Seusai dari kamar mandi Rea menunjukkan hasil testpack nya pada Rafka dan Garvin yang membuat mereka berdua terkejut.
"Rea..."
Rafka menatap Rea dengan senyuman yang terukir indah di bibirnya
"Kau hamil... Aku sangat bahagia Rea"
Rafka memeluk Rea seraya mengecup keningnya.
"Ekhem... Sabar dulu, aku hanya ingin bertanya. Anak siapa di dalam sana? Aku juga menanamkan benih itu kalian ingat?"
Ucap Garvin setelah berdeham kemudian melipat kedua tangannya di depan dada dan menyandarkan punggungnya ke dinding.
Rafka melepaskan pelukannya kemudian berpikir sejenak dan menatap Garvin. Benar apa yang di bilang oleh Garvin, mereka melakukannya berdua, jadi anak siapa itu?
"Aku rasa itu anakku, Karna kau sering melakukan dengan banyak wanita tapi tak pernah satupun dari mereka yang mengandung" sambung Garvin.
"Ayolah, mereka perempuan malam, mana mungkin mereka akan hamil, jika mereka hamil lantas bagaimana dengan pekerjaan mereka. Garvin, ini anakku"
"Kau yakin?"
"Jika kau berpikir seperti itu maka kau juga pernah berhubungan dengan anak SMA. Bahkan lebih dari satu orang Dan apakah mereka hamil?"
Ya, kini Rafka yang benar, mereka kebingungan. Lantas anak siapa yang ada di dalam kandungan Rea? Sedangkan Rea hanya berhubungan dengan mereka saja.
"Bagaimana jika kita lakukan tes DNA?" Usul Garvin kemudian
"Oke, kita tunggu sampai Rea mengandung selama sepuluh sampai dua belas Minggu, lalu kita lakukan tes DNA"
Rafka menyetujui ucapan Garvin, ah rasanya kepala Rea ingin pecah, bahkan saat hamil pun Rea harus melihat pertengkaran mereka berdua.
"Bagaimana jika itu anakku?"
"Tidak mungkin, aku yang mengeluarkan cairan itu di dalam terlebih dahulu"
"Rafka, ayolah. Sperma kau bisa saja mati di tengah jalan, perjalanan menuju sel telur itu jauh Rafka"
Apa ini, kenapa mereka malah membahas hal seperti itu, lama lama Rea stress karena mereka.
"KALIAN BISA BERHENTI GA!!"
Rea mulai membuka suaranya, saat keluar suara itu begitu nyaring hingga membuat kedua pria itu berhenti berbicara dan Sekarang menatapnya.
"Kalian sudah sepakat untuk melakukan tes DNA, berbicara tentang sperma dan sel telur, bahkan bertengkar sampai kepalaku seperti mau pecah seperti ini tidak ada gunanya!, bagaimana jika aku tidak hamil? Bagaimana jika testpack nya rusak atau eror?"
Rea berbicara seraya menatap Rafka dan Garvin bergantian dengan nada tinggi. Rafka dan Garvin hanya terdiam menatap Rea.
"Dan kau! Rafka!. Kita baru saja pulang dari rumah sakit! Dan dokter bilang aku hanya masuk angin. Mana mungkin dokter berbohong pada kita, jika aku hamil, dokter itu akan memberitahukan informasi ini"
"Tapi testpack nya garis du-"
"Aku kan sudah bilang! Mungkin testpack nya eror atau ada masalah!"
"Bagaimana bisa mereka menjual benda yang tidak berguna dengan harga mahal? Ini bukan testpack murahan Rea! Jadi tidak mungkin kalau testpack ini eror!, kau benar benar hamil. Jika kau tidak percaya coba satu kali lagi. Aku membeli delapan testpack"
Ya, kini Rea yang menggantikan Garvin, Rea bertengkar dengan Rafka. Karna dia belum yakin kalau dirinya telah hamil. Rasanya itu terlalu cepat, bahkan mereka baru saja menikah kemarin malam.
"Sudah, tidur saja kalian butuh istirahat" lerai Garvin.
Mereka menghentikan perdebatan tersebut kemudian menatap Garvin kompak
"Kenapa? Apa aku salah bicara?"
"Ah-tidak, kau benar aku harus istirahat aku lelah. Rasanya kepalaku akan pecah. Aku lelah dengan semua ini"
Rea melangkahkan kakinya menuju kasur kemudian pergi tidur tanpa mengajak sang suami. Garvin menarik tangan Rafka yang membuat rafka tertarik keluar dan hanya ada Rea di kamar. Wanita itu cepat sekali pergi ke alam mimpi jika sudah lelah.
"Ada apa?"
"Aku ingin bicara padamu tentang permainan kita semasa SMP dulu"
"Ayolah Garvin, aku laki-laki normal dan aku mempunyai seorang istri yang sedang mengandung anakku"
"Aku tegaskan sekali lagi padamu, kau yakin itu anakmu?"
Rafka terdiam, rasanya mulutnya terkunci. Ia tak bisa menjawab apapun.
"Aku hanya ingin kau ingat bagaimana aku menyentuh lehermu dan-"
"Jangan ingatkan aku pada hal itu. Aku membencinya, itu sangat menjijikan!"
Rafka pergi masuk meninggalkan Garvin di depan kamarnya kemudian berbaring di sebelah sang istri dan langsung memeluknya, tertidur sambil memeluk sang istri.
Sedangkan Garvin memilih untuk kembali ke kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
THREESOME
Romansaseorang gadis yang bernama Rea Flourenza Lavendre berusia 20 tahun, yang sudah kehilangan kedua orang tuanya saat berusia 5 tahun. terpaksa menyerahkan kesuciannya kepada dua orang sahabat dari perusahaan-perusahaan ternama karena ia harus menuruti...