Matahari pagi hari ini hangat dan cerah,eun hae sedang duduk di kursi halte sembari menunggu kedatangan bus,perhatian nya tak lepas sedikitpun dari eun han yg sedang berdiri di depan kaca halte,pria tampan lagi tinggi itu sedang memperhatikan pantulan dirinya di cermin itu,dan para gadis di halte tengah tersenyum melihat si tampan eun han.
"Eun han.." gumam eun hae pelan sekali,namun eun han seketika menoleh ke eun hae,sebab bagi eun han walaupun eun hae hanya bicara sepelan apapun,asalkan eun hae menggerakan mulut nya,maka eun han pasti bisa mendengar nya.
"Eun haee..bus nya datang..ayo.." ajak eun han serentak dengan bus yg berhenti di depan halte.
Eun han lalu mengambil tas eun hae dan meraih tangan eun hae,ia membiarkan eun hae masuk duluan, lalu mereka duduk berdua di dalam bus,eun hae duduk di sebelah kaca bus.
Eun hae terus melihat ke mobil yg melaju di jalanan,hingga matanya mulai mengantuk karna memang tadi malam ia tak tidur sebab memikirkan bagaimana hari sekolahnya hari ini, gangguan dan cacian seperti apa yg akan didapatkannya hari ini.
Hingga eun hae akhirnya memejamkan matanya dan kepalanya terjatuh ke kaca bus,walaupun benturan nya cukup kencang dan terik matahari cukup panas,eun hae masih terlelap dengan hikmatnya, eun han yg melihat nya pun hanya bisa tersenyum saat memperhatikan poni eun hae yg sudah sepenuhnya menutup mata eun hae.
Eun han lalu meraih pelan kepala eun hae untuk bersandar ke pundaknya, setelah itu ia merapikan poni eun hae ke samping kiri dan kanan kepala eun hae agar wajah eun hae terlihat sepenuhnya,setelah itu eun han melirik cahaya matahari yg panas, eun han lalu mengeluarkan satu buku dari tas nya dan menutupi cahaya matahari yg menerpa wajah eun hae.
Hingga eun han teringat kembali bagaimana pertemuan pertama dirinya dengan eun hae dulu,eun han adalah anak yg dibesarkan di panti asuhan,ia tak tahu siapa orangtua kandungnya karna diperkirakan dua hari setelah ia dilahirkan,ia ditemukan oleh pengasuh di panti asuhan di depan panti,eun han di temukan hanya dengan sehelai kain dan di letakkan di tengah salju lebat yg tumpukannya di tanah setinggi lutut anak berumur sepuluh tahun.
Eun han menjalani hari-hari yg kesepian di panti asuhan,walaupun para bibi pengasuh dan anak-anak panti yg lainnya baik padanya,ia tetap merasa kosong di dalam hati nya, seakan ada yg kurang dalam hidupnya.
Sedangkan di tk tempat ia mulai sekolah,eun han di ganggu dan dikucilkan karna tak punya orang tua,eun han sering memperhatikan para orang tua yg menjemput anaknya di tk,jauh di dalam hatinya ia bertanya-tanya mengapa kedua orang tua nya membuang nya,dan apa salahnya.
Hingga suatu hari ketika sinar oranye senja ditutupi oleh hujan yg cukup lebat,eun han sedang berdiri di depan tk,ia melihat ke sekelilingnya,melihat bagaimana sayangnya para orangtua pada anaknya,dan ia tak pernah merasakan itu.
Eun han tahu bahwa tidak ada yg akan datang menjemput nya,ia lalu meletakkan tasnya di atas kepalanya dan melangkah di bawah tetesan hujan.
Namun tiba-tiba langkah nya terhenti saat melihat sepasang kaki besar dan tinggi yg berdiri di depannya, perlahan tetesan hujan pun ikut berhenti membasahi dirinya,eun han lalu mengangkat pandangannya untuk melihat pemilik kaki besar itu, dan ia mendapati seorang pria tampan usia tiga puluhan tengah tersenyum hangat padanya,pria itu adalah ayah eun hae.
Setelah hari itu ayah eun hae menjemput eun hae dan eun han bersamaan,ayah eun hae dan eun hae selalu mengantarkan eun han sampai ke depan panti,dan sesekali mereka bertiga pergi bermain di taman bermain dan restoran serta mal di sekitar sana,semenjak itulah eun han telah berjanji pada dirinya bahwa ia tidak akan meninggalkan ayah eun hae dan eun hae,ia akan setia dan tidak akan membiarkan bahaya apapun mendekati kedua manusia yg ia sayangi itu,kedua manusia yg menganggap nya sebagai eun han, bukan sebagai anak malang dari panti asuhan,akhirnya ia perlahan mengisi kekosongan di sudut hatinya.
