threesome pt2

85.1K 281 2
                                    

Garvin berjalan menghampiri Rea seusai mengganti pakaiannya.

"Kau ingin makan apa?" Tanya Garvin kemudian

"A-aku?"

Rea menunjuk dirinya menatap Garvin

"Ya kau, kau pikir aku bicara pada siapa lagi? Apa ada orang selain kau disini, Rea?"

"Apa saja, yang penting perutku kenyang" jawab Rea

"Baiklah...."

Garvin melangkahkan kakinya hendak berjalan keluar dari kamar tersebut

"Garvin..." Panggil Rea yang membuat Garvin menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Rea

"Apa aku boleh keluar dari kamar ini? Aku bosan disini. Aku ingin keluar" ucap Rea

"Tidak. Rafka tidak mengizinkanmu untuk keluar dari ruangan ini, kau harus tetap disini, Rea"

"Tapi ak-"

"Oke bagaimana jika kau ikut aku, kita akan makan malam di restoran. Berdua" potong Garvin seraya menghampiri Rea.

Rea mendongakkan kepalanya menatap Garvin kemudian berdiri dan menggenggam tangan Garvin.

"Serius??"

"Dua ribu rius, ayo" jawab Garvin kemudian menarik tangan Rea dengan lembut keluar.

***

Garvin membukakan pintu mobil untuk Rea. Dan Rea hanya menunggu Garvin untuk menyuruhnya masuk.

"Masuklah"

Brukk

Pintu mobil itu tertutup kembali saat Rea hendak memasukinya hingga kakinya terkena ujung pintu.

"Awh.." pekik Rea kesakitan

"Rea, kau baik baik saja?" Tanya Garvin seraya menatap Rea dan mengelus pelan kaki Rea

"Aku bilang jangan bawa dia keluar, apa kau tuli?"

"Rafka,aku hanya akan mengajaknya untuk makan malam biasa di sebuah cafe"

"Dinner?"

Rafka menatap tajam mata Garvin kemudian langsung menggendong tubuh Rea dan membawanya masuk ke dalam rumah.

"Anak sialan itu!"

Garvin terdiam sejenak kemudian berdecak dan memukul udara. Garvin masuk ke dalam mobil dan akan membelikan makanan untuk Rea.

***

"Rafka, turunkan aku"

Rea memohon kepada Rafka

"Apa aku harus melepas gendonganku disini?"

Tidak, tidak mungkin. Mereka berada di tangga, jika Rafka melepaskan gendongannya maka Rea akan terjatuh dan terguling guling ke bawah. Dan itu akan membuatnya semakin tersiksa, mengapa Rafka sekejam itu

"Baiklah, aku akan diam" ucap Rea

"Akan ku bantu agar kau diam"

"Ap-"

Rafka meraup bibir Rea dengan bibirnya yang membuat Rea tidak dapat melanjutkan kalimatnya karena mulutnya sudah tertutup. Rea membalas pagutan Rafka yang membuat rafka semakin liar menciumi bibir Rea.

Saat sampai di kamar Rafka melemparkan tubuh Rea ke kasur kemudian membuka jasnya dan kembali menciumi Rea hingga membuat Rea pun ikut terangsang dan celananya mulai basah.

Kenapa Rea jadi mudah terangsang dan mudah untuk mengeluarkan cairan yang membuat becek di bawah sana, apa ini Karna Garvin? Atau memang Rea mulai merasakan bahwa melakukan hal itu adalah hal menyenangkan.

"Sudah basah rupanya, kau ingin melakukannya?" Tanya Rafka dengan suara beratnya.

Rafka membuka kancing kemejanya juga gespernya. Lalu naik ke kasur dan merebahkan dirinya di samping Rea.

"Jika kau menginginkannya, silahkan." Ucap Rafka

Rea yang sudah basah tak dapat menahannya lagi dan segera bangun dan ntah apa yang ada di benaknya saat ini, ia langsung membuka pakaiannya dan pakaian yang masih Rafka gunakan kemudian mengulum kejantanan milik Rafka yang membuat Rafka mendesah ke enakan

"Ahh...."

