7-S2

352 58 2
                                    

"Om, itu milip Om."

"Mana ada, anjir! Gantengan gue, lah. Masa muka gue yang cakep kayak Jefri Nichol gini disamain sama si opet."

Sejak tadi, Kevin ingin sekali membuang Farza ke lubang buaya. Kata Kevin, Farza tuh kayak nyamuk ngeselin minta ditabok.

"Siapa, Om?"

"Apanya?"

"Itu."

"Apaan, sih?!"

"Ndak tau," sahut Farza polos dan langsung menonton televisi lagi.

"Sumpah ya, lo pen-"

"Belum punya anak aja gitu, gimana mau jadi suri tauladan buat anak kita nanti?" potong Zia menatap Kevin jengkel.

"Eh, udah bangun. Nggak kok, aku cuma bercanda."

Dasar Kevin, bisa aja dia ngeles kayak bajay. Giliran ada Zia sok manis, giliran nggak ada Zia kayak gorila lepas kandang. Ibaratnya, Zia itu pawang dan Kevin adalah monyet.

"Om Kepin belum mandi, ya?" tanya Farza sambil menatap Kevin dengan tatapan jijik.

"Kenapa? Nggak suka?" balas Kevin galak, tapi Farza tak ambil pusing.

"Pantesan Om bau tanah," jawab Farza santai lalu menyandarkan tubuhnya ke bahu Zia.

"Bagus Za, aunty suka gaya kamu." Zia tersenyum lebar sambil mengacak rambut Farza gemas.

"Gila ya lo. Ya Allah, Kevin nggak kepengin punya anak kayak Farza. Soalnya Kenzo ngeselin banget, ya Allah....," ucap Kevin dramatis sambil menadahkan kedua tangannya.

"Om jahat!" seru Farza menatap Kevin sangar.

"Bodo am-"

"Mandi!" potong Zia dengan nada tinggi.

"Tapi Zi, ak-"

"Aku bilang mandi." Zia berkata dengan nada final dan dengan langkah malas, Kevin melangkah menuju kamar mandi. Wajahnya ditekuk layaknya duit lima puluh ribu akhir bulan. Zia dan Farza hanya tertawa melihat wajah Kevin yang merengut layaknya jeruk kejemur alias keriput.

"Aunty, Umma kok belum pulang, sih?" tanya Farza sambil memindahkan channel televisi.

"Aunty juga ga tau. Kita video call aja, yuk?" ajak Zia.

"Apaan itu?" tanya Farza penasaran karena baru mendengar kata itu.

"Kamu tunggu di sini, ya." Zia bangkit menuju kamar untuk mengambil ponsel.

"Mandi yang bener, jangan asal kena air aja." Zia mengingatkan Kevin yang sedang berada di kamar mandi.

"Iya, Zi. Jangan lupa siapin minyak telon aku."

"Abisin dulu yang ini, jangan buka yang baru." Kadang Zia pusing sendiri menghadapi suami seperti Kevin karena permintaannya yang aneh-aneh. Kevin pun sebelum tidur harus minum susu kotak terlebih dahulu semenjak menikah dengan Zia. Kalau habis mandi harus pake minyak telon dan sebelum tidur. Emang ya, nikah sama Kevin itu menyusahkan sekali. Tapi, gitu-gitu juga, Zia sayang. kok.

Tak lama, Zia datang menghampiri Farza dengan membawa ponsel miliknya.

"Yuk, telepon Umma."

Zia menekan tombol video call. Memang
tersambung dengan Nab, tapi malah Nab menolak panggilannya.

"Yah, Ummma Za nggak angkat teleponnya," kata Zia.

"Hua... Ummma! Farza mau ke mama!" Farza mulai menangis, membuat Zia kelimpungan.

Tiba-tiba, notifikasi di ponsel Zia berbunyi dan berhasil mendapatkan perhatiannya.

Nabirra
Zii, titip Farza dulu ya. Kita lagi di toko kue karena hari ini Kenzo ulang tahun. Maaf ya.

Nabirra dan segala dunia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang