terjadi

12.7K 87 2
                                    

***

"Sayang, sebenarnya apa yang terjadi pada Tania tadi?"

"Aku mengira bahwa itu ulah Garvin, Karna aku melihat ekspresi mereka sebelum Tania mendesah seperti itu"

"Maksudmu?"

"Ya sudahlah sayang, jangan terlalu memikirkan orang lain. Biarkan mereka bersenang-senang dengan caranya"

"Tapi Tania keponakanku"

"Hei..."

Rafka mendekat ke arah Rea kemudian menangkup kedua pipi sang istri dan menatapnya.

"Aku tahu itu dan aku mengerti maksudmu, tapi jika kau menghalanginya nantinya kau yang akan di benci oleh Tania, apalagi Tania saja tidak merasa keberatan akan sentuhan yang Garvin berikan, bahkan Tania berbohong pada ibunya bukan?"

Ya, ada benarnya juga apa yang di ucapkan oleh Rafka, ntahlah Rea bingung harus berbuat apa. Apa ia mengikuti ucapan Rafka saja untuk tidak ikut campur urusan bibi dan keponakannya?

"Ya sudah sekarang kau istirahat saja"

"Lalu kau?"

"Ya maksudku kita beristirahat, bersama"

Rea menghela nafas panjang kemudian menganggukkan kepalanya menuruti perintah sang suami.

***

Tok tok tok..

Suara ketukan pintu terdengar dari dalam kamar Tania yang membuatnya langsung membuka pintu tersebut. Dan melihat siapa yang berada di luar kamarnya

"Kau?..."

"Aku Garvin dan salam kenal" ucap Garvin seraya tersenyum

"Ya... Bagaimana kau tau kamarku disini?"

"Apa pertanyaan itu penting, manis?"

Garvin mendekatkan wajahnya pada wajah Tania yang membuat Tania sedikit tersentak.

"Ah-maaf, aku membuatmu merasa tidak nyaman"

"Tidak, bukan seperti itu. Aku hanya sedikit terkejut"

"Kalau boleh aku mengetahuinya, siapa namamu?"

"Aku Tania"

"Nama yang cantik, ah-tania, bagaimana jika kita melanjutkan permainan kita di dalam"

"Maksudmu?"

"Permainan yang tadi kita lakukan di meja makan"

"Kau?..."

"Bukankah tadi kau mengizinkannya?"

Diam, Tania tak dapat menjawab ucapan Garvin, bahkan Tania sendiri lah yang menyalakan lampu hijau tadi.

"Apakah aku boleh masuk?"

"I-iya, silahkan"

Garvin masuk ke dalam kamar Tania, setelah masuk ia menarik Tania kemudian mengunci pintu kamar Tania.

"Kenapa di kunci?"

"Kita akan melakukannya sayang, apa kau mau kita di pergoki oleh salah satu dari orang yang berada di rumah ini?"

"Tapi aku belum menyetujuinya"

"Aku akan membuatmu menyetujuinya sekarang"

Perlahan Garvin menyentuh Tania, tangannya bermain di kedua gunung kembar Milik Tania, meremasnya dengan kasar yang membuat Tania sedikit mendesah

"Eumh... Garvin.."

Garvin tersenyum saat mendengar suara itu. Dan dia terus melanjutkan permainannya disana, sedikit demi sedikit akhirnya Tania mulai terpancing dan segera membuka pakaian milik Garvin.

THREESOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang