"Ayo kak Maudy kejar Laras sama kak Arsyad", teriakan Laras tak membuat semangat Maudya membara. Gadis itu berlari menyerupai jalan,nafasnya nampak memburu dengan peluh membasahi seluruh tubuhnya.
Merasa sudah tak sanggup untuk berlari menusuk kedua manusia yang mengesalkan itu Maudya memilih menjatuhkan tubuhnya di atas rerumputan.Matanya terpejam dengan nafas yang tak teratur.
"Capek bangetttt", keluhnya saat nafasnya masih tak teratur.
Matanya perlahan terbuka memperlihatkan netranya yang tampak cantik saat terkena terpaan sinar matahari. Dilihatnya kedua anak manusia itu yang sudah berlari menjauh tanpa memikirkan keadaannya.
Setelah nafasnya teratur ia mencoba untuk bangkit dan duduk dengan sesekali lengannya ia gunakan untuk mengusap peluh di sekitar wajahnya.
"Yakin sih berat badan pasti turun", ucapnya dengan senyum tipis.
Di sisi lain, Laras dan Arsyad terus saja berlari dengan sesekali berbincang ringan. Sebenarnya keduanya tahu bahwa Maudya tertinggal jauh di belakang sana, namun mereka membiarkannya lantaran mengatahui pontensi yang dimiliki Maudya.
Laras yang sudah merasa lelahpun meminta berhenti dan duduk di sebuah bangku yang berada di taman, lalu pandangan gadis itu menatap ke arah Maudya. Meski samar dapat ia lihat sang kakak yang tengah terduduk di atas rerumputan.
"Kita nggak ke kak Maudy aja kak?,kayaknya kak Maudy capek banget dah?"
"Biar kakak yang nyusul. Kamu tunggu di sini ya,kakak sekalian mau beli buat kalian"
"iya kak"
Laras menatap punggung Arsyad yang menjauh,"semoga kak Arsyad beneran tulus sama kak Maudy",gumamnya penuh pengharapan.
Sebenarnya Laras bukanlah gadis yang mudah menampakkan sikap manjanya terhadap orang yang baru ia kenal. Namun dengan Arsyad gadis itu menjalankan perannya untuk mendekatkan keduanya, ia ingin suatu nanti saat ia pergi dari Maudya,kakaknya itu sudah menemukan teman dan tak sendirian.
Entahlah ia hanya memiliki firasat bahwa ia tak bisa selamanya berada di samping kakaknya setiap saat.
Di sisi lain, Arsyad yang baru saja membeli air minum pun terpaksa harus menghentikan langkah kakinya saat seorang gadis yang beberapa tahun ini mengganggunya tampak mencegat langkahnya.
Maura,gadis dengan pakaian olahraganya tampak tersenyum lebar.
"Lo ngapain di sini?",tanya Arsyad menaikkan salah satu alisnya bingung. Seingatnya rumah Maura jauh dari sini dan di dekat rumah Maura pun ada tempat yang cocok untuk olahraga, namun mengapa gadis itu berada di sini dengan pakaian olahraganya?.
"Emm..maaf tadi gue gak sengaja dengar rencana Lo sama Maudy kalau kalian berdua mau joging bareng. Jadi gue ikutin kalian", Jawabnya jujur.
"Buat?"
"Jadi sebenarnya gue ada yang mau diomongin sama Lo,cuman--"
"Waktu buat ngobrol bukan cuman di sini ajakan?,jadi Lo gak perlu capek-capek ikutin gue cuman dengan alasan mau ngobrol"
Maura terdiam sejenak, namun tak ayal senyum gadis itu masih tak luntur dari wajahnya.
"Tapi--"
"Mau ngomong apa?. Waktu Lo cuman lima menit"
Maura marik nafasnya mencoba menghilangkan perasaan gugup dihatinya, lalu kepalanya mendongak menatap pahatan wajah Arsyad yang tampak sempurna walau dipenuhi peluh sekalipun.
"Lo ada hubungan sama Maudy?"
"Bukan Urusan Lo", balas Arsyad Malas.
Gadis itu mengangguk lantas tersenyum tipis,"Arsyad.Apa Lo nggak bisa kasih kesempatan buat gue dekatin dan ambil hati lo?"

KAMU SEDANG MEMBACA
MAUDYA || On Going
Teen Fiction#Cerita hasil imajinasi author.Plagiat harap menjauh!!! #beberapa part teracak,harap teliti dalam membaca!. Dia Maudya,Maudya Arabella Cantikka.Gadis cantik yang sayangnya memiliki masalah pada tubuhnya,atau lebih tepatnya orang-orang di sekitarnya...