Kyle menatap Zoey dengan serius, mendengarkan dengan seksama apa yang telah di katakan oleh Sepupu di depan. Kyle mengenal baik seperti apa dan tingkah laku Zoey. begitu juga sebaliknya, namun ini sedikit aneh.
" Dia memiliki rambut hitam kecokelatan, matanya yang berwarna Hazel, bibir tipisnya memancar semua senyuman di setiap detik, muka yang tampan dan juga berperilaku baik. dia benar - benar beruntung." Zoey mendeskripsikan secara detail yang sudah dia lihat selaku mereka berdua menatap dengan dekat kemarin.
" Familiar tapi dia bukan temanku."
" Setelah ini aku akan ke sana lagi."
" Tidak. kamu harus mempertanggungjawabkan semua kelalaian yang sudah kamu buat tadi, Eyca. untuk hari ini kamu harus libur mengunjungi Cafe yang selalu kamu sebut."
Di Cafe yang teramat tenang nan sunyi, Tarecy melihat sekeliling," Tampaknya, dia tidak datang." Kata Tarecy menyibukkan diri agar dapat berbicara kepada Ethan.
" Aku tahu." Ketus Ethan, Tarecy melirik sesaat setelah itu mengangguk dan kembali ke belakang.
hingga malam saat Cafe itu sudah menuju tutup, Zoey tidak kunjung datang. hal itu mendapat banyaknya perhatian dari Rekan Ethan yang selalu mendapati Zoey yang selalu datang ke Cafe setiap harinya.
semenjak Zoey memberinya uang lebih, diri Ethan merasa di injak. dia yakin bahwa Zoey melakukan itu karna dia mendengar pembicaraan Ethan dan juga Tarecy. ruangan itu memang besar. namun, suara keduanya dapat di dengar satu lantai.
Ethan menyesal sudah berbicara begitu keras menyangkut tentang beasiswa dan tentu saja ini berawal dari Tarecy.
dia berjalan menendang batu untuk kembali ke apartemennya. menghela napas yang panjang, hari ini dia sangat kelelahan. berjalan sedikit lambat saat berada di pertigaan aspal.
satu tangan kirinya sedang memegang rokok dan tangan satunya memegang jaket yang ia kenakan di pagi hari tadi, jaket itu adalah jaket yang biasanya Ethan pakai ketika hendak pergi bekerja.
di ujung, matanya melihat seorang yang ia kenali berlari dan berhenti terengah - engah di depan yang sedikit jauh dari keberadaan," "Kamu kenapa?" Bertanya dengan nada halus nan lembut melihat orang tersebut berjalan ke arah dirinya.
tanpa basa basi, seseorang itu mengambil jaket Ethan dan memasang ke tubuhnya. mendengar suara yang familiar dan menyebut nama ' Kak Eyce' membuat Dia panik.
mengeluarkan jepitan rambut yang dari tadi terpasang di ujung baju. mengikat dan juga menjalin rambutnya seunik mungkin. Ketika nama itu mendekat, tanpa pikir panjang dia memeluk Ethan, Kakinya pun juga sudah cukup puas untuk menjinjit di ujung.
nama itu menjadi sangat dekat hingga dia berbisik tepat di telinga Ethan," Peluk aku, peluk aku, peluk aku!" perintahnya.
"Aku mohon."
tangan Ethan berangsur berada di pinggang orang asing. dia sungguh tidak mengerti apa yang telah terjadi di dalam hidupnya sekarang. membeku dan tidak dapat bergerak terkecuali tangan yang telah keluar dari perintah otaknya.
tiba - tiba Pria datang dengan mata yang mengharap sesuatu, berteriak berkali - kali dengan menyebutkan," Kak Eyce! " Lagi.
Pria dengan sekujur tubuh di basahi keringat mendekat kepada Ethan, meskipun Pria itu tertegun melihat pemandangan di sampingnya. tetap saja dia berlari mendekati Ethan dengan suara napas yang tidak beratur bahkan, keberanian untuk bertanya pada orang yang memiliki raut muka kaku itu pun juga hampir kandas.
" Apa kau melihat wanita berbaju coklat dan memiliki warna rambut..." Pria itu terdiam melihat rambut yang sama dengan wanita yang dipeluk oleh Ethan kemudian manik mata cantik itu pun menatap kembali muka kaku di depan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Be Anxious
RomanceZoeyca Mazura, meninggalkan rumah bahkan keluarga besarnya karena sudah muak dengan perilaku kedua Orang tuanya. setelah yakin dengan keputusan itu, beberapa rumor anak konglomerat yang telah meninggalkan kediaman itu pun menyebar luas di internet d...