bagian 17 : Integritas Sebenarnya

13 2 0
                                    

Zoey merasa sakit, kesal, marah. dia tidak pernah di lakukan sejauh ini.

Jauh lebih baik jika dia menghindar menjadi orang asing ketika berada atau di sekitar Ethan. kalau di lanjut, Zoey tahu akan ada peristiwa yang jauh lebih buruk ketimbang apa yang dia lakukan di basemen.

perlu diketahui, dia tidak akan mengambil risiko untuk benar - benar tinggal di Kondominium yang sama seperti Ethan. untuk itu Zoey hanya perlu mencari apartemen yang murah sesuai dengan budget dia miliki.

mukanya tampak tenang menghadapi pemilik apartemen. senyum nan ramah dia tunjuki, tutur baik dan sopan, serta perilaku menunjukkan rendah hati yang tinggi. berbalik apa yang dia rasakan, kejadian kemarin serasa Ethan telah menghancurkan titik terendahnya.

Zoey tak segan untuk berbicara bahwa Ethan adalah Pria yang harus di hindari jika harga diri sendiri di rusak olehnya.

berbincang panjang sudah selesai. saat ini, Zoey akan merasa kebahagiaan. dia sudah menemukan tempat tinggal yang nyaman dan aman. tidak perlu lagi takut akan kedatangan keluarga besar karena mereka tidak akan tahu di mana Zoey tinggal, sekalipun itu adalah Kyle dan Rain.

melangkah dan melangkah menelusuri apartemen ukuran sedang yang pas dan cukup untuk kesendiriannya. sekarang, tidak ada lagi untuk di khawatirkan....

senyuman selalu saja di pajang, muka yang berseri - seri menaiki eskalator. pagi hari selalu mendukung apa yang telah terjadi kepada Zoey, munculnya matahari yang menyinari dan memantulkan ke arah Zoey. seolah - olah dia telah terpilih untuk kebahagiaan ini.

" Kamu...tampak bahagia." Lirih Kyle menjumpai Zoey.

" Begitu? atau mungkin Iya." Zoey mengangguk - angguk kepala dengan tersenyum.

" Apa kita bisa berbicara berdua...secara personal?"

" Personal? secara pribadi, maksudmu?"

Kyle tersenyum kaku seraya mengangguk, " Ya, semacam itu. tidak masalah, kan?"

Zoey menatap Kyle penuh curiga, tindakan dan kalimat yang dia berikan sangat berhati - hati. takut adanya pemilihan dalam per kata dan kalimat yang akan di berikan kepada dirinya, bahkan terdapat raut yang mengkhawatirkan.

empat mata sekarang tengah berdiri bertengger melihat kendaraan umun berlewatan, menghirup udara segar pagi hari, kesejukan yang diberikan mengguncangkan beberapa organ dalam.

tak luput dari pemilihan kata, Kyle bertanya dengan hati - hati. " Bolehkan aku bertanya tentang Pria yang kamu peluk waktu lalu, Eyce?"

" Huh?"

Kyle tertawa canggung, " Haha...ini sangat canggung."

" Tidak perlu merasa seperti itu. aku hanya penasaran dan akan bertanya balik kepadamu. kenapa kamu bertanya tentang Ethan?"

" Oh..Ethan yang Eyce maksud itu, Ethan Arzo?"

Eyce memberikan mimik muka yang bingung, " Aku tidak mengerti denganmu. Arzo adalah temanmu? bernama Ethan?"

" Ya. namanya Ethan. yang-"

Zoey menyela, " Oh! yang memiliki temperamen buruk? tenang saja. ini bukan temanmu, kurasa. dia memang sedikit kasar namun juga baik. dia sudah menolongku sebanyak 3 kali." Zoey menunjukkan angka 3 di jarinya, menunjuk di depan mata sang pendengar di sampingnya.

" Itu cukup baik di dengar. apa dia tidak melakukan hal-...maksudku, hal yang berlebihan?"

Zoey berpikir. sebenarnya ada terpintas beberapa kejadian dengan ' hal berlebihan' tersebut terjadi. pertama, ketika Ethan menggoda untuk menciumnya. kedua, ketika Ethan melihat bibirnya seraya menggeliat lidah di dalam. ketiga, ketika Ethan memegang bibirnya dengan menggunakan jari tengah. keempat, ketika Ethan menindihkan badannya dengan badan Ethan sendiri.

Be AnxiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang