***
Pagi itu Rea terbangun, wanita itu melihat ke arah kanan dan kirinya, Rea tak melihat siapapun disana. Rafka dan Garvin. Kemana mereka pergi?. Rea mendudukkan dirinya dan bersandar ke kepala ranjang.
"Kau sudah bangun rupanya, cepat mandi. Kita akan ke butik pagi ini" ucap Garvin yang baru saja masuk ke kamar seraya melipat lengan kemejanya
"Garvin? Ke butik? Untuk apa?" Tanya Rea heran
"Pertama-tama, tutup dulu susumu itu, apa kau akan membuatku menyentuhmu lagi pagi ini?"
Rea yang menyadari bahwa ia polos tanpa busana pun langsung menarik selimut tebal yang hanya menyelimuti bagian pinggang sampai kakinya. Ia menutupi seluruh tubuhnya sampai leher dengan terburu buru hingga membuat Garvin terkekeh kecil.
"Kita akan membeli gaun pengantin" ucap Garvin
"Untuk siapa?"
"Apa kau lupa? Kau dan Rafka akan segera menikah, Rea. Dan mungkin kita tidak akan bisa bercinta lagi setelah itu"
"Aku? Menikah dengan Rafka? Kapan?"
"Malam ini"
Mata Rea membulat saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut Garvin.
"Malam ini?!!"
"Ya, Rafka menjelaskan padaku bahwa dia tak ingin kau hamil terlebih dahulu sebelum kalian menikah, itu akan berdampak buruk untuk nama baiknya dan perusahaannya, Narendra Enterprise."
"Tapi kenapa kau yang menemani aku?"
"Rea, Rafka sibuk saat ini, ada masalah di perusahaannya yang harus segera dia selesaikan. Apa kau keberatan jika aku yang menemanimu ke butik?"
"Tidak Garvin, bukan seperti itu. Tapi apa Rafka akan suka dengan pilihan mu?"
"Kita menyukai semua hal yang sama Rea, terutama kau!"
Rea menautkan alisnya tak paham. Apa maksudnya?
"Ya, aku juga menyukaimu, sama seperti Rafka, tapi sayangnya kali ini aku harus mengalah... Untuk kebahagiaan Rafka" ucap Garvin dengan nada sendu
"Kebahagiaan Rafka dan penderitaan untukku"
Garvin langsung menatap Rea setelah mendengar ucapan wanita itu
"Maksudmu?"
"Ya, Rafka selalu menyiksaku. Kau tau, luka akibat benturan pintu mobil semalam, ini masih terasa nyeri" jelas Rea
"Apakah begitu? Biar aku lihat"
Garvin menyingkap selimut yang menutupi kaki Rea yang membuat sebuah bulatan kecil berwarna ungu kehijauan terlihat
"Ini..."
"Aku baik baik saja, aku akan mandi dan bersiap"
Rea bangkit dari duduknya kemudian pergi ke kamar mandi dan segera membersihkan dirinya.
***
Setelah beberapa saat akhirnya Rea selesai, Rea keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang tengah yang dimana sudah ada Garvin yang menunggunya disana
"Ayok Vin" ucap Rea yang membuat Garvin menoleh dan segera berdiri
"Kakimu..."
"Baik baik saja, aku masih bisa berjalan" jawab Rea cepat
"Baiklah, ayok"
Mereka berjalan keluar ke arah mobil dan langsung menuju ke butik untuk membeli gaun pengantin seperti yang Garvin bilang tadi.
"Apa harus beli Vin? Kenapa gak di sewa aja? Kan sayang nanti bajunya"
"Rafka yang menyuruhku membelinya." Jawab Garvin yang masih fokus kepada jalan
"Tapi itu gak berguna, cuma buang buang uang aja"
"Kamu tenang saja, uang Rafka banyak."
"O-okey"
Rea terdiam saat mendengar ucapan Garvin, suasana hening sampai mereka sampai di depan sebuah butik.
Rea melihat lihat ke sekelilingnya, tempat ini sangat indah.
"Ini tempat biasa aku dan rafka membeli pakaian" ucap Garvin tiba-tiba yang membuat Rea menoleh ke arahnya dan menganggukkan kepalanya
"Ayo masuk"
Mereka memasuki butik itu kemudian segera memilih baju yang akan di beli
"Mbak..."
"Eh tuan Garvin, mau beli baju ya tuan"
"Tolong Carikan gaun pengantin yang bagus untuk wanita ini"
"Wah tuan mau menikah? Tuan... Terus saya gimana tuan??"
What?? Apa maksud dari perkataan pelayanan butik itu? Apa dia juga pernah bersetubuh dengan Garvin? Tapi kenapa sikap Garvin padanya dan Rea jauh berbeda?
"Rafka yang akan menikah, jadi tolong Carikan sesuai dengan seleranya" jawab Garvin datar
"Oke tuan, ayok mbak"
Pelayanan butik itu menarik tangan Rea dan mereka pergi ke ruang ganti, sebelumnya pelayanan itu sempat memilihkan beberapa baju yang bagus untuk Rea.
"Mbak, hati-hati sama Tuan Garvin. Untung mbak nya sama tuan Rafka, coba aja kalo sama tuan Garvin. Dih serem mbak"
"Maksud kamu apa?"
"Duh nanti mbaknya tau sendiri deh"
Rea semakin heran, kenapa semakin kesini semakin aneh, ada apa ini? Bukankah Rafka yang lebih kasar daripada Garvin? Ntahlah Rea bingung, kepalanya seperti mau pecah.
Beberapa kali Rea keluar dan mendapat gelegan kepala dari Garvin hingga percobaan ke lima akhirnya Garvin mengiyakan.
"Perfect, so beautiful." Ucap Garvin
Setelah mendapat persetujuan Garvin. Rea dan Garvin pergi ke kasir untuk membayar. Setelah itu mereka pulang, untuk selebihnya, biar saja Rafka yang menyiapkan sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
THREESOME
Romanceseorang gadis yang bernama Rea Flourenza Lavendre berusia 20 tahun, yang sudah kehilangan kedua orang tuanya saat berusia 5 tahun. terpaksa menyerahkan kesuciannya kepada dua orang sahabat dari perusahaan-perusahaan ternama karena ia harus menuruti...