3

934 75 2
                                    

Discalaimer!!!
Warning!!
Cerita ini 100% fiksi.

Waktu Weekend telah tiba. Ini saatnya Nabirra menghabiskan waktu bersama orang tuanya. Mereka selalu menikmati suasana libur dengan seksama. Entah itu hanya di ruang tamu menonton bersama atau juga jalan-jalan menghirup udara segar rumah bahkan liburan ke puncak bersama. Namun kali ini mereka lebih memilih di rumah saja sembari bersantai di tepi kolam yang merupakan tempat ternyaman Nabirra saat berada di rumah.

" Nab " panggil Papi Ron.

"  Ada apa Pi?" tanya Nab kemudian.

" Kemaren malam. Nab, tahu kan Papi dan Mami ketemu om Nayan dan Tante Via?" Nab mengangguk mengiyakan.

" Disana kami berbincang-bincang banyak hal dan seketika Tante Via berucap dan bermaksud ingin menjodohkan Nab dengan putranya yaitu Fahran" Nabirra terkejut.

Wajah nya sedikit memucat mendengar Papi Ron menyebutkan nama Fahran. Mami Sal yang duduk disamping Nab pun mengusap punggung tangan Nab untuk menenangkan Nabirra yang merasa terkejut akan ucapan Papi Ron.

" Tapi Pi, kuliah Nab gimana?" Papi Ron paham apa yang ada dipikiran dan penolakan secara halus purtinya.

" Nab tenang aja, setelah menikah Papi pastikan Nab masih bisa kuliah. Soalnya yang pemilik kampus Nab kan keluarga Pramudya yang sekarang dikelola oleh Tante Via." Nab tertunduk lesu.

" Nab kamu anak satu-satu nya Papi dan mami. Mami dan Papi cuma ingin yang terbaik untuk Nab. Mungkin ini sangat sangat mendadak dan menyiksa bagi Nab. Tapi kami ga mau Nab terjerumus ke sesuatu hal yang tidak diinginkan karena pergaulan sekarang yang tidak sehat nak. Papi sangat menyayangi Nab,papi juga khawatir tentang keamanan dan kesejahteraan kamu. Dan kami rasa dengan adanya Fahran,kami bisa tenang. Nab ada yang menjaga saat kami sibuk dengan kegiatan dan pekerjaan Mami Papi." lanjut Papi.

Nab mengerti akan apa yang dikhawatirkan orang tuanya. Semua itu masuk akal. Tetapi ia tidak bisa menepikan pikiran yang menjadi beban baginya. Apakah ia bisa mencintai suaminya nanti?Apakah ia masih bisa menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-temannya?Ataukah masa dan waktunya hanya tertuju pada suaminya nanti? Dan lebih parahnya lagi calon suaminya seorang Fahran Pramudya yang terkenal dengan muka datar dan sikap dinginnya yang sedingin es di kutub selatan.

Sementara selama ini waktu Nabirra selalu hanya untuk teman-temannya dan keluarganya saja. Dan Nabirra tidak bisa membayangkan setelah menikah ia harus bisa membagi waktunya untuk mengurus dan melayani suaminya.
Nabirra menarik nafas dalam.

"Pi, Nab belum siap." ujarnya lirih.

Papi menatap Nab lekat. Nabirra yang ditatap lekat pun merasakan tubuhnya gemetar. Sungguh sedikit lagi air mata akan menetes.

" Nab tidak akan pernah siap jika Nab tidak mencobanya nak. Untuk kali ini, Papi hanya ingin kalian saling mengenal saja dulu." Akhirnya Nabirra mengangguk kecil.

Papi benar-benar serius akan keputusannya. Tidak mungkin nabira menolak keinginan papi. Nab gitu menyayangi kedua orang tuanya. Ia tidak ingin mengecewakan orang tuanya, apalagi menyakitinya.

....

Langit sudah menggelap dan menandakan malam akan datang. Nab mendengar ketukan pintu dari pintu kamarnya. Ia berdiri segera membuka pintu. Tanpa Mami yang tersenyum hangat kepada Nab.

"Bersiaplah sayang,malam ini Tante Via dan Om Nayan akan datang bersama anaknya." Nab terdiam. Baru tadi siang, Papinya membicarakan ini. Dan malam ini ia akan bertemu dengan Fahran. Sebenarnya ia belum siap.

" Mi, kenapa mendadak begini? Beri Nab waktu untuk menerima ini dan setidaknya Nab bisa menenangkan diri Mi." Nab hampir menangis dan memelas kepada sang Mami.

Nabirra dan segala dunia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang