HALO SEMUANYA
Jangan lupa beri aku vote dan komentarnya ya 💕💕•••
Selamat Membaca
••••
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Semarang, sekolah yang berlokasi di Jl. Taman Menteri Supeno No.1, Mugassari, Semarang Selatan. Siapa yang tidak tahu sekolah ini, sekolah yang memiliki alumni hebat, seorang prajurit pejuang sejati, seorang patriot, seorang Pahlawan Revolusi, siapa lagi jika bukan Kapten Pierre Andries Tendean.
Sosok yang kini banyak dikagumi oleh semua orang, sosok yang tidak hanya memiliki paras tampan dan kebulean, namun kepribadian nya yang kaku tapi disiplin, serta jiwa Nasionalisme nya yang tinggi terhadap negaranya. Bahkan melebihi warga asli Indonesia nya sendiri. Dialah yang sering kita kenal Pierre Tendean.
Pukul 06.30, gadis berambut lurus berwarna hitam legam sepunggung yang di kuncir kuda, serta memiliki mata coklat yang akan terlihat indah saat terkena sinar matahari, dengan langkah gontai nan lesu nya gadis itu berjalan memasuki gerbang sekolah yang masih bisa dibilang sangat sepi. Siapa lagi jika bukan Hazel. Hazel berjalan sambil menendangi kerikil-kerikil yang ia lihat di jalan. Gadis ini berjalan dengan kepala menunduk sambil terus menggerutu "Gini amat jadi anak Jenderal"
Sesekali Hazel menghembuskan napas berat. Ia merasa hidupnya memiliki banyak tekanan karena memiliki ayah seorang Jenderal. Bukannya ia tidak bersyukur memiliki sosok ayah yang hebat. Tapi terkadang ia juga merasa sangat tertuntut oleh ayahnya itu. Sikap keras ayahnya tak jarang membuat Hazel merasa frustrasi dan stres.
Tak berselang lama, Hazel sampai di depan kelasnya. Raut lesu masih tercipta di wajah manis nan tegas itu. "Wih, selamat pagi Jenderal" ucap seorang gadis yang langsung berdiri tegap dengan posisi tangan hormat, ia adalah Natasya Putri Abimanyu sahabat Hazel.
Hazel mendengus kesal
"Apaan sih, mulai deh" jawab Hazel sambil melempar tasnya ke meja.Melihat respon sahabatnya, Natasya terkekeh. Hazel pun langsung duduk di kursi sebelah Natasya. Sahabat nya itu memang selalu seperti itu setiap hari. Menyambut Hazel dengan posisi berdiri tegap dan hormat. Seperti prajurit yang sedang menyambut komandannya. Sejujurnya Hazel tidak menyukai itu, ia sudah memperingatkan Natasya berkali kali agar tidak melakukan hal seperti itu lagi.
Namun tetap saja, Hazel tau yang namanya Natasya Putri Abimanyu memiliki prinsip bahwa sebuah larangan adalah perintah. Karena itu, Hazel pun menjadi muak, makannya ia tak mau memperingatkannya lagi.
"Kenapa lo? Disuruh masuk akmil lagi?" tanya Natasya menatap Hazel sambil menopang dagu dengan tangan nya dan menaik turunkan alisnya.
Hazel mengangguk
Natasya memang salah satu teman Hazel yang sangat bisa memahaminya. Bahkan dia sudah hafal, jika Hazel seperti ini, tandanya Hazel habis berseteru dengan ayahnya. Entah Hazel yang disuruh masuk akmil, atau ada hal lain.
"Zel, kalo ga masuk akmil, lo mau masuk apa emang? Kan enak kalo masuk akmil, bisa dibantu sama ayah lo. Dan fisik lo juga udah cocok kalo masuk situ" ucap Natasya. Ya, memang ada benarnya juga. Masuk akmil akan lebih mudah jika ada orang dalamnya. Tapi Hazel tetaplah Hazel, gadis keras kepala, gadis yang akan tetap teguh pada pendiriannya, bahwasanya dia sangat tidak minat untuk menjadi seorang abdi negara. Mau ada orang dalamnya sekalipun, mau semudah apapun itu, jika dia tidak tertarik ya tidak akan dia lirik sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love at The Wrong Time || Pierre Andries Tendean
Ficción histórica[ON GOING] Hazel Adistira Wiratama Putri seorang Jenderal bintang empat bernama Ahmad Wiratama. Gadis penyuka bola berumur 17 tahun yang terlempar ke tahun 1956 dan masuk kedalam raga seorang gadis lemah lembut dan kalem keturunan Jawa. Disitulah a...