Hingga "Tuuttt..." bunyi ban bus yg bergesekan dengan jalan karna berhenti di depan halte sma,eun han keluar dari ingatan masa lalunya, sedangkan eun hae terbangun karna bus yg bergoyang.
"Eun hae..kita sudah sampai.." eun han tersenyum hangat pada eun hae sambil merapikan poni eun hae yg berantakan.
Eun hae mengangguk mengiyakan "Iya eun han.." sahut eun hae pelan.
Mereka berdua lalu keluar dari bus dan berjalan menuju sekolah mereka, eun han tak melepaskan perhatian nya dari eun hae sedikitpun,ia terus menyayangkan akibat dari kematian ayah eun hae,eun hae yg awalnya adalah anak yg ceria dan riang berubah menjadi anak yg penakut dan pemalu karna perlakuan tidak adil masyarakat padanya.
Tak lama kemudian mereka berdua sampai di depan kelas eun hae, sayangnya eun han dan eun hae tak sekelas,hal itu jugalah yg membuat eun han sering keluar dari kelasnya untuk mengecek keadaan eun hae, namun sesekali ia tak bisa mencegah para anak-anak yg mengganggu eun hae karna terlambat mengetahuinya.
"Eun hae..jika ada yg mengganggu mu lagi..katakan padaku ya..secepatnya.. jangan di sembunyikan..oke..ingat lah eun hae..walau seluruh dunia membenci mu..aku akan selalu berada di sisimu eun hae.." eun han menatap lekat mata eun hae sambil memegang kedua lengan eun hae.
Eun hae tersenyum mendengar ucapan eun han,pasalnya ia sudah sangat sering mendengar eun han mengatakan hal yg sama,eun hae lalu mengangguk mengiyakan "Eung.." reaksi imut dari eun hae.
Eun han tak bisa menahan senyumnya,di matanya gerakan apapun yg dilakukan eun hae,semua nya nampak imut dan lucu.
Setelah itu eun hae masuk ke dalam kelas,saat eun han memastikan eun hae duduk aman di bangkunya,eun han pun terpaksa pergi ke kelasnya karna bunyi lonceng jam pelajaran pertama,namun sebelum melangkah pergi,eun han melirik eun hae sekilas dan eun hae masih tersenyum padanya.
Hingga ketika eun han menghilang sepenuhnya di balik kerumunan siswa,para siswa di kelas eun hae yg awalnya tak peduli dengan eun hae pun langsung menoleh ke eun hae dengan tatapan merendahkan, bahkan grup wanita pembully di kelas itu langsung bangun dari bangku mereka dan berjalan menuju eun hae.
Dan untuk kesekian kalinya, pemimpin grup pembully itu menarik rambut eun hae dan memperolok eun hae,mereka mencoret-coret wajah dan barang-barang eun hae dengan lipstik dan spidol,mereka mengata-ngatai eun hae dan mengumpat dengan kata kasar.
"Seharusnya kamu juga ikut mati pecundang rendahan!" kalimat yg selalu diucapkan geng itu dan kalimat yg paling sering di dengar oleh eun hae semenjak kematian ayahnya.
Saat mendengar kalimat itu,eun hae merasa dunia yg dilihatnya menjadi buram dan berputar,dadanya terasa sesak dan sangat sulit untuk bernafas, hingga pandangannya menjadi gelap gulita.
.
.
.
Keesokan harinya,tepatnya jam enam pagi di sma eun hae dan eun han, terlihat satpam yg sedang berpatroli melihat ke seluruh ruangan sekolah.
Hingga terdengar "Akhhh!!" suara teriakan pak satpam saat ia menemukan mayat murid perempuan di dalam gudang di basemen gedung sma,nampak jari telunjuk murid itu dipotong,lidahnya menghilang dan kornea matanya lenyap,mayat itu adalah mayat dari pemimpin geng yg membully eun hae kemarin pagi.
Gadis sma yg seenaknya merendahkan dan memperolok eun hae tersebut kini telah meninggal dengan mengenaskan.
🌿🌿🌿🌿🌿
Jumat,15 Desember 2023.
Jangan lupa di vote untuk penyemangat bagi hukai🙃
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadruplets ( IU And Hong Min Gi) TAMAT!!
Mystery / ThrillerMereka adalah empat gadis cantik yg memiliki paras yg sama persis alias kembar,namun sikap keempat wanita cantik itu berbeda jauh, walaupun begitu mereka selalu mendukung satu sama lain sebab orangtua mereka telah lama meninggalkan mereka. Choi Eun...