Saat Rafka dan Rea sedang asik berpagutan tiba-tiba pintu terbuka begitu saja yang membuat mereka menghentikan aktivitasnya.
"Ah maaf saya tidak bermak-"
"Apa yang ingin kau sampaikan?" Potong Rafka tanpa menunggu orang itu menyelesaikan perkataannya.
Rea hanya diam melihat kedua orang itu berbicara
"Tidak, saya..." Dia menggantung ucapannya
Rafka bangkit dari duduknya kemudian berjalan menghampiri orang tersebut.
"Hera... Untuk apa kau kesini?" Tanya Rafka
"Maaf pak, tapi saya hanya ingin menunaikan tugas saya sebagai sekertaris bapak untuk mengingatkan bapak untuk segera berangkat ke kantor" ucap Hera
"Apa ini yang kau lakukan saat memasuki ruangan bos mu?" Tanya Rafka lagi
"Maaf..." Ucap Hera seraya menundukkan kepalanya.
"Keluar!" Tegas Rafka kemudian yang membuat Hera sedikit tersentak
"B-baik pak"
Hera keluar dari ruangan tersebut, selanjutnya Rafka kembali menghampiri Rea.
"Maafkan aku, Karna sekertaris ku kita menundanya. Dan itu membuat gairahku hilang" ucap Rafka
Rea menghela nafas lega mendengar ucapan Rafka yang artinya dia tidak akan melakukannya lagi pagi ini. Rea menganggukan kepalanya seraya menatap Rafka
"Karna gairahku sudah hilang, kau harus memancingnya kembali"
Raut wajah Rea kembali ke awal, dia kira semua akan baik-baik saja pagi ini, tapi laki-laki sialan itu malah menyuruhnya untuk membangkitkan gairahnya? Bagaimana caranya?
Rea terdiam di tempatnya tanpa mengatakan apapun, bahkan kepalanya kembali tertunduk.
"Aku akan ajarkan caranya" ucap Rafka kemudian.
"Tapi sebelumnya, aku harus mengunci pintu terlebih dahulu agar tidak ada lagi yang mengganggu kesenangan kita" timpal Rafka seraya kembali ke pintu kamar kemudian menguncinya
Lagi-lagi Rea merasakan jantungnya berdebar sangat kencang. Karena kali ini tidak ada yang bisa menyelamatkan wanita itu dari Rafka.
Rafka kembali menghampiri Rea seusai mengunci pintu kamar dan meletakkan kuncinya di sebuah laci.
"Rafka, tapi vaginaku masih terasa nyeri Karna permainan se-"
"Tenang saja, aku tidak akan memasukan kejantananku ke dalam liang vagina mu. Kau hanya bertugas untuk mengeluarkan cairan yang menyiksaku" potong Rafka
"Tapi kau bahkan tidak menginginkannya!"
"Rea. Tolong bantu aku" ucap Rafka kemudian yang membuat Rea semakin kesal dan ingin menampar pipi mulus milik pria itu
"Kau hanya cukup mengulum nya sampai cairan itu keluar dari dalam"
"Hanya?! Itu menjijikan Rafka!" Ujar Rea
"Aku ini calon suami mu Rea, kau harus menuruti perintahku!" Tegas Rafka
Rea terdiam. Mengapa bibinya harus membiarkan Rafka membelinya dan membiarkan Rafka menikahinya. Rea tidak mau menjadi mainan laki-laki bejat itu. Kenapa hal ini harus terjadi padanya?
"Kemari..." Pinta Rafka dengan lembut setelah duduk di sofa kamarnya
Rea menuruti perintah Rafka untuk segera menghampiri pria itu, setelah sampai Rafka langsung menarik tangan Rea hingga Rea terjatuh di pangkuannya. Jemari lentik nan berurat milik pria itu sudah menggerayangi tubuh Rea, dari leher turun ke dada dan semakin ke bawah lagi hingga menyentuh paha Rea.
Beberapa saat setelahnya Rea mulai merasakan ada yang menonjol di bawah sana. Dia sudah siap untuk masuk ke dalam mulut Rea. Rafka mendorong Rea hingga Rea kembali berdiri.
"Buka" titah Rafka
Rea hanya menuruti perintah Rafka meskipun sebenarnya ia tak ingin melakukannya tapi apa boleh buat? Semua ini memang harus ia lakukan karena ulah sang bibi. Setelah berhasil membuka celana milik rafia terlihat lah sebuah benda yang panjangnya sekitar 20cm dan berurat membuat Rea kesulitan menelan Salivanya.
Tanpa berbicara apa apa Rafka langsung memasukkan kejantanannya ke dalam mulut Rea, meskipun belum terbuka tetapi Rafka mencengkeram rahang Rea hingga mulutnya terbuka.
"Emm..." Jerit Rea setelah benda itu menusuk tenggorokannya
"Lakukan sayang" titah Rafka
Rafka memaju mundurkan kepala Rea dengan tangannya sambil tangan satunya meremas payudara Rea, sesekali ia juga memainkan pucuk merah muda payudara Rea
"Ahh..." Desah Rafka kemudian.
Rafka melepaskan tangannya dari kepala Rea yang membuat Rea pun berhenti memaju mundurkan kepalanya.
"Lanjutkan sayanghh..."
Dengan terpaksa Rea melanjutkan aktivitasnya, kini Rea melakukan tanpa di tuntun oleh Rafka. Rea memaju mundurkan kepalanya sendiri, sesekali Rea menjilat pucuknya yang membuat Rafka menggelinjang
"Ahh... Pintar, oughh..." Desah Rafka berkali kali
Beberapa menit setelahnya akhirnya Rafka mengeluarkan cairan itu, Rafka mengeluarkan cairan tersebut tanpa memberitahu Rea hingga menyebabkan cairan itu keluar di dalam mulut Rea. Saat Rea hendak memuntahkan cairan tersebut Rafka menutup mulut Rea dengan telapak tangannya.
"Telan" titah Rafka
Rea hanya menggelengkan kepalanya seraya menatap Rafka
"Telan Rea Flourenza Lavendre!" Tegas Rafka
Akhirnya Rea menuruti perintah Rafka untuk menelan sperma miliknya. Meskipun rasanya ingin muntah tapi ia harus terus terusan menuruti perintah Rafka.
***
Kini Rafka sudah memakai celananya lagi dan sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. Sedangkan Rea masih duduk di kasur menatap Rafka.
Detik berikutnya Rafka sudah berada di depan Rea dan mencium bibirnya. Rea hanya diam dan memejamkan matanya.
"Aku akan pergi bekerja, jika kau lapar telfon saja aku. Aku akan membawakan makanan untuk mu. Ini nomor teleponku." Ucap Rafka kemudian berjalan menuju pintu
"Satu lagi, persiapkan dirimu untuk threesome yang kedua malam ini" timpal Rafka
Mata Rea terbelalak saat mendengar ucapan Rafka 'threesome' lagi???
![](https://img.wattpad.com/cover/358048272-288-k340189.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THREESOME
Romansaseorang gadis yang bernama Rea Flourenza Lavendre berusia 20 tahun, yang sudah kehilangan kedua orang tuanya saat berusia 5 tahun. terpaksa menyerahkan kesuciannya kepada dua orang sahabat dari perusahaan-perusahaan ternama karena ia harus menuruti...