Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin. Selamat Hari Raya Idul Fitri semuanya... Maaf terlambat hehe
..
.Kedua mataku terus menyipit karna merasakan kesilauan yang teramat sangat. Kulihat kesana kemari menelisik tempat aneh ini, namun disini benar-benar hanya ada warna putih yang menyilaukan mata saja. Sebenarnya dimana aku? Dan cahaya apa ini? Aku terus memutar-mutar badanku berharap mendapatkan jalan keluar. Namun nihil, tidak apapun disini.
"Hazel."
Sayup-sayup aku mendengar ada seseorang memanggil namaku. Tidak terlalu jelas, tapi aku tau itu benar-benar namaku. Aku terus menoleh ke kanan, ke kiri, ke belakang, namun tetap saja aku tidak menemukan siapapun disini. Oh ayolah, sebenarnya ini tempat apa? Ruangan apa? Jangan-jangan surga?
"Hazel."
Seseorang memanggilku lagi. Kali ini sangat jelas. Suara seorang perempuan. Kebingunganku semakin menjadi, tapi tak lama kemudian kurasakan bahu kanan ku tiba-tiba di tepuk. Aku reflek menoleh dan betapa terkejutnya aku, dia adalah seorang gadis yang sangat mirip denganku. Tidak, bukan mirip lagi tapi----kembar.
"Siapa kamu!," ucapku sambil sedikit memundurkan langkah.
Gadis itu tersenyum lembut padaku. "Aku --- Renjani," mataku sukses membulat sempurna.
"R-Renjani?," dia mengangguk. "Betul kamu Renjani? Kamu mau balik?," dia hanya tersenyum simpul menanggapi ku. Sebenarnya banyak sekali pertanyaan-pertanyaan di kepalaku. Namun, mulutku tidak sanggup mengeluarkan kata-kata lagi karna kepala ku tiba-tiba terasa pening. Rasanya aku ingin jatuh.
Gadis yang mengaku dirinya Renjani ini langsung memegang tubuhku. Dia menatapku sangat dalam. Aku pun juga menatap lekat matanya. Bola matanya berwarna hitam legam. Dia sangat manis dan juga lembut. Sangat berbanding terbalik dengan ku.
"Waktumu disini tidak akan lama. Kamu akan kembali ke tempat asalmu. Kamu pasti lelah menjalani semua ini kan? Tenang saja, semuanya akan segera berakhir."
Dia masih menatapku dan mengatakan itu dengan nada yang sangat lembut. Tapi, apa maksudnya? Apa ini pertanda kalau sebentar lagi aku akan kembali ke tahun dua ribu dua puluh tiga?
"Tunggu!,"
"Apa kamu yang membuatku berada disini? Dan apa tujuannya semua ini?," tanyaku seperti mengintimidasi nya.Dia menggeleng pelan. "Suatu saat kamu akan mengetahui apa tujuannya, Hazel."
Setelah mengatakan itu, dia melepaskan tubuhku. Dia kembali tersenyum. "Cepat ungkapkan semua yang ada di hatimu, karna kamu bisa kembali sewaktu-waktu. Ungkapkan hal yang sedang kamu rasakan saat ini. Tapi, jangan pernah beritahu tentang apa yang kamu tahu tentangnya, ya. Jangan sampai terlambat," kedua alisku bertaut. Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan gadis ini. Apakah ini sebuah petunjuk? Atau apa?
"Ungkapkan apa?,"
Dia hanya diam. Seperti tidak berniat menjawab pertanyaan ku. Lagi-lagi dia tersenyum. Namun, semuanya seolah-olah berubah menjadi transparan. Aku terkejut, dia ---- Renjani, tiba-tiba menghilang dari hadapanku. Menghilang seperti debu yang tertiup oleh angin.
Aku berlari kesana dan kemari, mencoba mencari keberadaan nya. Aku masih ingin bertanya lebih banyak lagi padanya. Tapi, aku tidak menemukannya. Tempat ini seolah tidak ada ujungnya. Hanya ruangan putih yang tidak ada apa-apanya. Aku lelah, nafasku tersengal. Aku terduduk sambil terus memikirkan ucapan-ucapan Renjani tadi. Dia menyuruhku mengungkapkan isi hati. Tapi harus ku ungkapkan kemana dan pada siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love at The Wrong Time || Pierre Andries Tendean
Fiksi Sejarah[ON GOING] Hazel Adistira Wiratama Putri seorang Jenderal bintang empat bernama Ahmad Wiratama. Gadis penyuka bola berumur 17 tahun yang terlempar ke tahun 1956 dan masuk kedalam raga seorang gadis lemah lembut dan kalem keturunan Jawa. Disitulah a...