak ingin makan gaji buta dan lalai dalam pekerjaannya.


***

Di tempat lain,tepatnya di rumah Bagaskara.Seorang pemuda tengah terduduk termenung dengan sesekali rahangnya yang kokoh tampak mengeras.

MAUDYA || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang