MGC 41

1.1K 101 8
                                    

Happy reading gessss
💙💎🍀
.
.
.
.


"Aku akan mengantar anak-anak dulu, kau beristirahatlah" ucap mahiro sembari menyelimuti haruto yang terbaring lemas di kasur nya

Setelah kehujanan malam kemarin, haruto jatuh sakit, dia demam, flu dan juga batuk, mahiro datang pagi ini saat Guno memberitahu bahwa haruto sedang sakit

"Maaf kak, aku selalu merepotkan mu dan juga kak Guno" ucap haruto yang merasa tidak enak

Dia tidak akan merepotkan mereka jika dia tidak sakit, haruto selalu menjaga stamina dan kesehatan tubuhnya, dia tidak boleh sakit karena dia memiliki dua putri kecil yang harus dia urus, tapi sekarang dia malah terbaring lemas seperti ini

"Kau tidak merepotkan sama sekali, ini adalah tugasku sebagai kakakmu untuk selalu membantumu" balasnya sembari mengelus lembut kepala haruto

Mahiro menganggap haruto adalah adik kandungnya sendiri, dia hidup sendiri dan dibesarkan di panti asuhan sejak kecil, tidak mempunyai orang tua, kakak ataupun adik

Dia adalah anak tunggal , orang tuanya bercerai dan ibunya meninggal karena serangan jantung saat dia berumur 7 tahun, dia ikut bersama ibunya dan sang ayah tidak pernah menafkahinya bahkan menelantarkannya saat ibunya meninggal

Dia merasa begitu sangat beruntung saat orang tua Guno menemukannya di jalanan dan membawanya ke panti asuhan milik keluarga Wang, di besarkan disana dengan penuh kasih sayang, sampai dia beranjak dewasa seperti sekarang

Dia di lamar oleh Guno saat berusia 25 tahun lebih tepatnya 3 tahun yang lalu dan kini dia tengah hamil anak dari pria itu

hal itu begitu mengejutkan karena putra semata wayang keluarga Wang itu tiba-tiba secara gamblang menyatakan cintanya dan langsung melamarnya, mereka menikah setelah 3 bulan menjalin hubungan, begitu singkat bukan? tapi meskipun singkat hal itu tidak membuat mereka canggung

Mereka berdua selalu jujur akan satu sama lain, saling mengerti, dan selalu berterus terang akan hal yang menggangu hati dan pikiran mereka.

Ceklekk

"Pagi mama, bibi" sapa kedua gadis kecil itu, mereka sudah siap dengan seragam sekolahnya

Haruto tersenyum hangat melihat kedua putrinya itu, mereka masih kecil tapi mereka sangatlah mandiri, sudah bisa bersiap sendiri tanpa bantuannya, dia sangat bangga akan keduanya, selain mandiri mereka juga sangatlah pintar di sekolahnya

"Eiitss berhenti disana, kalian tidak boleh mendekat" ucap haruto sembari mejulurkan tangannya, si kembar menghentikan langkahnya saat mereka hendak berlari menghampiri ibunya itu

"Kalian tidak bisa memeluk ataupun mencium mama hari ini" ujar haruto membuat si kembar itu melengkungkan bibirnya kebawah dengan mata sedihnya

"Kenapa ma" tanya si adik dengan mata berkaca-kaca

"Sayang mama lagi sakit demam, jadi kalian jangan dulu deket sama mama ya, mama takut nular ke kalian" jelas haruto

"Itu benar, mama kalian harus istirahat, jadi hari ini kalian akan bersama bibi, okeyy" timpal mahiro dengan merangkul kedua bahu kecil si kembar

Mereka hanya mengangguk dan langsung pergi keluar dengan wajah  cemberutnya tanpa sepatah kata apapun

Haruto hanya tersenyum hampa melihat itu, si kembar pasti sedih, "aku akan bicara dengan mereka nanti, kau beristirahatlah okey, aku pergi" ucap mahiro lalu melenggang pergi keluar dari kamar haruto.

Haruto menutup matanya dengan sebelah tangannya, kejadian malam kemarin kembali terlintas di kepalanya, pernyataan rindu yang jeongwoo ucapkan nampak begitu dalam itu dapat terlihat dari sirat mata serigalanya, tapi apakah itu benar? apa alasan dia merindukannya? Jika itu benar apa yang harus dia lakukan, jeongwoo ingin berbicara dengannya tapi dia bahkan tidak memberi kesempatan padanya untuk berbicara.

My Godamn CEO/ Jeongharu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang