obat perangsang.

66.2K 378 0
                                        

Threesome.

Gila. Mendengarnya saja sudah membuat Rea mendadak kehilangan pikirannya di dalam kepala. Rasanya dia bisa gila kapan saja kalau seperti ini. Bukan hanya dijual, sekarang dia malah harus melayani dua lelaki sekaligus. Saat Rea sendiri tidak pernah melakukannya hal seperti itu. Jangankan melakukan threesome, untuk sekadar bercinta saja Rea tidak pernah melakukannya.

"Masuklah." Rea menatap Rafka yang baru saja mempersilahkannya masuk ke dalam sebuah salah satu unit apartemen yang cukup besar. Sepertinya, itu adalah tempat tinggal Rafka atau satu pria lainnya. Entahlah. Rea juga tidak memperdulikan hal itu. Saat sesuatu yang penting dan mendesak itu akan dia alami beberapa saat lagi.

"Rafka? Kau sudah datang?" Suara pria terdengar begitu keduanya masuk ke dalam. Suara berat yang terdengar seksi.

"Kemari lah, aku sudah membawanya," ucap Rafka kemudian.

Tidak berselang lama, seorang pria sudah muncul dari arah dalam apartemen tersebut. Seorang pria yang memiliki tinggi yang sama dengan pria di samping Rea sekarang.

"Garvin, ini wanitanya. Katanya, dia masih perawan," ucap Rafka yang sudah menghempaskan tubuhnya untuk terduduk di sofa dan meraih satu kaleng bir yang ada di atas meja.

Pria bernama Garvin itu menunjukan senyumnya. Dia juga nampak menyisir rambut cokelatnya dengan jemarinya sendiri dan melangkah mendekat ke arah Rea berada. Sebelum pada akhirnya, dia mengulurkan tangannya pada gadis itu.

"Hai, aku Garvin," ucapnya memperkenalkan diri.

Rea terlihat ragu. Akan tetapi dia mencoba meraih uluran tangan tersebut.

"R-rea," ucapnya dengan gugup.

"Duduklah. Santai saja, jangan merasa takut atau gugup. Kau bisa bersikap santai saja," ucap Garvin kemudian.

Dia benar-benar terlihat ramah. Setidaknya sedikit lebih baik daripada Rafka yang sudah membawa Rea kemari. Bahkan, apa yang dikatakan oleh Garvin saja sudah mampu membuat Rea menurutinya.

Entah bagaimana, tapi sepertinya Garvin memiliki aura yang begitu mendominasi. Lebih mendominasi daripada Rafka yang kini duduk dengan kedua kaki yang berada di atas meja sambil meneguk isi kaleng di tangannya.

"So, berapa umurmu?" tanya Garvin yang sudah mengambil tempat untuk duduk di samping Rea. Membuat gadis itu berada di antara Rafka dan juga Garvin.

"Dua puluh," jawab Rea kemudian. Membuat Garvin mengangguk-anggukan kepalanya.

" Ah, begitu. Kalau aku dan Rafka dua puluh lima tahun."

"Too much information, Garvin. Kita hanya akan memakainya, jadi tidak perlu memberikan informasi semacam itu," ucap Rafka pada akhirnya.

Ini bukan kali pertama juga untuk Rafka menyewa seorang wanita untuk kebutuhan seksualnya, meski untuk melakukan threesome ini adalah yang pertama. Dan dia juga hanya akan memakai wanita itu untuk memuaskannya, bukan malah saling memberikan informasi seperti ini.

"Jangan begitu, Rafka. Rea ini kan perawan, dia pasti gugup sekali. Jangan membuatnya takut, kita di sini untuk bersenang-senang, bukan untuk menyakiti gadis cantik seperti Rea ini," ucap Garvin yang masih berusaha menunjukan senyumnya pada Rea.

Sedikitnya Rea juga sadar kalau Garvin tengah berusaha membuatnya merasa nyaman dan mengenyahkan rasa gugupnya. Hanya saja, siapa yang tidak takut dan gugup saat berada di posisi ini? Berada di antara dua lelaki yang akan menikmati tubuhnya. Ini benar-benar terlalu menakutkan bagi Rea.

Rafka mendecak kemudian. Dia kembali menaruh kaleng yang sudah kosong di atas meja. Dia juga sudah menurunkan kakinya dari atas meja tersebut.

"Jadi, kau tidak ada pengalaman seks?" tanya Rafka pada Garvin di sana.

THREESOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang