2-S2

408 67 4
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya  Syarzia Mandara dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

Akhirnya setelah dua setengah tahun menjalin hubungan, Kevin yang merupakan sepupu dari Nab dan Zia sahabat baik Nab. Sekarang mereka resmi menjadi suami istri. Melihat sahabatnya sudah resmi menikah dengan sepupunya membuat Nab menitikan air matanya.

"Umma?" Farza berdiri dan mengusap air mata Nab.

"Makasih Sayang." Nab mengecup pipi gembul Farza. Farza tumbuh menjadi anak yang menggemaskan.

Nab berjalan menghampiri kedua mempelai dan memeluknya erat. Fahran berjalan sambil menggendong Farza.

"Selamat atas pernikahannya ya, Vin," ucap Fahran tulus dan menjabat tangan Kevin.

"Om Kepin ganteng banget kayak Farza."

"Makasih, Om kan emang ganteng." sahut Kevin bangga.

"Minta uang dong. Om."

"Sudah kuduga, ini anak mirip Ummanya. Doyan banget nguras duit Om." Ucapan Kevin mendapatkan pukulan pelan dari Zia.

"Baba, Farza pengen es klim Baba." Farza menunjuk ke arah salah satu hidangan. Sebenarnya itu bukan es krim, tapi es doger.

"Nggak boleh. Farza lagi pilek."

"Hua... Baba jahat!" seru Farza.

Sikap Farza sangat mirip dengan dirinya. Jika ia menginginkan sesuatu, pasti harus dituruti. Fahran dan Nab pun meninggalkan Zia dan Kevin yang akan melakukan pemotretan.

"Kasih aja, Mas. Kasian, tuh," kata Nab.

Nab memang tipe orang yang tidak tegaan. Jangankan sama anak sendiri, sama orang yang nggak dikenal pun begitu.

Fahran memberikan es doger pada Farza. Mata anaknya itu pun langsung berbinar layaknya mendapatkan uang sepuluh juta.

"Hore, Baba baik deh." Farza  berseru girang sambil mencium pipi Fahran.

"Iya dong," sahut Fahran dan mengusap rambut anaknya.

Nab gemas melihat tingkah Farza yang super aktif. la mengusap bibir Farza yang sudah belepotan oleh es doger.

"Farza kenyang, Umma." Farza menepuk perutnya yang buncit.

"Ma, Farza mau ke Om Kepin," lanjut Farza sambil menarik baju Nab.

"Jangan, om Kevin lagi sibuk."

Mata Farza berkaca-kaca menandakan ia akan menangis sebentar lagi. Kalau Farza sudah menangis.

Nab angkat tangan. Tangisan Farza mungkin akan terdengar di seluruh penjuru ruangan.

"Ya udah, sana."

"Anterin," pinta Farza manja.

Nab mendengkus lalu menuntun Farza ke tempat Kevin. Sampai di pelaminan, Farza langsung berlari memeluk pinggang Kevin.

"Hallo, Om." Farza mendongak untuk menatap Kevin yang lebih tinggi darinya.

"Ngapain Farza ke sini?" tanya Kevin berpura-pura galak.

"Emang kenapa, cih? Sombong amat." Farza memajukan bibirnya membuat Kevin gemas. Kevin langsung mengangkat Farza ke pangkuannya.

"Kamu dikasih makan apa sih, kok pipinya gembul gini?" tanya Kevin.

"Obat cacing, Om," jawab Farza sambil memeluk
Kevin.

"Astagfirullah, Farza sering cemilin obat cacing?"
tanya Kevin membuat Farza mengangguk saja.

Nabirra dan segala dunia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang