6

893 83 9
                                    

Seminggu berlalu pernikahan Nabirra dan Fahran. Rutinitas yang dijalani mereka pun masih sama. Mereka sama seperti pasangan suami istri pada umumnya. Namun, untuk bercanda gurau dan mengobrolkan aktivitas sehari-hari pun mereka belum terbiasa. Keseharian mereka diawali dengan shalat subuh berjamaah bersama Mami Sal dan Papi Ron maupun mereka shalat berjamaah di kamar mereka. Setelah itu mereka menyibukan diri dengan aktivitas-aktivitas seperti kuliah dan lainnya.

Lalu sesampainya malam hari pun mereka berada di kamar untuk mengistirahatkan diri dari kelelahan yang mereka rasakan.Masih tidak ada juga pembahasan dan obrolan apapun. Mereka menjalani peran dalam berumah tangga di atap yang sama tapi dengan rasa yang asa. Mungkin saja sebab terlalu banyak menghabiskan waktu diluar Nab yang sibuk akan jadwal perkuliahannya karena cuti yang ia ambil saat pernikahan dan begitu juga dengan Fahran yang kini sudah mulai bekerja di perusahaan keluarga Narendra. Dan juga perkuliahan yang juga kewajibannya.

Malam ini tidak seperti biasanya, Nab yang dulu hanya menanti kepulangan Mami dan Papi. Sekarang juga harus menunggu Fahran. Dan juga kalau biasanya ia sendirian menjadi penguasa kamar. Sekarang ia sudah membaginya kepada orang yang kini berstatus suaminya.

Nab duduk di meja belajar, ia terlihat santai membaca novel. Walau sebenarnya ia merasa gugup. Ia tidak biasa membagi kamar apalagi dengan lawan jenis. Nab masih sendirian, Fahran sepulang dari kampus memilih untuk kekantor melakukan meeting pertamanya dan sudah memasuki maghrib pun Fahran belum kembali.

Nab pun memanfaatkan moment ini dengan mandi dan melaksanakan shalat Maghrib dikamar. Selasai melaksanakan shalat Nab berdoa.

" Ya Rabb , berikan hamba kekuatan agar bisa menghadapi semua ini, serta tumbuhkanlah rasa cinta karena-Mu di hati hamba ini untuk Kak Fahran. Jadikan rumah tangga kami sakinah mawaddah wa rahmah, aamiin ya rabbal
alamin" demikian rintihan hati Nab, ia hanya nanti berdoa untuk rasa yang tidak mengenakkan di hatinya. Setelah selesai berdoa ia naik ke atas kasur membaca zikir rutinnya hingga tertidur.

Tok tok tok

Terdengar  pintu kamar di ketuk berulang kali namun tidak ada yang membukanya. Fahran berinisiatif untuk terus masuk dan mengucapkan salam. Hening, terlihatlah olehnya Nab yang sedang tertidur pulas. Mungkin Nab sangat kelelahan karena mereka seharian tadi tidak beristirahat. Nab tidak mengenakan selimut, setelan gamis dan kerudung lengkap masih menghiasinya. Namun, ada sedikit hal yang mengganggu penglihatan Fahran yaitu muka tenang dan keanggunan istrinya saat tertidur. Hati Fahran terbesit melihat Nab. Ia segera memalingkan wajah. Fahran mengambil handuk, dan tak lupa pula membawa baju ganti lalu masuk ke kamar mandi yang memang berada didalam kamar Nabirra.

....

Pukul 05.00 pagi, Nab menggeliat ringan dan menguap. Ia hendak melakukan shalat subuh. Ia pun menghidupkan lampu yang terletakdi samping kasurnya dan melirik ke sebelah kiri.

"Astagfirullah" Nab terpekik agak sedikit keras. Ia terkejut melihat seseorang lelaki di sampingnya. Fahran pun terbangun.

" Ada apa? Kenapa berteriak Nab? "tanya Fahran dengan mata setengah terbuka.

" Ma.. maaf kak, Nab hanya terkejut." jawab Nab terbata.

" Lain kali ga boleh gitu ya Nab. Nab harus terbiasa terbangun melihat aku ada di sampingmu. Kalau seperti ini terus menerus. Ini sangat menggangu orang lain" Fahran berbicara sedikit ketus.

Dan Fahran memilih berwudhu dan shalat dimasjid bersama Papi Ron tanpa berpamitan kepada Nab.

.....

Matahari sudah sepenggalah naik. Nab baru selesai membantu Mami Sal menyiapkan sarapan.

" Seharusnya kamu tidak membantu Mami memasak Nab, siapa tahu suamimu membutuhkan bantuan." Kata Mami Sal setelah mereka selesai meletakkan berbagai macam makanan di atas meja makan.

Nabirra dan segala dunia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang