Maudya pikir kemarin adalah kali pertama dan terakhir dirinya berangkat sekolah bersama Arsyad, nyatanya kini pagi-pagi sekali pria itu terlihat nongkrong di kursi depan rumah dengan sebuah handphone di tangannya. Maudya yang awalnya berniat membuka pintupun terkejut saat melihat adanya Arsyad.
"Kamu ngapain?"
"Jemput Lo... Udah siap?", Maudya menggeleng pelan, lalu mempersilahkan pria itu untuk masuk dan ikut sarapan bersama, kebetulan pagi ini ia memasak telur dadar.
Arsyad yang memang belum sarapan pun dengan senang hati menerima, apalagi makanan yang maudya masak sungguh mampu memanjakan lidah.
Setelah usai dengan makanan kini ketiganya berjalan keluar rumah dengan tas di masing-masing pundak.Laras, gadis kecil itu sedari tadi tak henti-hentinya berbincang dengan Arsyad dengan dibumbui dengan candaan.
"Makasih ya kak", ucap laras ketika mobil yang ia tumpangi berhenti tepat di gerbang tempatnya menimba ilmu.
"Laras sekolah dulu ya kak Maudy,kak Arsyad...dadaahhh"
"Ingat, belajar yang rajin!!", ucap Maudya yang mendapat anggukkan serta acungan jempol dari Laras.
Setelah punggung Laras tak terlihat lagi, Arsyadpun dengan segera melajukkan kembali mobilnya menuju SMA Merah Putih.
"Em Arsyad",panggil Maudya dengan nada keraguan di dalamnya.
Arsyad menoleh sejenak sebelum kembali menatap jalanan yang tampak padat.
"Nanti bisa berhenti di halte dekat gerbang aja?" "Kenapa?"
"Aku nggak mau Maura makin marah sama pertemanan kita,aku juga nggak mau orang Mandang aku makin emm kamu tahulah"
Helaan nafas pria itu berikan,"gak usah takut.Ada gue"
"Aku nggak takut,tapi--"
"Tapi nggak ada tapi-tapian", balasnya acuh.
Sudah dibilang Arsyad itu semaunya sendiri dan keras kepala, terbukti dengan pria terbukti dengan pria itu yang tetap melajukkan mobilnya memasuki gerbang dengan begitu pdnya.la sedikit bingung, apakah pria itu tak malu membawanya?.
Setelah mobil terhenti sempurna di parkiran, Arsyad segera mengalihkan pandangannya dan menatap Maudya dengan tersenyum.
"Lo tenang aja. Selagi ada gue di samping Lo, Lo bakalan aman", ucapnya penuh penenangan.
"Ayo", ajak Arsyad yang kemudian keluar dari mobilnya.
Dan dapat Maudya lihat dan dengar suara pekikan serta histeria para siswi saat melihat Arsyad yang baru saja keluar dari mobil dengan senyum di wajahnya,tak hanya itu, penampilan Arsyadpun tampak rapi sehingga membuat ketampanannya bertambah berkali lipat.
Dapat ia duga, sekeluarnya ia dari mobil suara suara pekikan histeria penuh kekaguman itu akan berubah menjadi cacian.
Maudya menghela nafasnya pasrah, mau tak mau gadis itu harus keluar karena tak mungkin bukan ia berada di dalam mobil hingga jam pelajaran dimulai. Gadis itu lantas membuka pintu dan dengan ragu keluar dari mobil.
Dan benar saja apa yang maudya duga.cacian serta ungkappan ketidak senangan ia dapatkan dari seluruh siswa siswi yang memang pada nyatanya tak menyukainya.
Gila!!!.Demi apa si gadjah berangkat bareng Arsyad??.
Fix dia kasih tubuhnya ke Arsyad.
Bisa-bisanya dia yang modelan kayak gitu caper sama gebetan Maura yang cakepnya minta ampun.
Gak punya kaca di rumah ya neng?.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAUDYA || On Going
Teen Fiction#Cerita hasil imajinasi author.Plagiat harap menjauh!!! #beberapa part teracak,harap teliti dalam membaca!. Dia Maudya,Maudya Arabella Cantikka.Gadis cantik yang sayangnya memiliki masalah pada tubuhnya,atau lebih tepatnya orang-orang di sekitarnya...