Rea mengulumnya selama beberapa menit kemudian menaiki tubuh Rafka dan mulai memasukan kejantanan Rafka ke dalam liangnya.

"Ahhh..." Desah mereka bersamaan

Rea mulai menggerakkan pinggulnya dengan pelan. Tangan Rafka kini berada di pinggang montok milik Rea. Tangan Rea memegang tangan Rafka kemudian mengarahkan kepada dua gunungnya yang kenyal itu. Rafka yang faham langsung meremas payudara Rea dan sesekali jarinya memainkan pucuknya yang membuat Rea kegelian hingga menjepit milik Rafka.

"Ahh... Lanjuthh sayanghh" desah Rafka

Rea melanjutkan aktivitasnya di atas sana. Ia menggoyangkan pinggulnya dengan cepat yang membuat Rafka melenguh keenakan

"Ahh.. oughh... Fasterhh babyhhh"

"Ahh Rafka aku ingin keluar"

"Tunggu sebentar, kita keluarkan bersama agar lebih nikmathh"

Brakk

Pintu terbuka lebar dan terlihat Garvin di depan sana yang membuat Rea menghentikan aktivitasnya dan Rafka berdecak kesal.

"Ah, sedikit lagi!"

"Garvin..."

"Rafka, kau bilang kau tidak akan melakukannya malam ini tap-"

"Bergabung saja" potong Rafka tanpa menunggu Garvin menyelesaikan kalimatnya.

Rafka bangun dari posisinya yang membuat Rea hampir terjatuh, karena mereka masih menyatu. Rafka membalikan posisi mereka yang membuat Rea sedikit tersentak. Namun Rafka tidak menghiraukan itu dan kembali memaju mundurkan pinggulnya.

"Ahhh, Rafka..." Desah Rea

"Aku tidak peduli, harusnya sedikit lagi sampai. Tapi kau malah menghentikannya." Ucap Rafka

"Aku ikut"

Garvin menutup pintu dan tak lupa menguncinya padahal hanya ada mereka bertiga disana. Garvin membuka seluruh pakaiannya setelah usai selesai berurusan dengan pintu dan ikut naik kemudian langsung meraih bibir Rea dengan bibirnya.

Tangan Rea di perintahkan oleh tangan Garvin untuk menggenggam dan mengocok penis miliknya. Rea yang memang sedang menikmatinya pun menurut. Setelah ia mendapatkan apa yang diinginkan, tangannya pergi ke dua gunung kembar Milik Rea dan meremasnya kasar.

"Eumhh..." Desah Rea

Rafka masih sibuk di bawah sana, dan mempercepat gerakannya kemudian mengeluarkan cairan itu di dalam.

"Ahh..."

Hangat, itu yang di rasakan oleh Rea di dalam sana. Tapi Rea masih menginginkan hal itu. Garvin menyadari hal itu yang kemudian ia pun langsung berdiri dan bertukar posisi dengan Rafka, Garvin langsung memasukkan kejantanannya ke dalam sana dan menggenjotnya dengan cepat.

"Aahhhh" Rea mendesah kencang.

Rafka langsung memasukkan kejantanannya ke mulut Rea saat Rea sedang mendesah. Yang membuat desahan itu berakhir.

"Eunghh" Desah Rea dengan mulut di penuhi oleh kejantanan Rafka.

"Jilat sayanghh" titah Rafka seraya mendongak memejamkan matanya

Rea tak dapat melakukan apapun, Rea menuruti perintah yang di berikan oleh Rafka. Beberapa menit kemudian akhirnya Rea dan Garvin mengeluarkan cairan tersebut secara bersamaan yang membuat mereka merasakan kehangatannya.

Tubuh Rea bergetar mereka terkapar lemas di atas ranjang yang sama. Rea berada di tengah tengah antara dua lelaki itu.

Rafka mulai menyusu pada Rea, dan Rea hanya mengelus kepala Rafka, sedangkan bibirnya sudah berada di dalam mulut Garvin.

Mereka tertidur setelah beberapa saat 'tanpa menggunakan busana'












THREESOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang