Bel istirahat telah berbunyi sekitar dua menit yang lalu,membuat para siswa maupun siswi berbondong-bondong menuju surganya sekolah untuk mengisi tenaga mereka.
Lain halnya dengan Maudya.Gadis itu memilih melangkahkan kakinya menuju taman belakang sekolah guna memakan bekal yang dengan sengaja ia bawa dari rumah.
Sudah menjadi kebiasaan Maudya untuk menghabiskan waktu makannya di taman belakang,mengingat makanan di kantin sangat tak cocok baginya yang hanya memiliki modal sepuluh ribu saja.
Kini gadis itu mendudukkan dirinya di bangku kosong paling pojok.Sengaja,lantaran ia tak ingin waktu makannya terganggu oleh ucappan-ucappan tak mengenakkan hatinya.
Membuka tutup bekalnya lantas melahap makanannya dengan sesekali bersenandung pelan membuat Maudya tak sadar bahwa kegiatannya saat ini tengah ditatap oleh sosok pria yang tengah duduk santai di atas pohon.
"Hghmm",dehem pria itu berhasil membuat Maudya menghentikan kegiatannya.Gafis itu tampak menyapukan pandangannya dengan tatapan penuh akan kebingungan.
"Katanya gak mau temenan sama gue,tapi kemana gue pergi selalu diikutin,mana pake dicariin segala lagi",ujar pria itu yang tak lain ialah Arsyad.
Maudya mendongak dengan kerutan di dahinya,"kamu ngapain di situ?"
Tak langsung menjawab pertanyaan Maudya,kini Arsyad justru langsung melompat dari pohon mangga dengan entengnya,lantas melangkah mendekati Maudya dengan ringisan pelan.
"Tadi niatnya gue mau tiduran,tapi pas dengar suara Lo yang emm lumayan lah,gua gak jadi tidur",ungkap Arsyad mendapat anggukkan acuh dari Maudya.
Bahkan gadis itu tak peduli jika mengetahui Arsyad mendengar suara hancurnya.
Maudya kembali melahap makanannya,mengabaikan Arsyad yang terus mengarahkan pandangan kepadanya.
Risih?,jangan ditanya.Namun,ingin marah dan menegurpun Maudya rasa sangat amat percuma,mengingat Arsyad sangatlah keras kepala.
"Gue laper"
"Terus?",tanyanya acuh.Jujur saja,ia sungguh amat malas berinteraksi dengan arsyad dan ia tak ingin pria itu semakin gencar mendekatinya.
Karena ia tak ingin goyah begitu saja.
"Kayaknya nasi telur Lo enak deh,boleh gue icip?"
"Aku yakin kamu lebih mampu beli makanan di kantin dari pada makan makanan punyaku"
"Ck,maunya sih gitu.Tapi gue pusing mau ke kantin"
"Udah sini bagi",ujarnya sembari menarik tempat bekal Maudya dan melahapnya begitu saja.
Maudya yang melihatnya pun hanya dapat menghela nafasnya pelan.Jujur saja,perutnya sangatlah lapar,tapi memilih berebut bekal dengan Arsyad pun bukanlah jalan yang bagus untuknya.
Sedangkan Arsyad,pria itu tampak memejamkan matanya saat nasi goreng telur buatan Maudya berhasil membuat lidahnya dimanjakan.
"Not bad.Lo yang masak sendiri?"
Maudya hanya mengangguk dan setelahnya bangkit dari duduknya,"aku ke kelas dulu,tempat bekalnya jangan lupa di kasih kembali",ucapnya dengan tatapan datar.
Entahlah,mengapa jika dengan Arsyad ia tampak bebas mengeluarkan ekspresinya?,apakah karena pria itu satu-satunya murid yang mau berinteraksi dengannya?.
Arsyad tak menjawab,pria itu dengan tak tahu dirinya terus melahap nasi goreng milik Maudya.
Helaan nafas Maudya berikan lantas membalikkan badannya pergi meninggalkan Arsyad yang tampak berganti dari kegiatannya sebelum sebuah senyum tipis terbit di wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAUDYA || On Going
Teen Fiction#Cerita hasil imajinasi author.Plagiat harap menjauh!!! #beberapa part teracak,harap teliti dalam membaca!. Dia Maudya,Maudya Arabella Cantikka.Gadis cantik yang sayangnya memiliki masalah pada tubuhnya,atau lebih tepatnya orang-orang di sekitarnya...