11 - Darmawisata

229 31 5
                                    

Jangan lupa vote dulu sebelum membaca 😗
.
.
.

Sejak kemenangan tim futsal SMA/B melawan SMA Loyola tempo hari lalu, hubungan Hazel dengan Sandjaya bisa terbilang semakin dekat. Hazel menjadi sering pergi ke markas futsal, bermain bola bersama Sandja setiap pulang sekolah, dan Sandja yang tak jarang juga menjemput Hazel ke kelasnya hanya untuk mengajaknya ke perpustakaan bersama. Tentu saja hal itu juga diketahui oleh Pierre selaku teman sekelas Hazel.

"Aku lihat kamu dengan Sandjaya itu semakin dekat saja, Ni. Kamu punya hubungan ya?," pertanyaan Tari tersebut ternyata terdengar oleh Pierre. Sontak Pierre yang tadinya fokus mengerjakan tugas dari guru pun reflek terhenti. Pierre terlihat terdiam menunggu jawaban dari Hazel.

Hazel tersentak saat Tari bertanya seperti itu. Bagaimana bisa temannya ini berpikir jika dirinya dan Sandjaya memiliki hubungan. "Hubungan apa maksud lo? gue sama dia cuma akrab aja. Dia orangnya asik, seru, kocak, nggak kayak orang yang di depan itu," ujar Hazel sambil menunjuk Pierre dengan dagunya. Tari pun mengikuti arah dagu Hazel. Tari terkekeh pelan. Pierre yang mendengar itu, langsung menoleh ke arah belakang, dan menatap Hazel sinis.

"Makannya gue seneng temenan dan main ama Sandjaya," lanjut Hazel dengan mata yang juga masih mengarah ke laki-laki keturunan Prancis itu.

Pierre menatap Hazel dengan tatapan tidak suka saat Hazel mengatakan jika ia senang bermain dan berteman dengan Sandjaya. Bukankah sekarang Pierre juga temannya?, 'dasar, sangat pilih kasih,' batin Pierre sambil berbalik dan kembali mengerjakan tugasnya.

Akhirnya jam istirahat tiba. Satu persatu siswa mulai bergantian keluar kelas. Ini adalah salah satu waktu yang sangat di nanti-nantikan oleh Hazel. Dimana di waktu ini, Hazel pasti akan langsung menuju ke markas futsal menemui Sandjaya.

"Tar, Rur, nanti gue mau ke markas futsal dulu. Kalian beli jajanan duluan aja nggak papa."

Menanggapi itu, Tari dan Ruri sama-sama memutar bola mata mereka malas. "Ke markas terus saja kau setiap hari," ucap Ruri bete. "Kamu mau menitip sesuatu saja apa beli sendiri, Ni?," timpal Tari.

Hazel menggeleng, "nggak usah, gue gampang ntar."

"Baiklah, kalau begitu aku dan Tari keluar duluan ya."

Hazel mengangguk sembari membereskan buku-bukunya dan memasukkan nya ke dalam tas.

"Pierre, besok kan kita libur dua hari, Sabtu dan Minggu. Bagaimana kalau kita ber darmawisata di hari itu?," tak sengaja mendengar pertanyaan Siswono tersebut, sontak membuat Hazel terhenti melakukan kegiatannya dalam beberes. Lantas ia pun menoleh ke arah Siswono dan Pierre berada. Dua laki-laki itu terlihat sangat fokus membicarakan tentang darmawisata.

Memang tidak jarang di SMA/B Semarang apalagi di kelas Pierre mempunyai sebuah kebiasaan untuk melakukan darmawisata ke daerah tertentu. Tapi acara ini tidak terkoordinasi oleh pihak sekolah. Melainkan acara jalan-jalan yang biasa diadakan sendiri oleh Pierre dan teman-temannya setiap akhir Minggu.

Biasanya, Pierre juga tidak segan mengajak ber darmawisata teman sekelasnya. Namun, tidak semua menyetujui ajakannya. Hanya beberapa saja seperti Siswono teman sebangkunya nya, Hadi, Setiono, dan Wandi. Kenapa tidak ada perempuan nya? Entahlah, lagi pula Pierre juga lebih nyaman jika hanya pergi bersama kawan lelaki nya saja.

Pierre ter manggut-manggut menyetujui ajakan kawannya itu. "Boleh juga. Lagi pula hari ini tidak banyak tugas yang diberikan oleh guru kepada kita. Jadi kita bisa jalan-jalan tanpa memikirkan tugas yang banyak," ujar Pierre

Love at The Wrong Time || Pierre Andries Tendean Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang