28

1K 86 5
                                    

Mereka pun berdua pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh, tertawa-tawa menyenangkan. Setelah itu, mereka kembali ke kamar dengan perasaan yang lebih segar dan nyaman.

"Kak, terima kasih lagi ya untuk hari ini. Semuanya begitu indah," ucap Nab sambil mengenakan skincarenya.

"Senang Nab bahagia. Itu yang selalu Kakak inginkan," jawab Fahran sambil duduk di ranjang, menatap Nab dengan penuh cinta.

Nab tersenyum, kemudian duduk di sebelah Fahran. Mereka saling berpelukan, merasakan kehangatan satu sama lain.

"Kak, terima kasih sudah menjadi bagian terpenting dalam hidup Nab. Nab sangat bersyukur memiliki Kakak," ucap Nab sambil memeluk Fahran erat-erat.

"Fahran juga bersyukur memiliki Nab, sayang. Kita akan selalu bersama-sama, melewati segala liku hidup bersama-sama," jawab Fahran sambil mencium kening Nab dengan lembut.

Mereka pun saling berbisik kata-kata cinta, merencanakan masa depan bersama, dan menyimpan kenangan indah dari hari anniversary mereka yang pertama. Dengan penuh kasih sayang, mereka mengakhiri hari tersebut dan bersiap untuk menyambut hari-hari yang akan datang dengan penuh kebahagiaan dan cinta.

Setelah mereka berdua merasakan momen kehangatan dan kebersamaan, Fahran tersenyum penuh makna dan meraih sebuah kotak kecil yang tersembunyi di balik bantal.

"Nab, ada sesuatu untuk Nab," ucap Fahran dengan senyum lembutnya.Nab menatap Fahran dengan rasa penasaran yang kental. Dia melihat ketulusan dalam mata Fahran yang membuat hatinya berdebar lebih cepat.

Fahran membuka kotak kecil itu perlahan, dan di dalamnya terdapat sebuah kalung dengan liontin yang dipenuhi dengan detail halus. Liontin itu berbentuk hati yang indah, dilapisi dengan permata kecil yang bersinar gemerlap.

"Nab, ini adalah kalung liontin khusus untuk Nab. Kakak ingin memberikan ini sebagai tanda cinta dan kesetiaan Kakak pada Nab," ucap Fahran sambil mengambil kalung tersebut dari kotak.

Nab terpesona melihat keindahan kalung itu. Matanya berbinar-binar melihat cahaya memantul dari permata-permata kecil yang tersebar di liontin.

"Kak Fahran, ini begitu indah. Nab tidak tahu harus berkata apa," ucap Nab dengan suara yang gemetar karena terharu.

"Kak Fahran senang jika Nab suka. Kakak ingin kalung ini selalu mengingatkan Nab akan cinta dan komitmenku pada Nab. Kakak berjanji akan selalu bersama, menjaga, dan mencintai Nab dengan sepenuh hati," ucap Fahran sambil memasang kalung itu di leher Nab dengan lembut.Nab merasakan getaran emosi yang mengalir dalam dirinya saat kalung itu menyentuh kulitnya. Dia melihat ke arah cermin dan melihat bagaimana kalung itu menambah kecantikan dan keanggunannya.

"Terima kasih,Kak Fahran. Nab akan mengenakan kalung ini dengan bangga, sebagai simbol cinta dan kesetiaan kita," ucap Nab sambil memeluk Fahran erat.

Mereka berdua saling berpelukan, merasakan kehangatan dan cinta di antara mereka. Kalung itu menjadi simbol dari ikatan mereka yang tak terpisahkan, mengingatkan mereka akan cinta yang tumbuh di antara mereka setiap hari.

.....

Nab sudah melangkah keluar meninggalkan kelas studinya. Sekarang ia sedang menunggu jemputan suami tercinta. Tidak perlu menunggu lama. Mobil yang dinanti oleh Nab melaju mendekat.

" Assalamualikum Nab" ucap Fahran memberi salam.

" Waalaikumsalam Kak" jawab Nab dengan sumbringah

" Maaf ya Nab, sudah membuat menunggu lama"

" Tidak Kak,Nab baru saja selesai kelas Kak"

" Ya sudah, kalau begitu mari kita pulang"

Akhirnya mereka memilih melajukan mobil dan meninggalkan halaman kampus.

....

Saat mereka berada di perjalanan pulang, Fahran merasa Nab lebih tenang. Nab tiba-tiba terdiam dalam keheningan yang mengganggu Fahran. Melihat ekspresi wajah istrinya yang sedikit pucat, Fahran bertanya dengan khawatir, "Ada yang salah, sayang?"

Nab menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya menjawab dengan suara gemetar, "Kak, Nab merasa tidak enak badan belakangan ini. Nab merasa pusing dan mual."

Wajah Fahran langsung memperlihatkan kekhawatiran yang mendalam. "Nab mungkin perlu istirahat lebih banyak, sayang. Kakak akan menjaga Nab dengan baik," ucapnya dengan penuh perhatian.

Mereka sampai di rumah dalam keheningan yang tegang, dengan Fahran mengantar Nab langsung ke tempat tidur.

" Nab istirahat saja ya, jika butuh sesuatu minta tolong sama Kakak" tutur Fahran

Ditanggapi dengan anggukan kepala Nab.

" Kakak cari obat penurun panas dulu Nab." tambah Fahran

Setelah Nab istirahat sejenak, Fahran memberikan obat penurun demam dan menemani istrinya sepanjang malam.

Malam hari berlalu, gejala Nab tidak kunjung membaik. Sama seperti pagi ini Nab sudah sekian kali nya mengalami mual. Hal tersebut membuat Fahran tambah khawatir dengan keadaan Nab.

" Nab kita periksa kedokter ya, Kakak Khawatir dengan kondisi Nab yang seperti ini. Kakak takutt terjadi apa-apa terhadap Nab" ucap Fahran akhirnya memutuskan untuk membawa Nab ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

" Tidak usah Kak, Nab baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhwatirkan ini cuma demam biasa" tolak Nab atas ajakan Fahran

" Tidak bisa Nab, ini sudah sangat menyiksa Nab. Sedari malam tadi Nab seperti ini. Ini sudah tidak bisa dibiarkan Nab" kekeh Fahran

" Kak,yakin sama Nab ya. Nab masih kuat ini" Nab masih tidak ingin diajak ke dokter.

" Nab tidak boleh begini ya, nanti keadaan tambah parah sayang. Lebih baik sekarang kita ke dokter aja ya" ajak Fahran kembali

" Ya sudah Kak, Kalau ini yang terbaik. Ayo" akhirnya Nab mengalah.

Setelah dirumah sakit mereka mengantri panggilankeruangan dokter untuk melakukan beberapa tes, dokter memberikan kabar yang mengejutkan kepada mereka.

"Fahran, Nab, saya punya berita baik dan berita yang mungkin mengejutkan. Yang pertama, Nab sedang hamil. Selamat!" ucap dokter dengan senyum hangat.

Fahran dan Nab saling bertatapan dengan campur aduk antara kebahagiaan dan kekhawatiran. "Dan berita yang kedua, gejala yang Nab alami adalah karena awal kehamilan yang sedikit tidak stabil. Sebab usia Nab yang terlalu dini untuk hamil. Namun, kalian jangan khawatir ya. Ini Normal saja. Maka saya berharap kalian bisa menjaga janin yang rentan ini. Dan dengan perawatan yang tepat, semuanya akan baik-baik saja," tambah dokter dengan penuh pengertian.

Mendengar ucapan dokter mereka saling tatap dan berpegangan tangan dengan erat.

"Ya Allah,terima kasih Engkau telah menitipkan janin kedalam rahim hamba. Izinkan hamba untuk merawat dan menjaga janin ini hingga lahir" Nab membatin sembari mengelus perutnya yang masih rata tersebut.

" Terima kasih sayang. Selamat sebentar lagi kita akan menjadi orang tua. Semoga bayi kita sehat dan berkembang dengan semestinya. Aamiin Ya rabb" pinta Fahran

" Aamiin"

Air mata bahagia mengalir di wajah mereka berdua, disusul dengan pelukan erat sebagai ungkapan kebahagiaan dan rasa syukur. Mereka berdua menyadari bahwa meskipun ada tantangan yang akan mereka hadapi, kehadiran sang buah hati akan menjadi anugerah yang tak ternilai bagi keluarga kecil mereka.

END
.....

Assalamualaikum wr. wb. dan selamat malam semua. Gimana kabar kalian semua?
Dan gimana pendapat kalian cerita ini sudah end?

Nabirra dan segala dunia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang