Upacara hari Senin kali ini tampak lancar bagi Maudya.la tak pingsan lagi seperti kejadian lalu, tak hanya itu langitpun juga tampak bersahabat sehingga seluruh peserta upacara tak merasa panas sedikitpun.
Maudya menyapukan pandangannya guna mencari keberadaan Arsyad yang entah mengapa hari ini tak menjemputnya seperti biasa.tadi pun ia tak melihat batang hidung pria itu.
Entahlah, hanya perasaannya saja atau bagaimana jika Arsyad tak masuk sekolah.
"TANPA PENGHORMATAN, BALIK KANAN BUBAR JALAN!!!"
Perintah pemimpin upacara menggema menandakkan usainya upacara.Maudya lantas melangkahkan kakinya mendekati kedua pria yang ia kenal sebagai sahabat Arsyad.
Riyo yang menyadari kedatangan maudyapun mendengus pelan lantas berlalu melewati Maudya dan meninggalkan Elgara begitu saja. Sungguh pria itu tak mau moodnya jelek di pagi hari selepas bertemu dengan Maudya.
Karena ia tahu jika ia bertemu gadis itu ia akan ribut, mengingat ia yang tak bisa mengontrol emosinya.
Sedangkan Maudya,gadis itu mengepalkan kedua telapak tangannya tahu tatkala sebuah Elgara menatap dirinya dengan tajam.Sungguh tatapan Elgara mampu membuat Maudya ciut dan ingin berbalik pergi seketika, namun mengingat tujuannya iapun pengurungkan niatnya.
"Emm El?",panggil Maudya berhasil menghentikan langkah Elgara.
Elgara,pria itu menghentikan langkahnya tepat di hadapan Maudya.Tatapan tajamnya menatap netra Maudya yang bergerak gelisah.
"Hm?"
Mendengar suaranya yang tampak serak basah
membuat kaki Maudya lemes seketika.Oh astaga, mengapa pria itu memiliki pengaruh yang cukup besar bagi kesehatannya jantungnya, apalagi tatapannya yang mana mampu membuat Maudya tak bisa berkutik seketika.
"Maaf..Apa kamu tahu dimana Arsyad?",tanya Maudya nyaris berbisik.
Elgara menaikkan salah satu alisnya lantas mendengus pelan.
"Kota", balasnya singkat dengan tatapan yang tak lepas dari Maudya.
Maudya mendongak dengan kerutan di dahinya.Apakah pria itu tak bisa berucap dengan jelas?,dan mengapa juga tatapannya menatapnya terus menerus, kan ia jadi tak nyaman.
"Maksudnya?"
"Keluar kota", jelasnya lalu melangkah pergi meninggalkan maudya yang terbengong.
"Segitu bencinya sama aku sampai ngomong pun harus milih-milih huruf", dumel Maudya sebelum menutup mulutnya dengan rapat tatkala melihat Elgara yang masih berada di belakangnya.
Pria itu tak membalikkan badannya, namun dapat Maudya lihat bahwa ia tengah meliriknya singkat dari ekor matanya dan kembali melanjutkan langkahnya.
"Huft.Berhadapan sama El kayak berhadapan sama setan...Serem amat",gumamnya sembari bergidik ngeri.
***
Di karenakan adanya rapat guru yang mendadak membuat seluruh kelas pagi hari ini jam kosong.
Kini seluruh siswa siswi bergerombol dengan masing-masing gosip yang mereka bawa, ada pula sebagian yang asik bergerombol lantaran sibuk bermain game di ponsel masing-masing.
Hanya Maudya saja gadis yang tetap duduk ditempatnya tanpa teman di sampingnya.
Maudya menunduk menatap ponsel Nokianya yang sudah menemaninya selama bertahun-tahun. Lantas jemarinya mengetikkan pesan pada salah satu temannya.
Arsyad
Aku pikir km sekolah
08.16

KAMU SEDANG MEMBACA
MAUDYA || On Going
Teen Fiction#Cerita hasil imajinasi author.Plagiat harap menjauh!!! #beberapa part teracak,harap teliti dalam membaca!. Dia Maudya,Maudya Arabella Cantikka.Gadis cantik yang sayangnya memiliki masalah pada tubuhnya,atau lebih tepatnya orang-orang di sekitarnya...