Suara gelak tawa terdengar di dalam sebuah rumah sederhana milik Maudya,dengan sesekali suara penuh candaan yang di timpali dengan protesan terdengar saling bersahutan.
Maudya sendiri hanya bisa menertawakan nasib Arsyad yang menjadi badut mainan Laras, pria itu sungguh terlihat amat sangat menderita di bawah tekanan Laras.
Ya. Kali ini entah apa yang dipikirkan Laras, bocah itu tiba-tiba saja ingin belajar make up dengan Arsyad yang menjadi bahan percobaannya.
Jangan tanya dari mana Laras mendapatkan make up,karena siapa lagi yang mau memberikan kecuali Arsyad.
Sebenarnya tadi pria itu memberikan satu set make up untuk Maudya, namun Laras yang kepopun mencoba dengan Arsyad yang menjadi badutnya.
"Udahh laa, kakak udah ancur banget ini mukanya pasti", ujar Arsyad dengan wajah penuh akan nelangsa yang mana membuat Maudya yang melihatnya tak bisa untuk tak tertawa.
"Sabar kak, Laras masih kepo ini pensilnya dipakai dimana?", balas Laras sembari menatap bingung sebuah pensil alis.
"Laras pernah lihat kalau pensil ini di pakai di--"
"Itu di alis la,ntar kamu pakein di klopak mata lagi"
"Ih kok kakak tahu,kakak kan nggak pernah make up!!"
"Kakak sering lihat kak fiyla make up", Laras mengangguk lantas kembali dengan aktivitasnya.
"Wahh,ternyata Laras punya Bakat terpendam juga..", ucapnya setelah puas melihat hasil make up pada wajah Arsyad.
Arsyad menghela nafasnya lantas mengambil sebuah kaca dan mulai menatap dirinya dari pantulan kaca. Senyum pria itu mengembang,tampak sekali tengah menahan sabar.
"Bakat apaan laa??, bahkan muka kakak udah kaya badut Mampang ini"
"Ih tapi cantikkk"
Maudya menggeleng lantas menghampiri keduanya,senyum penuh ejekkan gadis itu perlihatkan membuat wajah Arsyad bertambah kecut seketika.
"Kak Arsyad mah dari Sononya udah ganteng laa, jadi mau di gimanakan pasti hasilnya cantik"
Arsyad memutar bola matanya malas. Namun,senyum pria itu mengembang tatkala tiba-tiba sebuah ide terlintas di benaknya.
Dilihatnya Laras yang asik membereskan peralatan make up. Laras yang merasa ditatappun mendongak menatap Arsyad yang menatap dirinya penuh arti.
Maudya yang melihat keduanya tampak mengerutkan keningnya bingung sebelum sebuah tarikkan pada tangan membuat dirinya yang tadinya berdiri kini jatuh tepat di samping Arsyad.
"Astaga...eh--kalian jangan macam-macan yaa?!!!",timpal Maudya saat melihat senyuman misterius dari Arsyad.
Tak membalas, lantas salah satu tangan pria itu menahan kedua lengan Maudya agar gadis itu tak memberontak, dan salah satu tangannya terangkat tampak meminta sesuatu pada Laras.
"Burun sini laa bedak cairnya!!",pintanya.
Arsyaddd jangan aneh- anehh yaa!!" "
"Nggak aneh-aneh kok,santuy", balasnya sembari menuangkan beberapa tetes foundation ke wajah Maudya.
"ARSYADD KAMU MAU BUAT MUKA AKU JADI DEMPULL??"
Arsyad hanya tertawa begitupun dengan Laras. Tak ingin berlama-lama kini pria itu semakin mendekat dan mulai meratakan foundation menggunakan spon make up.
deg!.
Astaga, kenapa ini?!!!. Batin Maudya tatkala merasakkan jantungnya berdetak dengan cepat.
Maudya hanya bisa terdiam kaku dengan jantung yang bertalu-talu saat hembusan nafas Arsyad yang terlihat fokus dengan kegiatannya menerpa wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAUDYA || On Going
Teen Fiction#Cerita hasil imajinasi author.Plagiat harap menjauh!!! #beberapa part teracak,harap teliti dalam membaca!. Dia Maudya,Maudya Arabella Cantikka.Gadis cantik yang sayangnya memiliki masalah pada tubuhnya,atau lebih tepatnya orang-orang di sekitarnya...