9

865 70 0
                                    

Tibalah hari penjemputan Mami Sal dan Papi Ron. Sesuai janji, Syarzia pergi bersama Nab setelah sebelumnya mereka shalat zuhur bersama di mesjid. Fahran tidak bisa menjemput karena masih berada di kantor karena ada meeting yang harus menggantikan posisi Papi Ron. Menurut jadwal, pesawat Mami Sal dan Papi Ron akan tiba tepat pukul 15.00 wib. Nab dan Syarzia memiliki waktu luang sekitar 2 jam lagi.

"Nab, kamu ga kenapa-napa kan?"tanya Syarzia. Nab hanya melamun dari tadi. Mereka baru saja keluar dari pintu gerbang mesjid.

Nab menggeleng.

"Ga kenapa-napa kok, Zi. "

"Apa Nab sangat merindukan Mami dan Papi?"

"Iya Zi."

Nab dan Syarzia memasuki sebuah rumah makan. Mereka akan makan di sini terlebih dahulu sebelum berangkat ke bandara.

"Nab, Zia ingin bertanya kepada Nab, tolong jawab dengan jujur" Zia menatap Nab serius.

"Bagaimana perasaan Nab terhadap Kak Fahran ? Apakah masih sama?" Nab terdiam. la tidak mampu menjawab.

"Zia sudah tau jawabannya, kamu tidak bisa melupakan masa lalu Nab kan?" Zia bertanya frontal.

Nab menutup matanya. Ia menggeleng. lalu menjawab,

"Sejak ijab Kabul diucapkan oleh Kak Fahran keatas Nab, sejak saat itu haram bagi Nab mencintai laki-laki lain selain suami Nab, Zi" Nab sangat berat mengatakan kalimat ini.

Zia mengangguk mengerti.

"Zi tidak tau bagaimana jika Zi yang berada diposisi Nab. Mungkin Zi tidak setegar Nab"

"Nab tidak sekokoh itu. Sungguh. Nab juga hanya pasrah terhadap hubungan pernikahan Nab yang masih tidak diketahui kemana arah muaranya"

"Apa Kak Fahran memperlakukan Nab dengan baik?"

"Kak Fahran memperlakukan Nab dengan sangat baik. Jauh lebih baik dari yang Nab bayangkan. Namun banyak hal yang tidak Nab ketahui tentangnya. Hubungan kami belum pada tahap untuk duduk dan mengenal satu sama lain. Hanya sebatas, 'Oh okay, Nab punya teman di hidup saat ini' ".

...

Nab dan Zia tiba di bandara tepat 5 menit sebelum pesawat yang ditumpangi orang tua Nab landing dengan sempurna. Mami dan Papi mengambil kopernya, lalu menuju ke bagian imigrasi untuk pemeriksaan passport lantas ke tempat pengambilan koper. Mereka berjalan menuju arah pintu keluar. Banyak orang yang menunggu kerabat atau keluarganya disana. Mereka saling berdesak-desakan. Mata mereka mengedar ke kanan dan ke kiri. Mereka belum melihat dimana keberadaan anaknya.

"Nab, itu Mami Sal dan Papi Ron! Ayo kita kesana" Zia menarik tangan Nab. Nab melangkah dengan semangat.

Akhirnya Mami Sal dan Papi Ron melihat anak kesayangan berjalan kearahnya. Mereka sumringah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nabirra dan segala dunia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang