(21)Flashback El.

7 2 2
                                    

Elgara Refandra Agris, atau kerap di sapa Elgara. Sosok pria jangkung yang memiliki ketampanan bak pangeran dalam dongen.Pria tampan yang memiliki tatapan tajam yang mampu menghipnotis siapa saja yang melihatnya, terlebih netranya yang amat sangat indah untuk di pandang.

Namun sayangnya kehidupannya tak seindah rupanya.Sedari kecil ia tak pernah sama sekali merasakkan kasih sayang kedua orang tuanya padanya lantaran keduanya dinyatakan meninggal dunia tepat dimana dirinya baru berumur satu tahun.

Kehidupannya semakin menderita tatkala kakeknya yang memiliki ambisi besar selalu memaksanya untuk melanjutkan perusaan peninggalan kedua orang tuanya dan melanjutkan pekerjaan kotornya sebagai pembunuh bayaran.

Menerima?,tentu saja. Dan kini pekerjaan kotor itu menjadi suatu hal yang entah mengapa menyenangkan baginya.

Yah, seperti itulah kehidupan Elgara. Hidup pria itu penuh akan kegelapan.

Dan kini pria itu tengah merebahkan tubuhnya diatas kasur king size miliknya dengan mata yang terpejam erat serta kedua lengannya yang ia tempatkan di bawah kepalanya guna menjadikan bantalan.

Asik dengan dunianya hingga sebuah bayangan sosok gadis bertubuh berisi yang menangis di dalam pelukkan sahabatnya berhasil membuat sesuatu dalam dirinya berkobar penuh kemarahan.

Terlihat rahang pria itu yang mengeras dengan mata yang semakin terpejam erat dan sedetik kemudian lampu tidur yang berada di sebelahnya sudah terbanting tak terhormat di lantai.

"Brengsek", makinya dengan wajah yang memerah penuh amarah.

Namun, wajah penuh amarah itu perlahan tergantikan dengan seringai lebar di bibirnya diikuti kekehan nyaring penuh akan ancaman yang mana dapat membuat siapapun yang mendengarnya akan memilih kabur saat itu juga.

"Puas-puaskan baby, karena setelah itu aku nggak akan biarin kamu lepas dari genggamanku", ucapnya menyeringai.

Gila memang, namun itulah yang terjadi pada elgara. Elgara, pria itu sungguh tergila-gila terhadap Maudya.

Jangan tanya kapan?, karena rasa yang dimiliki Elgara sudah lama bersemayam di hatinya,dan kini perasaan itu tumbuh semakin membesar dan menginginkan sosok Maudya lebih dari apapun.

"Argh,darahmu candu dya", desisnya lirih saat hidungnya tak sengaja mencium aroma darah Maudya di Hoodie miliknya.

Elgara tersenyum, mengingat kembali tatapan penuh akan ketakutan Maudya tadi padanya, hingga ingatannya terlempar pada kejadian bertahun-tahun lamanya, kejadian yang membuatnya gila hingga saat ini.

~flashback on~

Seorang anak lelaki berusia 8 tahun tengah berjalan ditengah derasnya hujan lebat. Seolah tak ada kehidupan di matanya, anak itu terus berjalan walau wajahnya pucat sekalipun,tak hanya itu beberapa lebam serta luka memanjang juga memenuhi sekitar tubuhnya, terlebih wajahnya yang tampan.

Matanya nampak memandang lurus jalanan dengan tatapan yang kosong.Asik dengan lamunannya tak membuat ia sadar bahwa tak jauh darinya sebuah motor melaju dengan kencang dan hampir saja menabraknya jikalau tak ada tarikkan pada lengannya.

Bruk!.

"Awww...pantat dya sakit", ringis sosok gadis kecil yang anak lelaki itu perkirakan usianya tak jauh berbeda dengannya.

Anak lelaki itu bangkit dan menatap datar sosok gadis yang masih sibuk meringis merasakkan rasa ngilu di tubuhnya.Tak ingin berurusan dengan gadis yang tak ia kenali, tanpa berucap terimakasih ia langsung saja melanjutkan langkah kakinya meninggalkan anak gadis itu yang tengah merenggut kesal.

MAUDYA || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang