di ruang tengah

28.6K 164 2
                                    

***

Saat sampai di rumah, Garvin langsung mengajak Rea untuk masuk ke dalam kamar untuk beristirahat.

"Aku harap Rafka menyukai pilihanku" ucap Garvin tiba-tiba yang membuat Rea langsung menoleh ke arahnya.

Garvin menoleh ke arah Rea seusai bergumam kemudian menautkan satu alisnya.

"Kenapa?"

"Ah tidak, bukan kah kau yang bilang kalau kau dan Rafka memiliki selera yang sama?"

"Ya, memang. Tapi masalah perempuan, aku belum tau Rafka suka dengan penampilan yang seperti apa. Rafka tidak pernah memiliki pasangan. Dia hanya membeli perempuan malam lalu memakainya. Selebihnya aku tak pernah tau tentang type Rafka yang sesungguhnya" jelas Garvin kepada Rea

Rea mendengarkan dengan seksama ucapan Garvin kemudian teringat ucapan pelayan butik tadi

'bahkan dari cerita yang di ceritakan oleh Garvin, Rafka terlihat lebih brengsek. Aku penasaran apa yang harus aku syukuri Karna aku akan menikah dengan Rafka, bukan Garvin??' batin Rea

"Yasudah, lupakan saja. Ayo ke kamar"

Namun Rea hanya diam dan melamun. Ia tak mendengar ajakan Garvin.

"Rea??"

Chup*

Kecupan singkat mendarat di bibir Rea yang membuat Rea tersadar dan langsung menatap Garvin.

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

"A-aku..."

Rea kebingungan, apa yang harus ia katakan, apakah ia harus mengatakan yang sebenarnya? Mana mungkin, walaupun Rea mengatakan dan bertanya yang sebenarnya Garvin tidak akan jujur. Ia akan berusaha untuk menutupi nama buruknya.

Garvin menunggu jawaban dari Rea, menatap Rea dengan jarak wajah yang sangat dekat.

"Aku hanya tidak menyangka, sebentar lagi aku akan menikah dengan Rafka" jawab Rea berbohong

"Santai saja, kurasa kau akan menjadi wanita paling bahagia nanti"

Bahagia? Apa itu bahagia? Bahkan Rafka lebih sering menyiksa Rea daripada membuatnya tersenyum. Garvin terlihat lebih baik daripada Rafka.

"Boleh aku memintanya siang ini, Karna sebentar lagi aku tidak akan bisa menyentuhmu Rea. Kau akan menjadi milik Rafka sepenuhnya"

Sialan, apa ini yang di maksud oleh pelayan itu, Garvin selalu haus akan seks? Setiap saat ia menginginkannya. Sedangkan Rafka? Rafka lebih sibuk dengan pekerjaannya di bandingkan berurusan dengan seks.

"Tapi semalam-"

"Itu tidak cukup, aku menghentikannya Karna aku kasihan padamu, pasti kau lelah jika Melayani aku dan Rafka bersamaan." Potong Garvin seraya bersimpuh dan memeluk kaki Rea

"Garvin, jangan seperti anak kecil"

"Kumohon Rea, apa aku harus memancingnya agar kau mau?"

"Tidak, jangan. Aku tidak mau melakukannya hari ini, jika kau memaksaku aku akan kabur!" Ancam Rea

"Bagaimana cara kau kabur? Kakimu saja aku pegangin dengan erat" ucap Garvin seraya mendongak menatap Rea

'iya juga' batin rea

"Satu kali ini aja ya, ini yang terakhir kita berhubungan Rea, kumohon"

Rea menghela nafas kasar, sebenarnya mau ia tak akan pernah berhubungan dengan Garvin pun tak ada masalah dan tidak merugikan Rea sama sekali. Bahkan itu jauh lebih baik.

"Tidak! Bisa bisa mati aku kalau selalu melakukan itu setiap hari. Lagipula apa kau tidak lelah?"

"Sepertinya aku kecanduan, kau tau? Rasanya sangat nikmat, andai aku punya istri aku akan melakukan hal itu setiap jam"

Deg!

Benar, untung Rea menikah dengan Rafka, bukan Garvin. Jadi dia tak perlu khawatir. Apakah Garvin gila? Setiap jam? Dia pembunuh!

"Vin, aku harus- awhh"

Belum selesai Rea menyelesaikan perkataannya Garvin menarik tangan Rea hingga Rea terjatuh di atasnya.

"Baik jika kau tidak mau, aku akan melakukannya dengan paksa"

"Tidak!, Garvin stop!"

Garvin merobek baju Rea yang membuat Rea kini hanya memakai bra dan celana short beserta celana dalamnya. Tangannya begitu cepat mengikat kedua tangan Rea ke belakang.

"Tidak, Garvin!, jangan lakukan itu" pinta Rea

Garvin membuka seluruh pakaiannya, begitupun dengan Rea, sayangnya bra yang digunakan Rea tak dapat terbuka maksimal karna tangan Rea yang terikat. Tapi Garvin tak mempedulikannya. Garvin mengangkat tubuh Rea dan membuatnya menungging, badannya ditaruh di atas sofa dan kakinya di lantai. Dengan cepat Garvin menjilati lubang itu tanpa merasa jijik.

"Ahh... Vin, jangan"

Sluurp...

Slurpp...

Slurpp...

Suara yang di hasilkan oleh isapan Garvin begitu indah terdengar hingga membuat kejantanannya menegang. Setelah becek dengan jilatannya, Garvin menggesekkan penisnya ke vagina Rea yang membuatnya dan Rea mendesah bersamaan.

"Eunghh-ahhh..."

"Vin, hentikan, jangan memasukannya"

Tiba-tiba pintu terbuka dan terlihat Rafka dengan pakaian kantornya yang baru saja masuk. Rafka melihat kejadian itu dan hanya mematung, sakit. Rasanya sakit, calon istrinya terlihat berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.

"Oh Rafka, kau sudah pulanghh..." Lirih Garvin seraya menggesekkan penisnya

"Rafka, tolong aku" lirih Rea

Ucapan itu membuat Rafka sadar akan tangan Rea yang terikat dan bra yang belum terbuka sempurna disana.

"Rea, Garvin! Hentikan!" Ujar Rafka seraya berjalan mendekati mereka

Bleesss

Benda itu masuk ke dalam lubang wanita itu

"Aaahhhh...."

"Sabar Rafka, aku hanya minta bantuan... untuk mengeluarkannya... Oughh..."

Rafka terdiam, Rafka memang cemburu, tapi Rafka tau bagaimana rasanya tersiksa saat cairan itu hendak keluar tapi tidak jadi.

"Baiklah, antarkan dia ke kamar saat sudah selesai" ucap Rafka

"A-apa?!!!"

"Rafka, Rafka tolong aku, jangan tinggalkan aku. Ahhh... Garvin hentikan oughh... Aku tidak mau, Aaahhh...."

Garvin memasukan penisnya hingga seluruh penisnya tenggelam ke dalam lubang wanita itu yang membuat Rea teriak.

"Sabar Rea, aku sebentar lagi ouhhh..."

Mereka melakukannya hingga sama sama mengeluarkan cairan tersebut.

"Ahhh, hangat... Nikmat bukan?"

Rea lemas seluruh tubuhnya bergetar yang menandakan bahwa Rea puas.

"Kau bilang kau tidak mau melakukannya, tapi kau malah puas dengan permainanku tadi" ucap Garvin seraya membuka ikatan pada lengan Rea.

Rea menatap Garvin sayu dan bernafas lewat mulutnya yang membuat Garvin tersenyum puas. Garvin meraup bibir Rea dengan rakus kemudian turun, menghisap payudara Rea yang membuat Rea mendesah kecil.

"Eumhh..."

Garvin memakai pakaiannya kembali kemudian menggendong Rea ala bridal style dan mengantarkannya ke kamar. Sesuai perintah Rafka. Ya,tanpa memakaikan Rea pakaian.


THREESOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang