Setelah beberapa langkah, akhirnya mereka sampai di kamar dan melihat Rafka yang sedang sibuk dengan laptop di mejanya.
Garvin menurunkan Rea di kasur yang membuat Rea langsung bangkit dan berlari ke kamar mandi dengan berselimut bed cover.
"Ada apa? Apa perusahaanmu sedang mengalami masalah?"
"Tidak, aku hanya tak ingin mengganggu kalian."
"Aku sudah selesai"
Rafka bangkit dari duduknya kemudian berjalan mendekati Garvin dan menatapnya tajam
"Kenapa?"
"Aku ingatkan padamu, bahwa ini kali terakhir kau menyentuhnya." Ancam Rafka
Garvin mengeluarkan senyum miring miliknya yang membuat tatapan Rafka semakin tajam.
"Aku akan tetap menyentuhnya. Bukankah kau yang bilang seperti itu dulu?"
Rafka terdiam dan mengingat masa remaja mereka.
*Flashback*
Rafka dan Garvin sedang berada di satu ruangan yang sama yaitu kamar Rafka. Mereka menonton film dewasa disana. (Threesome)
"Sepertinya melakukan hal ini lebih nikmat saat bersama dengan sahabat"
"Kau benar Rafka"
"Bagaimana jika kita menikah, kita melakukan threesome pada istri kita?"
"Ide bagus, aku suka idemu"
"Baiklah, siapapun yang akan menikah terlebih dahulu, kita harus berbagi istri kita dan lebih sering melakukan threesome"
"Setuju?, Rafka apakah punyamu sudah tegang?"
"Iya, sangat tegang. Tapi untuk apa kau bertanya seperti itu?"
"Aku akan membantumu"
*Flashback off*
Rafka menghela nafas kasar setelah mengingat semua itu. Dan pergi meninggalkan Garvin di kamarnya sendirian. Yang membuat Garvin tersenyum puas.
'aku tau kau tidak pernah bisa mengingkari janjimu' batin Garvin.
Rea keluar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan dirinya. Dan melihat sekeliling.
"Dimana Rafka?" Tanya Rea heran
"Dia keluar, mungkin di kamarnya"
"Kamarnya? Dimana?"
"Aku akan mengantarmu dengan syarat kau har"
"Tidak perlu, aku akan mencarinya sendiri" potong Rea
"Padahal aku hanya akan meminta kau untuk menciumku"
Rea melirik Garvin sekilas kemudian pergi keluar kamar.
"RAFKA!!!" panggil Rea yang terdengar hingga kamar Rafka dan membuatnya menyaut
"Aku disini" teriak Rafka
Rea mendengarkan dengan seksama suara itu kemudian mendatangi arah sumber suara, saat masuk ke kamar pandangan Rea mendapatkan Rafka yang sedang berdiri di sebuah balkon kamar menatap jalanan.
"Kau... Baik-baik saja?" Tanya Rea seraya menyentuh lembut bahu Rafka
Rafka membalikkan badannya kemudian menatap Rea. Detik selanjutnya tangan Rafka sudah menyibakkan rambut coklat milik Rea kebelakang telinganya seraya tersenyum.
Rea hanya terdiam dan melamun. Ia tak menyangka dengan sikap lembut Rafka saat ini.
'Rafka, apakah ini sifat asli Rafka?' batin Rea
"Aku baik-baik saja, ada apa kau mencariku?" Tanya Rafka dengan nada lembut
Angin apa yang baru saja menerpa Rafka, sifatnya berubah drastis. Tak seperti biasanya.
"Aku.. aku tidak mau kalau hanya berdua dengan Garvin" jawab Rea
"Kau?... Kau membencinya?"
"Ya, aku benci berdua dengan Garvin, tapi aku tidak membenci Garvin" ucap Rea seraya matanya beralih menatap pepohonan.
"Bagaimana denganku?"
"Rafka, tadi di butik ada pelayan yang bilang bahwa kau lebih baik daripada Garvin dan aku percaya sekarang"
"Tidak, sebenarnya Garvin lah yang lebih baik daripada aku, bahkan saat kau baru saja datang kau lebih suka dengan Garvin bukan aku"
"Iya...." Ucap Rea seraya berjalan ke arah kursi dan mendudukan dirinya di kursi tersebut.
"Tapi aku sudah tau Garvin yang sebenarnya"
"Ya, Garvin memang kecanduan seks. Sejak berusia delapan belas tahun"
Rea membulatkan matanya dan dengan cepat menatap Rafka.
"Apa?!! Delapan belas??"
Rafka terkekeh melihat reaksi Rea yang terlihat sangat shock
"Iya... Dia melakukan hal pertamanya dengan adiknya sendiri, Hera"
"Hera??... Tunggu... Sekertaris mu?" Tanya Rea
Rafka hanya menganggukkan kepalanya sambil memejamkan matanya kemudian menatap Rea. Rea hanya diam, dia tak habis pikir dengan semua ini, tunggu. Kenapa Hera menjadi sekertaris Rafka? Bukankah Garvin juga memiliki perusahaan?
"Rafka.."
Rafka menoleh ke arah Rea tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Bukankah Garvin memiliki perusahaan, kenapa Hera malah jadi sekertaris mu?" Tanya Rea seolah tau bahwa Rafka sedang menunggu ucapan selanjutnya dari dirinya
Rafka menggaruk tengkuknya yang tak gatal kemudian berjalan menghampiri Rea.
"Garvin memecat adiknya karena Hera menolak melakukan itu dengannya"
"Brengsek! Hanya karna itu?!!"
plak plak plak...
Suara tepukan tangan terdengar dari dalam kamar Rafka yang membuat Rafka dan Rea menoleh secara bersamaan dan saling menatap satu sama lain.
"Bagus, kau menceritakan semua keburukan ku, kau ini sahabatku Rafka, kau tau?"
Rafka memasukan tangannya ke saku celananya kemudian bersandar pada tiang balkon dan menatap Garvin.
"Kenapa kau diam, ceritakan lagi semuanya. Aku tidak keberatan sama sekali, asalkan kau juga mengizinkan ku untuk menceritakan keburukan mu juga" ucap Garvin seraya keluar dari kamar Rafka menuju balkon dan menghampiri Rea. Namun Rea langsung berdiri dan menghampiri Rafka.
"Rea, kau menghindari ku?"
"Jangan ganggu calon istriku" ucap Rafka datar
"Calon istrimu?, bukan kah dia mainan kita?"
Rafka mendecih kemudian merangkul bahu Rea yang membuat Rea sedikit kebingungan.
"Aku menarik kata-kataku, Rea milikku, hanya milikku!" Ucap Rafka dengan penekanan di akhir kalimatnya
Garvin tersenyum kemudian meneguk sebuah minuman yang berada di atas meja hingga habis kemudian melemparkan gelasnya ke hadapan Rafka dan Rea yang membuat Rea melompat kecil dan memeluk Rafka. Kemudian melepaskan nya kembali.
"HENTIKAN!!!" Teriak Rea.

KAMU SEDANG MEMBACA
THREESOME
Romantikaseorang gadis yang bernama Rea Flourenza Lavendre berusia 20 tahun, yang sudah kehilangan kedua orang tuanya saat berusia 5 tahun. terpaksa menyerahkan kesuciannya kepada dua orang sahabat dari perusahaan-perusahaan ternama karena ia harus menuruti...